Senin, 19 Juli 2010

= BERITA DUKA PENERUS SENI-BUDAYA

http://www.facebook.com/notes/chairil-gibran-ramadhan/berita-duka-penerus-seni-budaya/120631494650235

BERITA DUKA PENERUS SENI-BUDAYA

Studio musik tempat latihan Orkes Melayu Nyanyian Jiwa, terbakar pada pukul 11 siang (Senin, 19 Juli 2010), melahap beberapa alat musik milik OM Nyanyian Jiwa yang dititipkan di sana.Kelompok musik yang dimaksudkan untuk melestarikan musik Melayu-Betawi tahun 1960-an ini pun dinyatakan bangkrut oleh pemilik sekaligus pendirinya, Bang Mathar Moehammad Kamal.Lewat berita ini, saya mengetuk hati rekan-rekan dari segala perbedaan, untuk kiranya dapat membantu beliau selaku penerus budaya kembali membangun apa yang disemangatinya. Bantuan dana sebeberapa pun tentu akan sangat bermanfaat baginya dan dapat dikirimkan ke: Rekening BCA a/n. ANDIENI TAUFIK dengan no-rek: 0281876456 (nol-dua-delapan-satu-delapan-tujuh-enam-empat-lima-enam). Atau hubungi langsung Bang Mathar Moehammad Kamal.Informasi ini saya buat dengan kesadaran sendiri selaku sesama pelaku seni dan tolong sebarkan ke perbagai pihak. Tabe!

Kamis, 15 Juli 2010

= Mathar Moehammad: FORUM KAJIAN JUMATAN (seri 11) sual KREATIFITAS SASTRA BETAWI

Mathar Moehammad: FORUM KAJIAN JUMATAN (seri 11) sual KREATIFITAS SASTRA BETAWI

FORUM KAJIAN JUMATAN (seri 11) sual KREATIFITAS SASTRA BETAWI
Wednesday at 10:01pm

Lam lekom....Ncang, Nciing, Nyak Babe, Abang-Mpo ame sudare-sudare se-Betawi dan juga buat nyang perduli ame Betawi. Saye mau ngajak ngomongin seni budaya maupun sisik melik Betawi buat ngunjukin kalo kite masing ade dan selalu berkarya diantara pergulatan karya sastra dalam bentuk apapun. Untuk itu kite kudu saling sumbang pemikiran.Harepan kite bersame, semoga Allah Swt ngeringanin ati ame badan kite supaye bise hadir pade Jum'at, 16 Juli 2010. Jem 13.30 ampe sebelon menggerip. Tempatnye : Gedong Nyi Ageng Serang (LKB) lantai 6, Kuningan, Jaksel (blkg Gelanggang Mahasiswa Kuningan/Pasar Festival), nyang diomongin sual : KREATIFITAS KARYA SASTRA BETAWI SEBAGAI PENJELAS NILAI-NILAI KEBETAWIAN. Bersama Mpok Cici. A. Ilyas dan Bang Yahya Andi Saputra.Terime kasi banget-banget buat nyang mao perduli en bisa hadir dalem kajian Jumatan.Semoga ada menapaatnye buat kite nyang Betawi & buat kejayaan Indonesia.Tabe,Hormat saye,Mathar Moehammad Kamal.

Minggu, 04 Juli 2010

= PERAN TOKOH BETAWI DALAM PERKEMBANGAN KOTA JAKARTA

Lembaga Kebudayaan Betawi


Lam lekom,sudare2 se-Betawi dan
juga buat nyang peduli ame Betawi. nyok kite ngomongin Betawi tempo
doeloe dan perkembangannye. pade : Jum'at, 02 Juli 2010.
jem : 13.30 ampe kelar
tempat : Gedong Nyi Ageng Serang lantai 6
sual : PERAN TOKOH BETAWI DALAM PERKEMBANGAN KOTA JAKARTA ditunggu dalem kajian Jumatan,
semoga ada manpaatnye buat bangse Betawi & Indonesia.(Mathar MK).

= http://lembagakebudayaanbetawi.com/

http://lembagakebudayaanbetawi.com/about

PROFILE

SEJARAH BERDIRINYA LKB

Lembaga Kebudayaan Betawi ( LKB ) dibentuk berdasarkan usul dan pemikiran dari kalangan masyarakat Betawi dalam Pralokakarya Penggalian dan Pengembangan Seni Budaya Betawi, yang diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan DKI Jakarta pada tanggal 16 – 18 Februari 1976 yang kemudian ditetapkan dalam suatu akta pembentukan Lembaga Kebudayaan Betawi ( LKB ) pada tanggal 22 Juni 1976 dengan para Pendirinya : H. Abdullah Ali, dr. H. Atje Muljadi, H. Effendi Yusuf, SH, Drs. Alwi Mas’oed, H.M. Napis Tadjeri, H. Sa’ali, SH, Drs. H. Rusdi Saleh, H. Hamid Alwi, H. Salman Muchtar, H. Irwan Sjafi’ie, Hj. Emma A. Bisrie, Prof. Dr. Yasmine Z. Shahab dan Husein Sani.

Untuk memberikan landasan hukum yang kuat tentang berdirinya LKB tersebut, maka dibuatkan Akta Notaris dihadapan Notaris M.S. Tadjoedin dengan nomor 145 tanggal 20 Januari 1977.

Mengingat salah satu tujuan LKB adalah membantu Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta dalam penelitian, penggalian, pengembangan dan pemeliharaan nilai – nilai budaya tradisional Betawi, maka Pemerintah Daerah DKI Jakarta pada waktu itu memandang perlu untuk menetapkan berdirinya LKB dengan suatu Surat Keputusan, sebagaimana yang ditetapkan dalam Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah KDKI Jakarta No. 197 tahun 1977 tentang Pengukuhan Berdirinya Lembaga Kebudayaan Betawi ( pada waktu itu dijabat oleh Gubernur Kepala Daerah KDKI H. Ali sadikin ). Sesuai dengan AD/ART, kepengurusan LKB dipimpin oleh seorang Ketua Umum yang diangkat oleh Badan Pendiri, dibantu oleh para Ketua, Sekretaris, Bendahara, serta Bidang – bidang sesuai dengan program kerjanya, yaitu :

- Bidang penelitian dan pengembangan, termasuk didalamnya:

Unit dialek dan folklor, unit teater, unit tari, unit musik dan unit pencak silat;

- Bidang pagelaran dan pementasan;

- Bidang publikasi dan dokumentasi.

Periode kepengurusan LKB ditetapkan selama tiga tahun dan dapat diangkat kembali pada periode berikutnya dan bertanggung jawab kepada Badan Pendiri.

Sebagai lembaga yang berorientasi pada masyarakat Betawi, khususnya seni budaya Betawi. LKB juga tergabung dalam Badan Musyawarah Masyarakat Betawi ( BAMUS Betawi ) yang merupakan induk dari semua organisasi yang bersifat ke – Betawi – an.

Sejak berdirinya, LKB telah mengalami beberapa kali penggantian Ketua Umum, yaitu : HM. Napis Tadjerie, dr. H. Atje Muljadi, H. Effendi Yusuf, SH, Drs. H. Rusdi Saleh, H. Zainal Abidin, H. Benyamin, S, Hj. Emma A. Bisrie, H. Biem T. Benjamin, BS.c,MM.

VISI & MISI

VISI

Lembaga Kebudayaan Betawi menjadi Laboratorium dan Lembaga Ketahanan Adat Istiadat Seni Budaya Tradisional Betawi.

MISI

  1. Memperkuat keberadaan Organisasi agar memiliki Power Off Bargaining.
  2. melestarikan, membina, mengembangkan dan mengamankan Budaya Tradisional Betawi.
  3. Memberdayakan pelaku seni Budaya Betawi secara professional untuk peningkatan taraf hidup dan kesejahteraannya.
  4. Memperkuat jaringan kemitraan dalam lingkup nasional dan internasional.
  5. menjadi kontributor Budaya tradisional bagi kekayaan khazanah Budaya Bangsa.

Nama – nama Badan Pendiri LKB :

  1. H. Effendy Yusuf, SH
  2. dr. H. Atje Muljadi
  3. Drs. H. Rusdi Saleh
  4. H. Salman Muchtar
  5. H. Irwan Sjafi’ie
  6. Hj. Emma A. Bisrie
  7. Prof. Dr. Yasmine Z. Shahab
  8. Husein Sani
Dasar hukum
-Akte Notaris No:145 tanggal: 20 Januari 1977 tentang Pendirian

Lembaga Kebudayaan Betawi (LKB)

-Keputusan Gubernur Kepala Daerah Khusus Ibukota Jakarta

No.197 tahun 1977 tentang Pengukuhan Berdirinya

Lembaga Kebudayaan Betawi

= Website Budaya Betawi

http://www.budayabetawi.com/

Lembaga Kebudayaan Betawi (LKB) berpartisipasi optimal pada kegiatan Pekan Raya Jakarta (Jakarta Fair) 2009. Tahun ini sengaja LKB lebih utuh dan solid. Paling tidak ada tiga mata kegiatan yang digelar. Pertama menampilkan stand Rumah Betawi yang berlokasi di sebelah Hall D. Di stand ini LKB menampilkan berbagai hasil aktivitas masyarakat Betawi, seperti menjual ragam kuliner Betawi, khususnya kue-kue kering. Ada juga minuman segar, bir Pletok. Kedua, berpartisipasi aktif pada Karnaval Jakarta Fair yang digelar hari Senin dan Rabu selama Jakarta Fair berlangsung. Karnaval ini baru perdana diadakan oleh Panitia Jakarta Fair, melibatkan hampir semua peserta Jakarta Fair. Sementara itu LKB menampilkan kesenian Ondel-Ondel dan Penganten Sunat pada karnaval itu. Ketiga, LKB juga berpartisipasi pada pentas kesenian di panggung hiburan Pasar Gambir, dengan menampilkan aneka ragam kesenian Betawi, seperti Topeng Betawi, Lenong, aneka tari Betawi, Lipet Gandes, dan sebagainya. Tujuan didirikannya LKB tak lain adalah mewujudkan seni budaya Betawi yang menjunjung tinggi persaudaraan, kepedulian, kegotongroyongan, kekompakan, dan kemandirian dalam upaya meneguhkan kota Jakarta sebagai kota budaya bertaraf internasional. Tujuan itu terpatri dalam program utama mengembangkan dan mengapresiasi seni budaya Betawi agar diterima dan dicintai oleh masyarakat ibukota dan masyarakat Nusantara pada umumnya; mensejahterakan seniman dan budayawan Betawi; mempertegas jatidiri kota Jakarta dengan budaya Betawi dalam interaksi antar etnis yang multikultur; dan turut serta menciptakan masyarakat Jakarta yang harmonis dan multikultur.

Ruang lingkup kerja LKB memang tak hanya terbatas pada wilayah administratif Provinsi DKI Jakarta saja, namun mencakup keseluruhan wilayah budaya Betawi. Wilayah budaya Betawi kini berada pada wilayah administrasi Provinsi DKI Jakarta, kota dan kabupaten Tangerang, kota dan kabupaten Bekasi, kota Depok, dan beberapa kecamatan di kabupaten Bogor seperti Cibinong. Yang masih terasa kental pada ekspresi kebudayaan di tempat-tempat ini adalah bahasa dan perilaku. Jadi, kini Orang Betawi bertempat tinggal menyebar di tiga propinsi yaitu Provinsi DKI Jakarta, Banten (kota dan kabupaten Tangerang), dan Jawa Barat (kota dan kabupaten Bekasi, kota dan kabupaten Karawang, kota Depok, dan kabupaten Bogor). Orang Betawi berdasarkan statistik BPS tahun 2002 merupakan penduduk kedua terbesar (27%) setelah Jawa (32%).

Ketua Umum LKB, H. Tatang Hidayat, SH, mengungkapkan saat ini LKB fokus pada program Pelestarian, Pembinaan, Pengembangan, Pemberdayaan, dan Pensejahteraan seniman dan budayawan Betawi. “Saya sebut program LKB saat ini dengan 5P, yaitu Pelestarian, Pembinaan, Pengembangan, Pemberdayaan, dan Pensejahteraan seniman dan budayawan Betawi,” ungkapnya.

Menurut H. Tatang Hidayat, kondisi seni budaya Betawi saat ini persis pada dua jalan yang bertolak belakang. Satu cabang, banyak seni budaya Betawi yang tak dapat diselamatkan dan telah masuk liang kubur, sementara satu jalan lainnya memang mampu berjaya dan mengharumkan citra Kota Jakarta. Sebagai ibukota negara, menurut H. Tatang, sudah sepantasnya Jakarta menjadi barometer bagi perkembangan kota di Indonesia. Di bidang politik, Jakarta menjadi pusat pemerintahan yang mampu memperlihatkan kinerja birokrasi yang modern. Segala sesuatunya dilakukan dengan akuntabilitas yang memadai. Begitu seharusnya pula di bidang kebudayaan. Banyak kota di Indonesia yang bisa berperan sebagai pusat-pusat kebudayaan, seperti Yogyakarta, Denpasar, Banda Aceh, Bukittinggi, dan sebagainya. “Akan tetapi, Jakarta sebagai pintu gerbang Indonesia harus memiliki perangkat kebudayaan yang memadai pula. Karena, peradaban sebuah bangsa diukur dengan perkembangan kebudayaannya,” tutur H. Tatang.

Sejak Jakarta Fair atau Pekan Raya Jakarta dicanangkan oleh H. Ali Sadikin pada tahun 1968, praktis keterlibatan LKB pada event besar HUT Kota Jakarta itu relatif tak terlihat. “Seharusnya LKB terlibat pada kegiatan Jakarta Fair dan mewarnainya dengan kekayaan seni budaya lokal, namun senantiasa LKB belum dilihat sebagai lembaga yang dapat memperkuat pijakan kekokohan kota Jakarta,” aku H. Tatang. Itu sebabnya, menurut H. Tatang, mulai tahun ini dan tahun-tahun berikutnya, LKB akan berjuang mewarnai Jakarta Fair dengan nuansa lokal. “Dengan demikian, seniman dan budayawan Betawi dapat diberdayakan yang pada gilirannya dapat mensejahterakan hidup keseharian mereka,” tambahnya.

Seperti diketahui, keterlibatan LKB pada Jakarta Fair tahun 2009 ini antara lain dengan menghadirkan sebagain besar dari unsur budaya Betawi secara utuh. Keutuhan itu dapat ditemukan pada Rumah Betawi yang di dalamnya diupayakan menampilkan wajah seni budaya Betawi, lalu kegiatan karnaval Jakarta Fair dan pentas seni budaya Betawi di panggung Pasar Gambir.

LKB berupaya optimal mewarnai Kota Jakarta dengan seni budaya Betawi dan itu bukan tidak ada dasar hukumnya. Undang-Undang Negara Republik Indonesia No. 29 Tahun 2007 tentang Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta telah sangat jelas memposisikan seni budaya Betawi sebagai kekayaan yang harus dilindungi dan dikembangkan dengan format yang benar dan sinambung. “Jika ada pihak yang masih memandang rendah keberadaan seni budaya Betawi, itu kontraproduktif,” ujar H. Tatang.

Dalam kondisi global yang secara dinamis terus berubah, LKB bertekad melakukan peningkatan performa guna memenuhi amanat dan tuntutan para sesepuh masyarakatnya. Dukungan internal maupun eksternal sangat diperlukan, agar lembaga ini bisa melakukan perubahan. Melakukan perubahan memang tidak bisa seperti membalik telapak tangan. LKB harus melakukan transformasi secara bertahap tetapi juga cepat dan tepat. LKB bertekad menjadi agen perubahan bagi kekokohan dan keberjayaan seni budaya Betawi di Nusantara Mari mampir di stan Rumah Betawi LKB di Jakarta Fair. (Yahya Andi Saputra)

= Mathar Moehammad: DRAMA TARI "SANG SYAHBANDAR PALANG DADA PELABUHAN KALAPA"

Mathar Moehammad: DRAMA TARI "SANG SYAHBANDAR PALANG DADA PELABUHAN KALAPA"

DRAMA TARI "SANG SYAHBANDAR PALANG DADA PELABUHAN KALAPA"

(Sang Syahbandar,tontonan bingungkan sejarah Betawi)
Sabtu 3 Juli saya nonton Drama Trari berjudul Sang Syahbandar Palang Dada Pelabuhan Kelapa di Anjungan DKI Jakarta TMII. Dengan 2 layar lebar disisi panggung,diterangkan dalam synopsisnya sejarah sang Syahbandar. Sayang dalam pagelaran yang didukung puluhan orang tersebut, saya KECELE, gak dapatkan hikmah tentang kesejarahan sang Syahbandar.
Dalam synopsis disebutkan bahwa tahun 1333 Ratu Kiranawati pimpin krajan Tanjungjaya yang kemudian diperistri Surawisesa putra Prabu Siliwangi. Menurut H.Ridwan Saidi, Surawisesa berkuasa tahun 1521-1535,sedangkan Kiranawati wafat 1579. Tanjungjaya sendiri adalah krajan bawahan. Juga dalam synopsis tersebut diterangkan bahwa Ratu Kiranawati mengangkat adipati Yasa Mura (kayaknya nama Jepang) sebagai Syahbandar Kalapa, karena kehebatannya yang mumpuni. Tugasnya cuma jagain keamanan Palabuhan Kalapa?. (beda dengan Wak Item Xabandar Kalapa, dengan penguasaan bahasa Cina dan Portugis mampu mengadakan Pakta Perdagangan dengan Portugis yang dituangkan dalam Prasati Padrao/RS)
Yasamura adalah nama baru yang saya tahu,karena selama ini banyak literature menyebut penguasa Labuhan Kalapa adalah Wak Item dengan jabatan Xabandar Kalapa. Dalam pentas tersebut Yasa Mura pake piso raut,tapi kalo Wak Item gunakan golok dengan rante emas. Jika benar Yasa Mura adalah Wak Item,tentu ada pengetahuan/info baru dalam sejarah Bandar Kalapa. Maka perlu kiranya penulis cerita,sutradara dan produsernya menjelaskan keraguan saya ini. Karena (se-olah2) tontonan ini mau ungkap sejarah Bandar Kalapa dan kota Jakarta. Sejatinya tontonan ini cuma sekedar tontonan belaka. Sebagai kreasi seniman teater dan tari, bolehlah, tapi jika dikaitkan dengan kesejarahan sangat membingungkan. Kalaupun dipaksakan bisa kita sebut karya fiksi ilmiah2an.
Kalau kita gak koreksi berarti kita gak peduli terhadap upaya pelurusan sejarah Betawi dan Jakarta. Setiap pengungkapan cerita sejarah dengan media apapun harus sejalan dengan catatan sejarah bila pementasan bermaksud mengungkap tokoh sejarah dan kesejarahan.
Dalam cerita tersebut,diakhiri munculnya sekelompok orang yang menghancurkan Yasa Mura dan pasukannya tanpa penjelasan rinci sebenarnya ada peristiwa apa ?
Sekarang ini ungkapan sejarah Betawi kerap dimanipulasi demi uang. Ungkapan sejarah Betawi ga peduli lagi dengan fakta dan data sejarah sebenarnya,apalagi untuk mensukseskan sebuah tontonan. Bila terus dibiarkan,maka pada akhirnya sejarah Betawi akan dianggap sebagai dongeng belaka dan bebas dipentaskan lewat media apapun karena dianggap sebagai tontotan yang menghibur saja. Ooooh…Betawi.. Nasibmu akan malang nantinya….(TMII,3 Juli 2010/MMK)

Kamis, 01 Juli 2010

= Catatan Mathar Moehammad: KADO KOTA JAKARTA ke-483 : MENGUNGKAP KEBENARAN SEJARAH TANGGAL LAHIR KOTA JAKARTA

Catatan Mathar Moehammad: KADO KOTA JAKARTA ke-483 : MENGUNGKAP KEBENARAN SEJARAH TANGGAL LAHIR KOTA JAKARTA

KADO KOTA JAKARTA ke-483 : MENGUNGKAP KEBENARAN SEJARAH TANGGAL LAHIR KOTA JAKARTA
21 Juni 2010 jam 19:58

22 Juni Hari Ulang Tahun siapa ? Kota Jakarta sudah memasuki 483 tahun berdasarkan perhitungan lahirnya, yakni 22 Juni 1527,banyak orang Betawi atau Jakarta yang meyakini tanggal kelahirannya ini. Seperti halnya kebanyakan orang Betawi yang gak mau tahu tanggal & hari lahir, setuju saja tanggal 22 Juni sebagai HUT Jakarta. Kota Jakarta, mungkin karena benda mati, gak tahu dan setuju saja ketika ditetapkan 22 Juni 1527 sebagai kelahirannya tanpa menguji lebih jauh. Sebagai generasi kritis, sudah waktunya kita bertanya, 22 Juni yang ulang tahun siapa? Kenapa ? Budayawan Betawi yang baru saja ditetapkan Universiti Kebangsaan Malaysia sebagai Sejarahwan & Budayawan Betawi, Drs.H.Ridwan Saidi, ternyata sejak tahun 1988 sudah mengajak banyak pihak menguji kebenaran penetapan tanggal 22 Juni sebagai kelahiran kota Jakarta, tapi selalu diabaikan.Bahkan oleh Tokoh-tokoh Betawi.

Kita tengok kebelakang selintas, akan kita dapati prosesi sejarah Bandar Kalapa yang sejak abad XV sudah menjadi bagian dari kekuasaan Kerajaan Sunda Pajajaran. Pada tahun 1520, Kerajaan Sunda Pajajaran mengutus Wak Item orang dari Kerajaan Tanjung Jaya yang juga merupakan bagian dari kerajaan Sunda Pajajaran. Disebut Wak Item,karena berpakaian serba item (hitam) seperti suku Baduy.Wak Item disebut juga Batara Katong, karena memakai mahkota dari emas. Kemudian Cirebon fitnah Wak Item sebagai penyembah berhala.

Dalam kajian sejarah, Wak Item merupakan proto manusia Betawi (sebelum dipastikan sebagai suku Betawi). Wak Item ditugaskan sebagai Xabandar (syahbandar) Bandar Kalapa atau dikenal Pelabuhan Sunda Kelapa. Ada pula menyebut, Fatahillah menyerbu Kalapa dengan maksud meng-Islam-kan penduduk Labuhan Kalapa. Padahal orang-orang Betawi sendiri telah menjadi Islam oleh Syekh Hasanuddin Patani pada Abad XV, mulai dari pesisir Timur Pulo Kalapa sampai Tanjung Kait di barat. Asalnya memang orang Betawi monoteistik (sejak Abad V) seperti dalam temuan Batujaya, Lalampahan, Bujangga Manik, Syair Buyut Nyai Dawit. Monoteisme leluhur Betawi dihajar Tarumanegara pada abad IV (Wangsakerta), tapi Pajajaran tidak ganggu, baik ketika masih monoteistik maupun setelah menjadi Islam. Bahkan Prabu SIliwangi memproteksi Pesantren Syekh Hasanuddin Patani (Babad Tanah Jawa, Carios Parahiyangan). Jadi tidak benar pada tahun 1527, Fatahillah menyerbu Wak Item & orang Betawi di Labuhan Kalapa, karena alasan mereka penyembah berhala.

Menurut F.De Haan (1932) dalam buku “Oud Batavia” tugas-tugas Xabandar adalah : mencatat keluar masuk kapal, memenej bisnis dan mencatat jumlah penduduk. Dalam Prasasti Padrao dijelaskan adanya perjanjian antara Kerajaan Sunda Pajajaran dengan Portugis, antara lain berisikan : Portugis diberi hak membangun loji atau benteng disekitar Bandar Kalapa. Pada 1522, Wak Item teken perjanjian dengan Portugis yang merupakan perjanjian imbal beli : lada ditukar meriam. Wak Item meneken perjanjian PADRAO (baca padrong), dengan membubuhkan huruf WAU dengan khot indah.

Pelabuhan Sunda Kelapa adalah pintu masuk perdagangan yang ramai pada jaman itu, sehingga merangsang pihak manapun untuk menguasainya. Fatahillah kemudian menjadi utusan Sunan Gunung Jati untuk merebut Bandar Kalapa. Kemenangan Fatahillah 22 Juni 1527 dijadikan sandaran menetapkan perubahan Sunda Kelapa menjadi Jayakarta dan kemudian berubah menjadi Jakarta. Kemenangan ini disebut “Fathan Mubina” kemenangan besar dan nyata, dan Fatahillah disanjung sebagai pahlawan, kemudian tanggal kemenangannya ditetapkan sebagai hari ulang tahun kota Jakarta.Bisa dipastikan Fatahillah adalah pahlawan bagi orang Cirebon, tapi tidak sebagai pahlawan bagi orang Betawi. Dari folklore yang masih hidup di sementara kalangan penduduk Bogor asli penaklukan oleh Fatahillah disebut sebagai perang Betawi. Perang Penaklukan ini menelan korban yang tidak sedikit anatara lain, musnahnya 3.000 rumah yang dirusak oleh Fatahillah (de Quoto: 1531), tewasnya Wak Item atau Batara Katong versi naskah Cirebon beserta puluhan pengawal Labuhan. Daerah Mandi Rancan dikosongkan dari penduduk asli dan menjadi puing-puing reruntuhan belaka sampai Pangeran Jayakarta menjualnya pada Belanda pada 1602.( Kampung Betawi.com)

Benarkah tanggal 22 Juni sebagai ketetapan tanggal kelahiran yang teruji sejarah dan jadi acuan Pemerintah Kota Jakarta ? Penggagas penetapan hari kelahiran Jakarta adalah Sudiro,Walikota Djakarta Raja (1953) dan tahun 1958-1960 sebagai Kepala Daerah Swatantra Tingkat.I Kotapradja Djakarta Raja. Pada saat berkuasa itu, Sudiro meminta kepada Mr.M.Yamin, Sudarjo Tjokrosiswono (wartawan) dan Mr.DR.Sukanto (ahli hukum adat/sejarahwan) untuk melakukan pengkajian sejarah kelahiran kota Jakarta yang akan ditetapkan sebagai HUT Jakarta dikemudian hari.

Sukanto dalam penelitiannya menggunakan perhitungan berdasarkan almanak Jawa dan Islam, karena dianggap Fatahillah adalah Muslim yang menghormati adat Jawa. Almanak Jawa digunakan berdasarkan penghitungan masa panen. Untuk itu Sukanto “memperkirakan” nama Djakarta diberikan beberapa bulan setelah Maret 1527, berkaitan dengan mangsa panen. Sementara Prof.Dr.Husein Djajadiningrat meragukan tanggal satu mangsa kesatu pada 1527 jatuh pada 22 Juni Masehi.

Dr.J.A.Brandes, ahli kebudayaan Jawa, menetapkan masa panen adalah mangsa kesepuluh (Kasadasa) yang jatuh pada 12 April sampai 11 Mei. Djajadiningrat menyatakan bahwa berdasarkan penanggalan Islam selalu dikaitkan dengan hari besar Islam atau bulan-bulan Hijryiah. Patut diperhatikan bahwa bulan Rabiulawwal 933 H berlangsung sampai tanggal 4 Januari 1527. Sehingga ada kemungkinan penggantian nama Sunda Kelapa menjadi Jayakarta oleh Fatahillah terjadi antara tanggal 17 Desember 1526 sampai 4 Januari 1527. Menurut Djajadiningrat yang membandingkannya dengan catatan tahun 1880, tanggal satu mangsa kasa (kesatu) jatuh pada 17 Juli (menurut hitungan bintang Weluku) dan tanggal 9 Juli (menurut hitungan bintang Wuluh).
Sementara di desa-desa di Kudus,menurut Bupatinya RMAA. Tjondronegro, penduduk menghitung mangsa kasa mulai kira-kira tanggal 21 Juni. Ada pergeseran 2-3 hari dalam menghitung satu mangsa kasa, yaitu, tahun 1855 sampai tahun 1858 jatuh pada tanggal 22 Juni, tahun 1859 sampai tahun 1861, jatuh pada 21 Juni, sedangkan pada tahun 1947 jatuh pada tangga 23 Juni.

Polemik 22 Juni untuk ditetapkan sebagai hari kelahiran kota Jakarta berlangsung cukup lama. Kemudian A.Heuken SJ menekankan keraguannya terhadap penetapan 22 Juni sebagai tanggal lahir Jayakarta. Didalam kompilasi sumber-sumber sejarah Jakarta abad V (yang tertua) sampai tahun 1630 yang disusun oleh A.Heuken SJ, ditunjukkan bahwa penggantian nama Sunda Kelapa menjadi Jayakarta yang dilakukan Fatahillah yang dijadikan oleh Soekanto untuk menetapkan ulang tahun kota Jakarta “TIDAK TERBUKTI OLEH DATA SEJARAH MANAPUN”. Dengan begitu masihkah ada data bahwa sejarah memberikan informasi kebenaran tanggal 22 Juni sebagai kelahiran kota Jakarta ? (Monalohanda. Arsip Nasional RI)

Soekanto adalah seorang ahli hukum adat, yang masih diragukan metode risetnya. Tapi secara substansial Soekanto sama dengan Djajadiningrat, hanya berbeda pada penghitungan tanggal saja. Soediro sendiri sebagai politisi PNI bermaksud menetralkan suasana panas di Konstituante yang sedang debat masalah Piagam Jakarta 22 Juni 1945. Tanggal 22 Juni diambil sebagai upaya melunakkan MASYUMI saat itu, karena memang PNI yang legowo dan untuk bisa membujuk kompromi dengan MASYUMI di Konstituante 1958. Saat itu HAMKA langsung merespon dan mengatakan Jayakarta dari kata Fathan Mubina yang katanya merupakan khutbah Jayakarta pas menang (tanpa sumber/RS). Bisa dipastikan penetapan tanggal 22 Juni sebagai tanggal lahir Kota Jakarta merupakan kompromi politik PNI dengan MASYUMI.
(uraian Ridwan Saidi kepada penulis pada pertengahan Mei 2010)

Akhirnya diakui oleh Soediro bahwa penetapan tanggal 22 Juni sebagai tanda kelahiran kota Jakarta semata-mata adalah keputusan politik, tanpa mau mengujinya dari sisi pandang manapun beradasarkan fakta ilmiah. Pada Sidang Dewan Perwakilan Kota Djakarta Sementara 1956 diputuskan tanggal 22 Juni sebagai tanggal ulang tahun kota Jakarta hingga sekarang. Sangat disayangkan,tidak ada yang mau peduli benar salahnya tanggal 22 Juni sebagai ketetapan Ulang Tahun Kota Jakarta !!! Sungguh ironis,kota yang jadi pusat kekuasaan,ibukota Negara, warga kotanya mau menerima begitu saja keputusan politik 1956 tanpa kemauan mengkaji ulang kebenarannya. Dengan diterbitkannya SK Nomor.6/DK.Dewan Perwakilan Kota Sementara Djakarta Raja tanggal 23 Februari 1956, ditetapkanlah tanggal 22 Juni sebagai tanggal lahirnya Kota Jakarta. Inilah Keputusan Politik nya.

Prof.Dr.Soekanto menulis buku "Dari Djajakarta ke Djakarta" (1955). Dia bilang Djakarta lahir 22 Juni 1527, saat Fatahillah berhasil kalahkan "MUSUH BESARNYA (UMMAT ISLAM BETAWI)". Kemudian tahun 1955 ketika diadakan Mubes RT/RK se-Jakarta yang usulkan 22 Juni sebagai HUT Jakarta disetuji oleh Soediroo,Walikota Djakarta Raja, walaupun ada anggota Dewan Perwakilan Rakyat Sementara Daerah Djakarta Raja yang minta agar penetapan ditunda hingga tahun 1977.

Soediro dalam sambutannya 22 Juni 1956 juga mengkaitkan HUT Jakarta dengan Piagam Jakarta. Panitia penetapan HUT Jakarta dipimpin oleh M.Masserie (pendiri Kaoem Betawi 1923) dibantu 5 orang anggota yang 2 diantaranya orang Betawi : Jusuf Bandjar dan M.Saat. Keterangan sejarah terdekat bisa dipastikan bahwa data & fakta sejarah kuat tidak mendukung penetapan 22 Juni 1527 sebagai tanggal lahir kota Jakarta. Karenanya penetapan itu harus ditolak, khususnya bagi Kaum Betawi !!!

Patut kita kutip cerita Drs.H.Ridwan Saidi ketika sempat bertemu Pak Prijanto, Wakil Gubernur Provinsi DKI Jakarta. Ridwan bertanya, 22 Juni bapak merayakan apa ? Pak Prijanto menjawab Fatahillah rebut Jakarta (sejatinya Cuma sekitar Labuhan Kalapa.RS) Kemudian kata Ridwan,kalau Fatahillah pemenang dan dirayakan berarti dia pahlawan. Penjahatnya siapa ? Sayang Ridwan Saidi tidak menceritakan jawaban Pak Prijanto. Tentu saja,jangankan Prijanto,bahkan mungkin juga Fauzi Bowo yang orang Betawi pastinya tidak bisa menjawab pertanyaan Ridwan Saidi.(uraian Ridwan Saidi kepada penulis pada awal Mei 2010 mlalui sms)

Menurut Ridwan Saidi, Labuhan Kalapa dikuasai Kerajaan Sunda Pajajaran dan Orang Betawi sebagai pelaksana yang ngurusin Labuhan Kalapa. Pada saat Fatahillah menyerbu Labuhan Kalapa, ada 3.000 rumah orang Betawi yang dibumi hanguskan (menurut buku de Quoto 1531) pasukan Fatahillah yang jumlahnya ratusan. Penduduk Betawi ini kemudian berlarian ke bukit-bukit hidup bagai Tarzan. Menurut Ridwan Saidi, Wak Item sebagai Xabandar Labuhan Kalapa hanya punya pasukan pengikut sebanyak 20 orang. Dengan gigih melawan pasukan Fatahillah, walau akhirnya semua tewas, mati syahid melawan penjajah dari pasukan Koalisi Demak-Cirebon-Banten. Xabandar Wak Item tewas dan ditenggelamkan ke laut oleh pasukan Fatahillah,sementara 20 orang pengikutnya semua juga tewas (Babad Cirebon).
Menurut Ridwan Saidi, tidak pernah ada pertempuran antara Fatahillah dengan Portugis, karena armada Fransisco de Xa tenggelam diperairan Ceylon. Jadi yang menghadapi Pasukan Fatahillah adalah Xabandar Wak Item dengan pengawal-pengawalnya yang berjumlah 20 orang. Bahkan menerut beliau Fatahillah juga dibantu tentara asal Gujarat yang merupakan anak buahnya di Pasai. JJ Rizal dalam Forum Kajian Jumatan menyatakan bahwa Fatahillah melakukan ekspansi militer (tentu dengan pasukan Koalisi Demak-Cirebon-Banten, bahkan menurut H.Ridwan Saidi, dibantu oleh tentara dari Gujarat) dengan motif penguasaan ekonomi di Bandar Kalapa.

Ketika Fatahillah menguasai Bandar Kalapa, maka orang-orang Betawi yang ada, tidak boleh mencari nafkah sekitar Labuhan Kalapa (Hikayat Tumenggung Al Wazir). Kalau kemudian hari orang Betawi membantu VOC menghancurkan kerajaan Jayakarta, adalah wajar karena dendam orang terusir. Pada tahun 1619, kerajaan Jayakarta akhirnya takluk pada VOC karena mendapat bantuan orang Betawi .

Kembali pada kajian penetapan tanggal 22 Juni sebagai kelahiran kota Jakarta, dimana ditetapkan perubahan nama Sunda Kelapa menjadi Jayakarta dan kemudian menjadi Jakarta, ternyata masih misteri dan kita tak usah meyakin-yakinkan diri terhadap kebenaran ini. Sebagai keputusan politik, tentu saja kita masih bisa merubahnya demi kepentingan sejarah dan panutan generasi berikut. Kita jangan ikuti terus apa-apa yang salah,tapi siap untuk memperbaiki dan merubahnya. Atau kita tanyakan saja pada Monas yang tegak ditengah kota Jakarta, sebenarnya dengan data & fakta sejarah mana tanggal 22 Juni Kota Jakarta ditetapkan tanggal ulang tahunnya?

Sebagai penerus generasi Betawi kita ditantang untuk cari tahu, membenarkan pendapat diatas karena putusan politik, atau kita dapatkan fakta baru sejarah Jakarta ini. Bagi kaum Betawi, 22 Juni 1527 bukanlah kemenangan, tapi peristiwa menyakitkan, karena Wak Item dan pasukannya serta kaum Betawi yang 3.000 rumahnya dibumi hanguskan menjadi bukti. Alasan Fatahillah menyerbu Bandar Kalapa dengan alasan agama juga sudah tertolak dengan fakta bahwa Wak Item adalah seorang muslim yang tidak setuju dengan otoritas keilmuan Islam Cirebon. Orientasi keagamaan Islam orang Betawi pada Syech Quro di Krawang, dimana syech Qurro dalam wasiatnya meminta agar Qur'an-nya dikuburkan bersama jasadnya bila dia wafat. Syech Qurro menikahi putri Batujaya dan Prabu Siliwangi yang Bhrahmanis (Hindu) melindungi Syech Qurro dan madrasahnya yang mana suatu saat Prabu Siliwangi menikahi santri Syech Qurro bernama Subang Larang. Menurut Laporan Hotman (1596) tentang Jayakarta, dikatakan ada 3.000 rumah dikosongkan,kota ditinggal karena penduduk mengungsi pada saat penyerbuan Fatahillah.


Dari uraian singkat diatas dapat disimpulkan:

1. Kaum Betawi dibawah Wak Item sudah lebih maju dengan melakukan Pakta Perdagangan dengan
Portugis,dimana Portugis hanya diberi akses sedikit saja .
2. Fatahillah dan pasukan koalisi (Demak,Cirebon & Banten) menyerbu Bandar Kalapa bukan dengan
alasan agama,tapi ingin menguasai pintu perdagangan.
3.Terjadi pembumihangusan kaum Betawi (yang sudah Islam) pada saat itu dan itu berarti Fatahillah
bukanlah pahlawan bagi Betawi,api penjajah bagi Betawi & mungkin pahlawan Cirebon.
4.Penetapan 22 Juni 1527 sebagai tanggal lahir Kota Jakarta dalah kekeliruan,karena tidak ada
sandaran maupun data atau fakta sejarah dari manapun. Kecuali kompromi politik dan menghasilkan
berdasar keputusan politik oleh Soediro tahun 1956

Setelah kita menelisik catatan sejarah,ternyata tak ada satupun faktasejarah yang mendukung penentapan 22 Juni sebagai tanggal lahir Kota Jakarta. Sebagai kaum Betawi, apakah kita tidak peduli bahwa 22 Juni 1527 adalah saat yang menyakitkan bagi kaum Betawi? Haruskah kita terima begitu saja karena kita memang tidak peduli dengan jati diri Betawi.

Sudah selayaknya Kaum Betawi mau menguji ulang catatan tentang sejarah Kaum Betawi, baik mulai dari Situs Batujaya (abad II M) maupun pada saat penguasaaan Bandar Kalapa oleh Wak Item tahun 1522 dan penyerbuan Fatahillah yang dipuncaki 22 Juni 1527.
Terlepas Pemerintah tidak peduli dengan penelusuran fakta sejarah ini, tapi bagi Ras/kaum Betawi di Jakarta dan sekitarnya, kita harus memiliki sikap untuk meluruskan sejarah yang cukup lama dibuat keliru karena keputusan politik yang jadi sandarannya. Mungkinkah kita biarkan hati kita ikut meramaikan perayaan HUT Kota Jakarta 22 Juni,bila kita tahu leluhur-leluhur Betawi gigih berperang melawan koalisi pasukan Demak-Cirebon-Banten yang menghancurkan sendi-sendi kehidupan Bangsa Betawi pada saat itu…?
(mathar moehammad kamal, tenabang/delapan belas Mei 2010/updating ke-2 : 21 Juni 2010)

= Catatan Mathar Moehammad: CATATAN TERCECER MASA KECIL DI KAMPUNG KELAHIRAN GANG KUBUR LAMA TENABANG

Catatan Mathar Moehammad: CATATAN TERCECER MASA KECIL DI KAMPUNG KELAHIRAN GANG KUBUR LAMA TENABANG

CATATAN TERCECER MASA KECIL DI KAMPUNG KELAHIRAN GANG KUBUR LAMA TENABANG
23 Juni 2010 jam 9:44

(1). MAENAN ANAK-ANAK.

Ampir sulit merekontruksi kegiatan masa kecil di Tenabang. Kampung nyang becek,gang cuman selebar beca dan disepanjang bagiannya kuburan yang bebates akhir Kali Krukut. Kampung saye dinamain Gang Kubur Lama,salah satu dari sembilan kompleks pemakaman di Tenabang saat itu, Sekarang tinggal dua Kuburan Muslim & satu Kober.
Sebagai anak kecil,masih inget kreatifitas dalam bermain dan menggunakan alat permainan. Kite pasti lebi kreatip dari anak seumur dijamansekarang. Kite bikin kuda-kudaan,senapan dan pedang-pedangan dari selonjor batang daon pisang. Kalo malem kite bikin lampu dari bekas kaleng caet sekilo nyang didalamnye dikasi lilin. Maenan-maenan ketangkasan juga dengan alat sederhana,seperti Maen Lebon,kalo kala cuma gantian jaga. Ade maenanTok Kadal,nyang kala ngegendong, Dampu Cetok, Galasin, Petak Umpet.
Kreatifitas anak kecil dulu bisa diliat dari alat permainannya,kalo maen gundu gak diitung,kerne masih ade sekarang. Kite bikin mobil-mobilan dari bekas tempat sabun mandi nyang dikasi kelosan bekas benang jait sebagai rodanya. Kalu mau maen rada jauhan,kite bikindari bekas pelek beca didorong ame bambu kecil (stik). Kite dorong keliling kampung,nti ketemu temen-temen laen dan begabung jadi rame berombongan maen keliling dari kampung ke kampung.
Buat nyang hobi gambar,die bikin macem-macem gambar dan malemnye bikin layar tancep mini. Dua bambu ditancep dikasi benang dan kelosan benang,buat pasang gambarnye dan bambu dengan kaen putih dibikin layarnye. Pake lampu cempor,nyang pinter cerite maenan gambar-gambar nyang muncul jadi pelem dilayar.
Temen-temen biar kate tinggal deket kuburan,malah gak ade rasa takutnye. Justru dari lahan kosong dikuburan kite sore ari amaen perang-oerangan atawa bikin ruma-rumaan seperti kempng atawa pikinik. Kalo terang bulan kite maen pedang-pedangan seperti cerita dakem kerajaan. Kalo musim layangan maennye juga di kuburan. Bikin benang asah buat ngadu,pastinye bikin sendiri,janrang beli nyang ude jadi. Kalo ngooyok layangan kite cari bambu panjang diujungnye dikasih rangkaranting puun klingkit.
Deket kampung kite ade nyang namenye gang SS (Jati Bunder),terkenal dengan tanah lempungnya. Kalo bikin kerajinan tangan buat di sekolah,kite pasti ngambil disitu.
Masih banyak yang terlupakan dari masa bermain kanak-kanak,tapi kalo dibanding sekarang,kite miris karena anak sekarang ude keilangan kretifitas dan ekspresi dalam bermain.

Bermain kalu jauh dikit,bisa ikut kereta api sampe Manggarai atau Kampung Bandan. Kalo mau mandi di Pantai Ancol (jaman dulu), naek kereta ampe Kampung Bandan, nyebrang terus susuri muara. Pas diujung muara,kite telanjang semua. Baju celana dijunjung dikepala nyebrangi muara sampe diujung pantai Ancol yang saat itu masi sepi.
Nyang sulit dilupakan waktu mancing ikan di kolan Bundaran HI. Dilarang mancing disitu,tapi namanye anak-anak tetep aje mancing. Kalo keliatan polisi,kite diuber pake mobil patroli (disengajain gak ditangkep). Kalo malem,nyari jangkrik dibawah jembatan Semanggi. Kalo ade Tim Tamu dari luar negeri kite ramne-rame nonton sepakbola di Senayan. Caranya kite pegang aje tangan bapak-bapak untuk masuk lewatin pemeriksaan, sampe atas baru kite kumpul.
Gak bisa juga lupa kalo udeh pade demen pada ikan hias. Kite bikin kolam dibelakang rumah yang sampe atasnya dikasih kaca seperti akuariam. Kacaunya kalo besok ikan-ikan kite ilang,pasti kite datengin temen- temen nyang juga punya kolam. Malemnye gantian kite colong ikannye.Kalo kumpul dan cerita ilang ikan-ikannye kite diem aje.
Masa kanak-kanak yang hilang gak bisa juga kita ulang untuk anak-anak kita yang begitu akrab ama hasil indutri. Bahkan teknoloji maju bikin mereka lebih cepat dewasa sebelum waktunya tapi mentah dalam sisi mental. (Jakarta, 1970)

(2) KENAKALAN ANAK-ANAK

Tinggal deket kuburan gak ngaruh buat kita.Khususnya anak aslinya. Juga gak ikut-ikutan kalo ade yang nguburin,seperti ngejedok,apelagi minta-minta. Juga gak ade nyang usaha jagain atau rawat kuburan.Paling keisengan muncul kalo ade keranda bambu nyang ditinggl abis nguburuin. Temen-teman pada malam ari akan ambil keranda itu, dikasih kertas dan dibawa keliling. Hasilnye lumayan,emak-emak pade nyiram kite pas lewat dan die kaget. Terakhir tu keranda kite geletakin dijalanan buat nakuitin orang gede.
Kalo giliran nonton layar tancep (biasanya boleh kalo malam minggu),pasti kite jail. Lewat tenge malem,ude banyak nyang tidur dan kite emang bawa antawali nyang paitnye kebina-bina. Kite tumbuk ujungnye supaye ade aernye terus kite tetesin dimulut orang tidu. Biasanye pas berasa die pasti mabur pulang.
Kalo ade orang pelit,khususnye ame buah nyang pas musimnye banyak banget. Pasti kite kerjain, apalegi ade orang nyang buah mangganye jato pas kite lewat die minta lagi, Sore kite rapat atur siasat dan kira-kira jem sembilan malem,kite beraksi. Gak kepalang tanggung kite b.rsiian tuh puun. Nyang gede, mengkel,muda,bahkan nyang pentil kite turunin. Kite bagi-bagi ame siape aje nyang mau. Besoknye geger kerne nyang punya bingung puun mangganye bersih gak ade buahnya.

Keisengan lain,kite bikin alat ngagetin dari duit logam nyang bolong tengenye. Diiket dengan karet ditarik pada ujung-ujungnye ditaro dikaleng bekas susu. Kite iket lagi ame tali rami panjang dan geletakin ditenge jalan. Bisanya ade aje nyang kesandung, dan tali menarik uang logam yang berputar dikaleng, bunyinye pasti ngagetin.
Kalo ngejailin temen nyang tidur dilanggar,supaye bikin kapok,biasanye kite pindain kedekat tempat wudhu atau masukin ke bedug. Kadang belon subuh mereka mendusin dan kaget langsung ngacir kerume nye.Nakut-nakutin orang pake gedebong pisang diklasih kain puti juga pernah. Kita gantung dipuun kasih tambang dan kalo ade nyang liwat kite lepas. Gedebrukk..dan orang itu langsung lari. Namenye juga anak-anak kreatif,ade aje kenakalan yang kite bikin yang cuman bikin kite ketawa.
Tapi ade juga waktunye kene batunye. Suatu malem saye pulang dari rume temen rada gerimis. Kerna becek,biar ada rasa takut,gak mau lari karena takut kepleset,jato. Umumnye orang tue nasehatin kalo jalan malem jangan tengak-tengok. Gak tau gimane,saye pengen nengok aje. Bener aje,pas nengok,diatas puun jambu aer deket rume,ade nyang ngejeglek. Langsung lari sekenceng-kencengnye dan akibatkan pintu rume jebol saye tubru, gak bisa ngomong ape-ape sampe dikasi minum ame nyak saye.(Jakarta,1969)

(3) ANAK ENDONAN

Sejak taon 60-an,kate orang diujung kampung aye banyak orang endonan dari Jawe. Dipinggir Kali Krukut,dibawah ujung kuburan ade deretan rume nyang dihuni orang dari Cirebom.Indramayu dan laennye. Mereka jadi tukang beca,pedagang makanan,dagang rokok gendong, kuli pasar,pembantu rumah dan laen-laen. Anak-anak mereka umumnya gak sekole atau drop out SD,kerne biasanye ude bisa nyari dulit,jadi ogah sekole. Juga cuma atu orang nyang mau ngaji di langgar dikampung kite. Ade aje nyang dikerjain buat dapet duit dan keenakan,maka ngga mau sekole lagi. Umumnye jadi tukang rokok,dagang es mambo keliling,bahkan ade nyang nyari beling (sekarang pemulung). Kalo lagi males,biasanye ade nyang ngajak mancing lindung kali. Pinggir Kali Krukut jadi target mancing,mulain dari Kebon Pale ampe deket Pasar Tenabang. Kalo lagi mujur cukup banyak hasilnye dan dijual ame pedagang makanan nyang keliling di deket stasiun dan pasar.
Emang bangse Jawe punye ketekunan dan umumnye kalo nyari duit getol banget. Kite kudunye belajar dari sumanget mereka . Anak-anak endonan ntu jadi temen saye,kerna ampir gak ade anak Gang KLubur Lama asli nyang mau betemen ame mereka. Intinye bagi mereka ada kesempatan,peluang, pasti diusahakan untuk dapet duit. Kalo bulan puiase,dagang petasan ame kambang api keliling,nyang dibeli di Parung Panjang. Sempet bantuin dagang,saye malah kapok. Suatu ari lagi keliling di DUku Bawah (Jl.Blora),ade orang cepak pegangin saye dan bilang "dilarang dagang petasan disini. Kalo gak mau serahin tuh petasan,ayoo ikut ke kantor pulisi". Maklum masi kecil jadi saye ketakutan dan serahin tas isi petasan dan kembang api. Pulang kite bilang ame temen yang jadi boso petasan. Untung die gak minta ganti.

Waktu senggang juga dipake buat maen,tapi biasanye maen kartu dengan pasangan karet gelang. Kartunye dinamain "SAMAAN". Kartu bikin sendiri dari karton bekas map,dibagian dalem ditempelin gambar-gambar dari bagian bungkus rokok. Nyang ngocok pertama lempar kartu,terus bergilir lempar samaan kartunye. Kalo nyang abis duluan die menang dan ambil karet gelang nyang jadi pasangan.
Anak endonan itu rajin jalan dan kite kenal daerah di Jakarta justru ngikutin mereka,baik saat maen atau lagi nyari duit. Etos kerja anak endonan hebat deh. Kalo ade oarng kampung nyang perlu pasir seblek dua blek,kaite ambilin di gerbong kereta yang diparkir gak jauh dari kampung kite. Kite jual,tentu dengan harga nyungsep,hasilnya cuman bisa buat jajan. Gak soal,ape pasir itu nyolong ape nggak,tapi gak ade nyang peduli koq. Saye juga campur aduk maen ame anak Padang nyang ngontrak dikampung kite. Ade kelompok saye nyang hobi maen rada jauh,diantaranye nsuka maen dilangsiran kereta api. Hingga suatu hari gak tau kalo klereta nyang kite naikin sore-sore,tujuannye ke Merak. emang waktu itu lama banget nyampenye. Maklum lokomotipnye masih pake kayu bakar. Sampe Mertak ampir pagi dan kereta baru balik kire-kire jam sembilan. DIrumah kalang kabut,orang-tua kite saling cari-carian kerne semaleman gak pulang. Ada juga nyang nanya-nanya ke paranormal. Kire-kire abis Isya kite sampe lagi di Stasiun Tenabang. Begitulah "resiko bergaul" ame anak endonan nyang punye rasa ingin tahu tinggi.
Beda banget ame pribumi dalem berusaha. Pernah ade Cina ngebosin,minta abang-abang saye cari (beliin) kardus. DIkasi timbangan,dikasih modal duit dan tempatnye didepan Kuburan Wakaf (sekarang rumah susun Tanah Abang). Cuman seminggu,ditungguin aje orang dateng nnyang mau jual kardus bekas,akhirnye males pade dan tutup usaha. Sayang emang,padahal aye yakin, itu taon 1970,kudunye mereka jadi pelopor pemulung,cuman aje gagal.
Diantara temen endonan ade nyang kerjenye nyari beling (sekarang pemulung). Bawa kerangjang bekas buah nyang cukup gede,biasanye pagi jem 7, jalan nyari depan sampahan. Juga larak-lirik kalo-kalo aje ade kabel nyang isinye tembaga,pasti dirambet,selaen botol,pecahan beling. Rasa ingin tau saye ngajakin diri untuk ngikut nyari beling ame temen anak Indramayu.pas hari libur,pagi jem 7 kite jalan,kelilingnye juga ampe jauh, ke Tomang,Roksi,Petojo,balik lewat Cideng. Kalo ude sore langsung dibawa ke "pak beling". Suatu hari,saye ikut lagi,pagi jem 7 jalan menuju Roksi rencananye lewat Cideng. Kite masup juga komplek pulisi di Jati Baru. Biasanye tempat sampah dibelakang rume dan bagian dapurnye bisanye gak ketutp, maklum kompleks pulisi masih sederhana banget. Kelilingan dari rume ke rume,saya kaget alang kepalang. Temen saye tenang aje samber panci nyang digantung di dapur terus diinjek dan simasukin ke keranjang. Saye takut banget,kerne kan ini kompleks pulisi. Akhirnye saya gak nerusin dan langsung pulang,takut ketangkep aje.
Meski ade beberapa nyang ude meninggalo,ade nyang pulang kampung, tapi ade juga nyang sukses jadi bos pemulung,pegang lapak kertas-kardus,ade nyang jadi bos pelek dan ban mobil. Kadang sedih kalo inget masa kecil ini,betapa guyubnya perkawanan kite saat itu,gak pandang suku,gak soal paribumi atawa endonan.Kalo ketemu,kite ngakak cerite masa kecil kite. Semoga Allah Swt mengampuni dosa masa kecil,memberi taufik dan hidayah buat mereka nyang masih "buta" dan melimpahkan karunia-NYA untuk yang sudah ajeg dalam Islam-Islam. Amiien. (Tenabang, 1969)
(4) BOLOS YANG PRODUKTIF
Bagi anak SD,masuk atau bolos gak begitu jadi masalah. Tapi saya,bila kelar kerjakan PR selalu berharap segera datang pagi untuk sekolah. Maklum,karena ingin banggakan diri pada guru dan teman-teman di kelas. Sejak kelas 1-5 saya selalu Nomor satu,hanya sayangnya ujian akhir dapet ranking 3. Sekolah adalah kegiatan yang menyenangkan,walaupun gak bisa dapat jajan seperfti anak lain,tapi untungnya ada beberapa teman yang selalu nraktir jajan karena saya sering bantu ngajarin mereka.
Sesekali,rasanya bolos sekolah dirasa perlu. Paling tidask untuk tahu gimana rasanya berkeliaran pada jam pelajaran dan tentu saja hikamah apa yang akan didapat dari bolos sekolah.
Suatu hari saya kelas 2 bersama dua kakak saya,bolos sekolah tanpa tujuan. Menyusuri jalan dibantaran Kali Banjir Kanal Barat,dan kebetulan ada semacam rombongan akrobat dan banyak yang dagang. Celakanya,kakak saya yang cuekan,ternyata bawa uang bayaran sekolah. Enteng aja dia traktir jajan saya dan kakak yang satu. Ndilalah,setelah kelilingan dan uang jajan plus uang bayaran kakak dah habis,ternyatra bingung juga. Akhirnya disepakati untuk mencari rumah orang Indramayu yang pernah tinggal dirumah saya dan saat itu tinggal di Pejompongan. Menyusuri rel kereta api,ntah darimana rejeki,ternyata kakak saya yang baik hati jajanin saya,menemukan duit dipinggir rel kerata api. Jumlahnya hanya sedikit lebihnya dari nilai uang bayaran sekolah. Agak terburu-buru dari rumah orang yang kita cari,akhirnya saya dan kakak-kakak pulang.
Teman lain pernah ajak bolos sekolah dengan tujuan keliling Kedutaan-kedutaan disekitar Jl.Thamrin dan Imam Bonjol. Mungkin karena dianggap bagian dari tugas belajar,kita diterima dan keliling dalam Kedutaan dan pulangnya dibari buku dan majalah. Ini menurut saya bolos bermanfaat,apalagi dengan gaya nekat teman saya yang coba berbahasa Inggris ancur-ancuran sering ditertawakan orang di Keduataan.
Ada lagi teman yang mengajak bolos dengan tujuan ke SARINAH,satu-satunya pusat perbelanjaan modern di Jakarta saat itu. Biasanya kita datang sebelum SARINAH buka dan saaat buka ada saja teman yang bergelayutan dipenutup pintu masuk. Biasanya kita main lhat-lihat mobil-mobilan listrik yang juga ada arena balapannya. Selain itu ada lapangan Go-Kart di bagian luar lantai 2 yang tentu saja cuma kalangan tertentu bisa main disitu. Bagian lainnya adalah produk kreatif seperti wayang,seni pahat dan lain-lain karya orang daerah. Setelah puas bersamaan dengan jam pulang sekolah,kita kembali kerumah.
Kalau lebaran haji (Idhul Adha) karena teman-teman banyak yang bantu dagang kambing, maka saya juga ikutan bantu mereka. Cuma berdekatan dengan hari liburnya saja bisa mulai pagi,selain itu mulai bergabung setelah usai sekolah.Karena waktu mendesak,akhirnya sempat juga bolos sekolah agar bisa dapat duit bantu dagang atau antar kambing-kambing,baik ke pasar atau ke konsumen. Suatu waktu saya disuru antar kambing 4 ekor ke daerah Menteng, karena hemat biaya,saya seret kambing-kambing itu (biasanya naik beca). Rupanya diperjalanan saya ketemu dengan guru yang kebetulan datang terlambat. Dari jauh saya lihat duluan dan saya terburu-buru tidak lihat keadaan sekeliling. Ternyata saya sudah masuk dalam warung tenda pinggir jalan dan pedagangnya marah-marah. Saya minta maaf dan bilang berdiam sebentar saja. Setelah pak guru lewat baru saya seret kambing menuju tempat pembelinya di Menteng.
Bagi saya bolos dan berfgaul dengan teman-teman yang punya sifat,asal daerah dan semangat berbeda dengan kami warga pribumi,sungguh sangat menyenangkan. Pengalaman ini muncul kembali diusia tua dan sulit sekali direkontruksi.
Pengalaman hidup masa kecil di Tenabang tak bisa diulang dan diteruskan oleh generasi berikut. Justru nama Tenabang cemar setelah Kampung Bali pernah jadi daerah perdagangan Narkoba terbesar di Asia Tenggara (sekarang sudah tidak lagi) dan tiap gang/kampung di Tenabang berlomba-lomba adu banyak yang mati OD (over dosis narkoba) ...
Oh Tenabang yang sekarang megah dengan bangunan fisik,tapi rendah dalam silaturahmi,adab guyub dan tak ada kebanggaan prestasi. Padahal di Kampung Bali ada Ismail Marzuki, di Kebon Kacang ada Mahbub Djunaidi, Rita Zahara. Juga ada Moh.Zaid dan anaknya Sofyan Zaid (dua-duanya sudah wafat), di Petamburan ada Firman Muntaco, Dady Djaya. Belum lagi pejuang Revolusi yang tidak mau disanjung yang tergabung dalam Lasykar Hizbullah (1945-1949). Juga masih ada H.Ahmad Mudjitaba bahkan tidak banyak dikenal orang Tenabang, beliau ahli Falaq yang berperan dalam menetapkan awal Ramadhan dan 1 Syawwal. Juga kudu diinget Pionir musik melayu kite seperti, M.Mashabi, Husin Bawafi,Munif Bahaswan, Juhanna Satar. Ooh..Tenabangku dulu. Entahlah apa yang terjadi esok?? (Tenabang,2010)

(5) SUSENYE JADI ANAK BAEK.

Gang Kubur Lama,kampung kelahiran sae di Tenabang,waktu kecil ade kelompok gaul/maen. Kelompok dibagi dua. Bagian atas,umumnye lumayan pendidikannye,biar ade nyang nakal,rate-rate lolos SMP dan ade nyang lewatin SMS. Kalo bagian bawah emang rada kurang bagus,rata-rata DO SD,cuma atu dua nyang lewatin SMP. Disitu sejak kelas 4 SD, rata-rata ude ngerokok, bahkan sebagaian ude kenal minuman keras (miras). Kalo maen dibagian bawah rada berabe.
Mereka berusaha menjebak kita dengan mencekoki miras, khususnye buat anak yang dianggap alim dan baek. Kalo gak salah inget, saye pernah dicekokin miras dengan alasan itu es sirop. Kalo gak salah miras itu MALAGA mereknya. Emang manis kayak sirop,tapi diteguk segelas besar,saye terasa keliyengan dan berada ddalam keadaan sadar gak sadar.
Akibatnye,saye jalan kelilingan Tenabang nyang cukup jauh karena dua-tiga kali kelilingnye, terus ngejoprak didepan warung. Pagi-pagi dibangunkan. Bagus pemilik warung gak kenal ayah saya, karena pamitnye mau maen/nginep dirue temen. Saat itu saya masih kelas 5 SD dan mulai saat itu kalo maen dibagian bawah jadi hati-hati. Temen-temen bagian atas kebanyakan ogah gaul dengan anak-anak bagian bawah Gang Kubur Lama.Di langgar bawah (Al-Anshor) sempet ngaji bentaran dan berenti,karena ustadznye ringan tangan.

Dikelompok bagian atas adajuga sih nyang nakal,tapi umumnye mereka nyang DO sekolahnye.Kalo anak-anak bagian atas banyak nyang ngaji,tapi dirume ustadnye.
Kata orang saya termasuk anak pandai,karena sejak kelas 1 ampe kelas 5 juara kelas terus. Cuma ujian akhir aje dapet urutan 3 dengan rata-rata angkanya 8,7. Teman-teman senang bergaul dengan saya karena "dianggap pandai" dan karena saya banyak gaul diluar kampung serta saya juga jadi pimpinan club bola plastik.
Dibagian atas,ada sebagian anak-anak yang juga nakal,merokok dan minum miras. Umumnye DO sekolah dan sudah bisa nyari duit dipasar kambing dan jagal kambing. Mereka tiap malam minggu kumpul-kumpul dan minum miras. Celakanya kalo ude kelar mereka tidur di beranda mushalla (sekarang jadi mesjid Al-Muhajirin). Biasanya mereka digusur orang-orang tua yang mau shalat subuh.
Dibagian atas ada endonan orang NTB yang jadi ustadz/mubaligh. Die sering ngumpulin teman-teman kasi nasehat dan juga suka ngajak kalo lagi ngiri ceramah. Kalo ade undangan ceramah Maulud atau Isra Mi'raj, kite dampingi ustad, walau jalan kaki cukup jauh,kadang sampe Tomang, Petamburan dan Pejompongan. Enaknya kalo ada pengajian tabligh begitu,kite dapat makanan sam dengan yang dikasi untuk ustadz. Cukup lama juga kite ikutin ustadz ceramah,walau dia gak ngajarin baca Qur'an tapi nasehat-nasehatnye cukup membekas. Sayang gak lama sang ustadz tinggl di Gang Kubur Lama.
Kerana saya sering main di mushala (sekarang mesjid AL-Muhajirin), teman-teman berharap saya bisa ngajak temen yang masih nakal, yang ke mushalla hanya untuk tidur. Pelan-pelan saya ajak mereka dengan cara mengobrol dikit-dikit,saya berharap ada hidayah buat mereka.
Beberapa kali saya juga harus menemani mereka tidur di mushalla. Kalo dari langgar bawah ada tarhim,sebagai tanda masuknya waktu subuh, saya bangunkan mereka. BIla perlu mereka mandi dengan nimba sumur bergantian untuk mengisi kolam tempat wudhu.Dalam satu kesempatan,saya minta mereka mulai mau dan berani untuk adzan subuh. Biasanya mereka saling suruh dengan lasan ini-itu. Saat itu salah seorang mau juga adzan dengan dibantu temannya untuk mengingatkan. Menarik dan lucu, karena saat mereka lupa dia bertanya pada teman didekatnya "apalagi abis ini". Dia lupa kalo mik ditangannya,sehingga orang-orang diluar tanya,siapa yang adzan. Kacaunya beberapa kali lupa,maka adzan sempat jeda dan terdengar kata-kata yang bukan kalimat adzan,misalnya "Abis ini apaan..hayya alasholaah ape falah". Tapi saya senang karena sudah ada kemauan dan mudah-mudahan mereka terlatih shalat subuh.
Setelah adzan selesai,saya dan lainnya shalat subuh. Tapi mereka gak keliatan dalam shaf sholat. usai shalat,saya datangi pasar yang dekat dengan mushalla. Benar saja mereka lagi ngopi,ngeroko dan ngobrol. Kejadian itu membuat saya ditegur orang-orang tua,tapi saya kasih alasan bahwamereka butuh ditemani bukan dimusuhi. Beberapa diantara mereka sudah wafat,ada juga yang jadi TKI di ARab Saudi. Selebihnya karena sudah tua dan ada yang sudah punya cucu,sesekali kita bertemu dan bernostalgia akenakalan anak-naka diwaktu lalu.
Kampung akelahiran saya memberi arti dalam perjalanan dan langkah kehidupan saya,apalagi saya sempat lolos dari hadangan resiko berkawan yang mengakibatkan DO sekolah. Untungnya saya juga sering bergaul diluar kamoung Tenabang. Sungguh kenangan mas kecil yang sarat dengan dinamika gaya anak-anak dan saya rindukan walau tidak akan bisa muncul kembali,karena kita tidak bisa memutar kembali waktu yang berjalan. (Gang Kubur Lama, 1970)

(6) SI LIES SELALU SENYUM PADA PENDOSA.

Di Jalan Kebun Melati yang tembus ke Bundaaran HI,saat itu jalan masih belum diaspal, ada pasar tradisional. Sore hingga malam distu dikenal tukang es susu dan alpokat (bukan jus) Bang Kumin. Buat anak remaj yang sudah punya pasangan minum ditempat ini merupakan kenangan , sedikit kesempatan bagi kami anak-anak yang terbatas uang jajannye.
Tapi kesan dan kenangan masa kecil justru bukan pada Bang Kumin, justru dari pedagang nasi (warteg) yang buka 24 jam. Saya yakini itu adalah warteg pertama di Jakarta (kata orang-orang sudah ada sejak tahun 1960). Warung Si Lies,berada dalam pasar bagian depan, bukan seperti sekarang yang masih eksis dan berada dipingir jalan Kebun Kacang Raya (yang oleh pemilik Thamrin City diganti semaunya dengan nama Thamrin Boulevard).
Warung nasi yang tidak pernah berenti masak dan menggoreng tahu tempe (lauk khas warung si Lies) dan disajikan dengan sambel kacang ala Si Lies. Pemiliknya di kenal dengan LIES. Sempat diisukan ada celana kolor dalam dandang tempat masak nasi uduk ala Si Lies,karena warung ini rame 24 jam.Bagi anak Tenabang sekitar Kebun Melati, bahkan dari Mess Cenderawasih yang dihuni orang-orang Indonesia Timur,warung si Lies merupakan penolong bila lapar malam hari. Bahkan kalau mau disebut, kedosaan sering mengiringi makan disitu.
Abang-abang saya dan sampai pada saya dan teman-teman,bila mampir makan di warung Si Lies, apalagi pulang minum miras, dipastikan memiliki dosa tambahan kepada si Lies. Biasanya,kalaupun mau bayar, pasti semaunya saja. Misalnya bila kita makan nasi dengan lauk telor dadar,perkedel,sayur dan tahu tempe rata-rata 6 potong, biasanya kita cuma ngaku makan tahu tempe paling banyak 4 potong. Anehnya si Lies yang melayani sekaligus juru masak dan kasir (memiliki kecepatan menghitung karena pengunjung ramai) tidak marah dan tidak protes seperti kebanyakan orang sekarang. Si Lies juga tidak seperti warteg lain yang punya beking, bahkan memajang foto Oknum Tentara misalnya.
Ketulusan,kesabaran dan nrimo menghadapi konsumennya berlangsung belasan tahun (seingat saya), tapi warungnya tidak bangkrut. Juga tidak benar (ga ada bukti) kalau si Lies nyugih atau pake jampi-jampi. Pokoknye melihat si Lies yang senyum menghadapi anak-anak Tenabang,serasa ada rasa malu dan berdosa,tapi tertutupi oleh sifat nakal kita. Sering juga abang-abang dan teman-teman saya kalau makan disitu,bukan saja bayar semaunya,tapi juga ambil telor asin bahkan daging goreng dan dimasukkan kebalik kaos. Walaupun masuk kategori pencurian, tapi si Lies belum pernah sekalipun melaporkannya ke polisi. Kadang ngebon (hutang= gak bayar) juga gak pernah dipermasalahkan. Si Lies yang langsing badanya tidak kurus kering menghadapi keadaan konsumennye. Mungkin karena kebiasaan dan ikhlas-shabarnya maka dia masih ada sampai sekarang.
Seiring lanu pembangunan,Jl.KH Mas Mansyur dibuat dua arah Si Lies sudah dua kali pindah dan sekarang dipinggir Jalan Kebun Kacang Raya,dibelakang toko bahan bangunan. Mungkin sekarang Si Lies berusia sekitar 65 tahun,sesekali saya ketemu terlihat tidak terlihat wajah ketuaannya.
Kalau saja Si Lies ikhlash dalam arti usahanya ibadah dan perlakuan konsumennya yang selalu merugikannya tapi tidak dihiraukannya,akan menjadi penyedot dosa si Lies dan dia akan memiliki gudang kebaikan dan kebajikan. Semoga Allah Swt melimpahkan karunia sebesar-besarnya. Andai saja Si Lies tidak memaafkan kesalahan masa lalu generasi diatas saya dan generasi saya, karena makan diwarungnya dengan cara tidak benar, rasanya sulit kita dapatkan Rahmat dan barokah Allah Swt.
Baru terasa kalau Si Lies jauh lebih baik dari Bunda Theresa dan kita akan sulit menemukan sosok seperti Si Lies dijaman sekarang. Terima kasih Lies…
Lies....oooohh..Si Lies....sungguh kami berharap engkau maafkan kami atas kedosaan masa lalu dan saya beserta teman-teman berdoa agar Pintu Syurga Allah Swt terbuka lebar manakala Allah Swt berkehendak memanggilmu... Amiiin. (Tenabang, Naret 2010)

(7) CERITA SEREM DARI GANG KUBUR LAMA.

Ude lazimnye tiap daerah nyang ade kuburannye,pasti ade cerite seremnye. Tapi masa kecil saye gak begitu inget,kecuali ketika pintu rumah saye tubruk sebab lari kenceng kerne saye ngeliat sesuatudiatas puun jambu waktu pulang maen dan keadaan gerimis.. Selebihnye banyak kate orang-orang, dikampung saye emang ade aje cerite seremnye.
Suatu waktu mpok saye nyang baru kelas V SD,ketika pulang dari kondangan bareng-bareng,pas deket rume die nyelonong aje sendirian. Kire-kire 6 rume sebelum rume saye,die berenti dan tereak sambil lari balik kerombongan keluarge nyang rada lambat jalannye. Waktu ditanya kenape,mpok saye bilang dari atas puun nangke ade nenek-nenek nyang ramputnye nyengser ampe tane. Kate tetangge,emang nyang punye rume miara "jin" kerne die suka ngobatin orang.
Laen cerite almarhum ayah saye. Waktu ade orang Cine mati bunuh diri nyebur sumur,pas malemnye dan mayat belum dikubur/dikremasi, ayah ama temennye nyang punye kegiatan ngaji hikmah pulang agak malem dan gerimis. Kan sepanjang jalan Gang kubur Lama dari jalan raya cuma pas becak. Disisi kanan puun kelingkit ame pager kawat berduri disepanjang kuburan. Pas ayah sampe dipertigaan depan rume Bang Entong,deket puun cempedak,die berase gak enak. Pak ALi temennye emang punye ilmu kebatinan. Pak Ali keliatan diem ditempat itu dan berase ade nyang teken pundaknye dan semte nahan tapi gak bise dan die ampir jato.
Seminggu setelah Cine mati bunuh diri, deket lokasi Pak Ali ketemu mahluk halus, almarhumah ibu saye juge bilang sempet ketemuin ade orang Cine pake iket kepale item jalan rada cepet kayak pake sepatu rode, tuh Cine bekeliling be-kali kali. Ibu ane cuman dzikir aje sambil jalan terus.
Ade lagi cerite dalam rume. Di belakang rume,dikamar mandi katenye orang-orang ade SI ITEM,itu jin nyang suka iseng. Abang tertua aye nyang ude dibilangin jangan mandi lewat menggerip,suatuwaktu diisengin SI ITEM. Abang saye tereak-tereak, lari dalam rume . Katenye gayung nye diliatnye jalan kesane kemari.
Emang saat itu,kampung saye masih banyak puun dan halaman luas dari tiap rume nyang ade. Wajar aje kalo mahluk halus nyari tempat disitu. Cuman aje seinget saye gak banyak cerite nyang aneh-aneh selama masa kecil di Gang Kubur Lama.Tapi saye dan temen-temen kalo pulang malem dari maen dan pas mau masuk gang,kudu tunggu orang yang lewat atau tukang becak nyang tinggal didalem dan tukang sate ayam (Madura) nyang kalo pulang berombongan. Dengan begitu kite ngintil aje dibelakang orang itu. Sering juga kite ikut bapak-bapak nyang ternyata endonan dan kite gak kenal. Kite ikut aje,eh ternyate die belok di gang Petak Cine. Nah,mulain dari situ kite ude balap lari gak nengok-nengok. Kerne dideket situ ade puun sawo kalo kite lewatin kecium aroma kentang rebus.
Kate orang,emang ade kejadian nyang dialamin tukang beca. Ade orang perempuan naek beca dari belakang HI minte dianter ke pnggir kali ujungnye kuburan. Pas sampe katenye, tuh perempuan bayar (keliatannye duit beneran) pake daon kering. Tukang beca itupuin semaput. Konon kabarnye sakit keterusan dan dibawa pulang kampung ampe meninggal di kampung.
Satu-satunye temen yang dianggap paling berani dalah Agus. Die sendirian aje berani lewatin gang dari jalan raye,gak perne cerite ketemu ape-ape. Cuman aje, dirumenye nyang radan sumpek,terasa aura rume nyang gak enak. Maklum bapaknye si Agus emang penganut kebatinan. Agus pernah juga bilang kalo dirumenye ade perempuan suka ngejogrok pake baju tetoron merah jambu.
Selame masa kecil,emang gak begitu peduli kite-kite ame ceritaan. Khususnya ame temen maen yang rada berani. Bahkan kalo ade keranda ditinggal ame rombongan orang nguburin,kite malaan maenin malem-malem buat nakut-nakutin orang. Sayngnye kuburan dibongkar dan dipinde. Sekarang jadi pasar. Kenangan kecil yang sangat sulit didapati lagi. (Tenabang, rekontruksi-2010)

(8) KENAKALAN ANAK-ANAK JUGA.

Sepert saye ceritain di GangKubur Lama kalo gaul kudu tau resikonye. Bagian bawah jelas menanggung resiko tinggi,kalau kite gak punye sikap. Maklum mereka rada lebi nakal. Tapi dibagian atas,sejak banyak endonan dateng,mulain juga ada virus kenakalan. Main dengan anak bagian bawah pasti mudah cepat kenal dengan namanya main kartu(judi),miras,berantem,nongkrongnye juga bisa sampe ke Bongkaran, itu tempat kumpul para jahanam. Emang saye sekali masup situ ame temen-temen nyang minum miras,laennye main judi koprok. Saat itu masih keinget,ketika saya tanya ame seorang perempuan kenapa mau jadi PSK. Jawabnye, kerne disakitin laki,dikampung susah padahal punya anak, ngakunye perne sekolah pesantren dikampungnye. Setelah gede,banyak baca buku dan majalah,baru tau kalo itu emang bener jadi alasan mereka jual diri.
Gang Kubur Lama bagian atas juga kalo kite gak salah pili teman pasti ada juga waktunye kite jato salah jalan. Paling tidak kalo masi dalam kenakalan biasa masa kanak-kanak kite gak ngerasa berdosa-lah. Gara-gara gaul pada mereka,mulai merokok sejak kelas 1 SMP. Se-waktu waktu juga main jauh seperti ke PRJ Monas dan bahkan ke Taman Ria (pertama) di Pasar Senen. Kadangkala kurang duit dari kumpulin sisa jajan sekolah,suka juga curi uang ibu. Ayah juga jadi korban pencurian rokok,karena ayah beli rokok untuk seminggu sekali. Tapi selebihnya untuk kebutuhan main malam minggu ke Taman Ria,kadang harus kerja keras di pasar kambing atau bantu-bantu di kandang kambing.
Saat itu ada pedagang kambing besar di Gang Kubur Lama,bang IIm (Ibrahim) namanya. Setiap minggu 1-2 kali datang kambing dari Jawa Timur. Temen-temen sebaya biasanya bongkar kambing dari jalan raya masuk kedalam Gang dirumahnya Bang Iim. Selain itu para relasi juga kite bantu pilih kambing untuk ditransaksikan dengan Bang Iim. Biasanya kambing datang setelah Ashar,jadi gak ganggu waktu sekolah. Duit itulah yang kite simpen untuk main ke Taman Ria di Senen.
Kalo maen ke Taman Ria Senen,kite 4-5 anak dan kesana naik beca. Kalo aje kite berpencar maen sendiri-sendiri karena beda pilihan main,maka resikonya dipalak/ditodong ame anak-anak jalanan yang tinggal di pasar atau stasiun. Suatu waktu baru sekali main naik mainan,saya ditodong dan duit diambil semua. Ternyata teman-teman juga mengalami nasib sama. Akhirnya belum juga lama disana sudah pulang dan terpaksa jalan kaki. Kejadian itu juga sekali terulang ketika maen ke Taman Ria IRTI di Monas.
Sayangnya taman bermain yang rada murah gak ada lagi di Jakarta. Paling-paling suka ada rombongan "bazzar" yang berpindah-pindah dari kampung ke kampung.
Paling tidak semua itu merupakan kenakalan yang menjadi kenangan tersendiri pada teman-teman yang sudah dipanggil Allah Swt. Juga terasa kenakalan itu sebagai dosa kepada orang tua. Semoga Allah Swt mengampuni semuanya dan memberikan limpahan ganjaran pahala pada mereka.
Ini bagian akhir dari rangkuman ingetan masa kecil di kampung kelahiran Gang kubur Lama. Plus minus sikap dan perilaku saya bisa jadi cermin bagi pembentukan anak-anak masa kini yang jauh lebih berat tandatangan dan rangsangan untuk membentuk sikap moral. Pilihan utama buat kita adalah memberikan pendidikan agama dan bisa ngaji Al-Qur’an untuk menyelamatkan anak-anak kita.(Tenabang rekontruksi 2010)
_____________________________________________________________________________
.................catatan ini sebagi upaya merekontruksi kenangan masa kecil tahun 1965-1974 di Tanah Abang, Jakarta Pusat (walau hanya sedikit yang terekam dalam memori di usia tua-ku) . Tenabang yang sekarang berubah menjadi pusat kegiatan ekonomi dan menyingkirkan kenangan yang sulit terlupakan dalam hidup dan kehidupan-ku..... kesedihan melihat keadan tanahairku sekarang,tetap tak mampu memotivasi diri untuk berbuat sesuatu, karena raksasa ekonomi,kaum pemodal siap melahapku hingga habis darah,daging dan tulangku...........Yaa Allah,kasian juga nasib hamba2 MU yang tidak menyadari perubahan akan akan mengirim mereka pada kebinasaan..................(Jakarta, awal Mei 2010)

= Catatan Mathar Moehammad: IRAMA MELAYU SEBAGAI NYANYIAN JIWA LAHIR DI TENABANG

Catatan Mathar Moehammad: IRAMA MELAYU SEBAGAI NYANYIAN JIWA LAHIR DI TENABANG

IRAMA MELAYU SEBAGAI NYANYIAN JIWA LAHIR DI TENABANG

27 Juni 2010 jam 20:47

Dipenghujung tahun 1950’an, beberapa anak muda Tenabang mencipta & menyanyikan lagu-lagu irama melayu yang menjadi peletak dasar tumbuhkembangnya irama dangdut dikemudian hari. M.Mashabi & Husein Bawafi adalah sosok musisi irama melayu yang telah mewariskan nilai-nilai seni budaya yang menjadi kebanggaan warga Tenabang sejak yahun 1960’an hingga kini. Seperti diakui juga Irama Melayu Tenabang 1960’an merupakan bagian dari pengisi sejarah seni budaya Betawi yang harus dipertahankan kelestariannya. Bersamaan dengan mereka, muncul nama-nama Munif Bahaswan, Said Effendi, Ellya, Johanna Sattar, Lutfi Mashabi dll.

Dalam kesederhanaan teknoloji musik & industri musik, tetapi mereka telah memberi hiburan bukan saja kesenangan jasmani tetapi juga rohani. Hal itu terlihat dari syair lagu penuh ajakan, nasehat moral & menempatkan Tuhan sebagai Sumber Pengharapan, Penentu Kehidupan. Pemahaman mereka akan nilai-nilai seni sangat memikat hati. Bahkan karena dipengaruhi semangat masa Pujangga Baru, nilai-nilai karya mereka yang prosais, sengguh mengandung sastra tinggi, banyak diakui oleh seniman & budayawan yang mengamati dan menikmati karya mereka. Hampir dipastikan keabadian karya mereka sudah memasuki tahun ke 50 dalam perjalanan sejarah musik Indonesia dan akan terus bertahan dengan adanya kelompok musik yang mau meneruskan cita-cita mereka sebagai sumbangsih dalam bidang seni budaya Nasional dan kesenian kaum Betawi yang membanggakan.

Sekelompok warga Tenabang yang tertarik & punya kewajiban moral untuk terus melestarikan warisan irama melayu 1960’an ini, di bulan Oktober 2009 sepakat untuk mendeklarasikan terbentuknya “Orkes Melayu NYANYIAN JIWA Tenabang” walaupun hanya berbekal semangat penghayatan & penjiwaan seni musik melayu, selain terpanggil karena “ke-Tenabang-an” (premordial oriented). Bagi warga Tenabang, sulit melupakan peran mereka dengan karya indahnya dalam memori nostalgia selain ingin terus teringat karya-karya mereka. Sebagai bukti kebanggaan akan karya mereka, pemusik yang berasal dari Tenabang merasa perlu untuk membentuk Komunitas Musik yang mengedepankan penampilan musik melayu Tenabang & terus menjaganya selama mungkin. Salah satunya adalah Komunitas Musik Tenabang yang menjadikan Orkes Melayu NYANYIAN JIWA Tenabang sebagai bagiannya.

Semangat kebanggaan tanpa punya modal material, tetap harus ditegakkan agar bisa melanjutkan pesan-pesan seni karya musisi Tenabang tahun 1960’an tersebut. Keyakinan pemusik Orkes Melayu NYANYIAN JIWA Tenabang, bila keikhlasan berbuat dengan melestarikan warisan musik melayu ini, Insya Allah akan datang waktunya memiliki apapun yang diperlukan dan penghormatan maupun penghargaan secara proporsional. Bukan semata menghibur, bukan sekedar tampil, tetapi mengajak banyak pihak merenungi bahwa karya besar dari Legenda Musik Melayu Tenabang yang fenomenal adalah monumen bagi warga Tenabang dan Jakarta pada umumnya.

Inti dari semangat kebanggaan mewarisi Irama melayu Tenabang karena merasa perlu untuk merespon wasiat dari Alm.Husin Bawafi, bahwa arus seni indah, irama melayu ini harus dicintai & diteruskan. Sebagai mana pesan Alm.Husein Bawafi yang dituangkan dalam lagu berjudul “PESANKU”



P E S A N K U
(KHAYAL DAN PENYAIR)

Jikalau tubuhku t’lah terbujur kaku
Dan suara nyanyiku hilang lenyap beku
Taburkan bunga diatas pusara
Beserta do’a penuh ikhlas mesra
Dan teruskan cinta seni murni indah

Khayal dan penyair biarlah abadi
Biarlah musafir melabuhkan budi
Itulah do’a penawar jiwaku
Semoga Tuhan dapat mengampuni
Tujuan yang murni dalam arus seni


Semoga Allah Swt memberikan ganjaran pahala bagi musisi melayu 1960’an yang telah kembali kehadapan Al Khalik dan memberikan kekuatan kepada kami sebagai generasi penerus untuk mengarungi kehidupan fana ini dengan kesehatan & karunia-Nya bagi mereka yang masih ada.

Dengan harapan gerak kegiatan ini sebagai ibadah, memberi kegembiraan & keindahan jiwa kepada semua fihak yang ingin, telah & akan membantu tegaknya kembali irama melayu 1960’an untuk bisa bertarung arus deras musik abad ini. Kami dari Komunitas Musik Tenabang, Orkes Melayu NYANYIAN JIWA Tenabang mengucapkan banyak terima kasih atas dukungan dan bantuan dari semua fihak. Semoga Allah Swt meridhoi upaya kami ini. (Mathar.M.Kamal,Jakarta, 24 Oktober 2009)

LEGENDA MUSIK MELAYU TENABANG

Saya ingat ketika belum sekolah ada famili hajatan pernikahan,sekitar tahun 1964,belum ada hiburan lain,kecuali piringan hitam. Terdengar dalam ingatan puluhan tahun lagu yang disetel saat itu. Ternyata itu lagu Maestro Musik Melayu Indonesia yang namnya juga terkenal hingga Malaysia :M.Mashabi.
Puluhan tahun kemudian baru saya tahu kalau itu lagu berjudul HARAPAN HAMPA dalam bait syairnya sungguh indah, 1960an,lagu ini sangat populer,khususnya bagi warga Tenabang-Jakarta. Karya besar legenda musik melayu ini tak bisa dipungkiri. Apalagi lagu ini bertahan & sudah masuk tahun ke 50 sebagai sebuah kekuatan karya yang dicipta dari ruh/jiwa terdalam yang sulit ditandingi oleh musisi lain,bisa kita simak lagu ini :

HARAPAN HAMPA

Tidakkah kau tahu
betapa hatiku oh rindu
Tidakkah kau ngerti
betapa cintaku oh suci
Jangankan bimbang janganlah ragu
Ku tetap kasih padamu.

Tapi kini engkau tinggalkan
betapa rinduku dendamkan
harapanku kini
hilang lenyap sudah
bagai mimpi tiada berarti

Janganlah cintaku
kau umpamakan bagai kembang
segar dipakai dipujua sayang
kalau tlah layu dibuang.

Selain Alm.M.Mashabi,Tenabang juga mempersembahkan musisi Husin Bawafi,Munif Bahaswan, Djohana Satar dll. Banyak karya mereka begitu indah bila kita dengar dengan sepenuh jiwa. Bahkan Emha Ainun Nadjib menyatakan belum ada saingan yang mampu menjaga karya seperti M.Mashabi. Bahkan LETTO sekalipun tidak diyakini mampu berbuat yang sama dengan mereka. Slamet Rahardjo Djarot dan Sanggar Teater Populer juga mengakui kalau musik melayu Tenabang yang menjadi inspirasi berkembangnya musik melayu Indonesia sangat hebat mutu dan kekuatan syairnya yang didasarkan pada keikhlasan jiwa dalam penciptaannya.

Pengaruh sastra yang mengikat jiwa musisi melayu saat itu menghasilkan karya-karya besar yang melegenda dan monumental. Sebut saja Johanna Sattar dalam lagu PUJAANKU :

PUJAANKU (Johanna Sattar)

Ada kalanya hatiku ingin tahu
dikala dikau membisu tak berkata
bagaikan menyimpan rahasia

Apakah kau pernah terluka
dimasa remaja terjerat asmara berbisa
hingga kini kau menderita

Kalau kau suka penawar duka
kurela memberi segera
bagiku cukup kau senyum mesra
tanda kau memberi jawaban

Penawar hatiku nan bermuram durja
tambah menambah kesedihan

dikau kini jadi pujaan hatiku
taman jiwa hamba
menantikan dikau
sepenuh hati dan jiwaku


Bagi Husin Bawafai yang seringmelihat kumpulan pohon bunga melati di Kampung Sawah Melati (sekarang jadi kompleks Mall & Apartemen Thamrin City), bunga merupakan inspirasi bagi lagu-lagu yang diciptakannya. Diantara yang sangat terkenal hingga kini sering diperdengarkan di Malaysia adalah SEROJA :

SEROJA (Husin Bawafi)

Mari menyusun seroja bunga seroja
Hiasan sanggul remaja putri remaja
Rupa yang elok dimanja jangan dimaja
pujalah ia oh saja sekedar saja

Mengapa kau bermenung
oh adik berhati bingung
Mengapa kau bermenung
oh adik berhati bingung
Marilah kita bersama
oh sayang memetik bunga

Mari menyusun seroja bunga seroja
Pujalah ia oh sayang sekedar saja.


Memang bait pendek dan aransemen yang tidak begitu dipaksakan dengan varian isian musik, bukan saja dipengaruhi oleh keadaan jaman saat lagu ini masuk rekaman,tapi karena mereka bermusik dengan mengikuti kata hati. Dengan begitu,biasanya dalam tampilan panggung,lagu yang dinyanyikan pada masa kini harus diulang, walau ada yang cuma satu kali jalan hingga tidak terlalu lama kita mendengarnya. Paling tidak Husin Bawafi yang sudah mencipta lebih dari 200 lagu sangat terpengaruh untuk memuja bunga sebagai inspirasi lagunya. banyak juga lagu Husin Bawafi yang dinyanyikan oleh Said Effendi karena keduanya terkenal akrab bersahabat.Ada pula musisi jaman itu,Munif Bahwaswan yang terkenal dengan pengaruh Timur Tengah dalam kecintaannya kepada irama melayu.Sehingga Munif Bahaswan mencipta lagu dengan irama gambus (lagu Yaa Mustafa),terkadang juga dimasukkan pengaruh LATIN BEAT (dalam lagu Hanya Bayangan). Namun lagu irama melayu yang sangat indah dan menjadi abadi hingga amasa kini,dibuat oleh beliau,yang dinyanyikan oleh Juhanna Sattar "BEBAN ASMARA"


BEBAN ASMARA (Munif Bahaswan)

Hanyalah padamu... Yang Maha Kuasa
Kupinta Kau sadarkan diriku
yang sedang duracuni asmara

Janganlah aku dirayu
janganlah aku kau goda
tak sanggup ku menahan
beban kasih asmara….2x

Pernahku menderita selalu dilamun duka
Kaerna hati tergoda oleh panah asmara
Hati menjadi gelisah pikiran tercurah
Selalu kepadanya

Apa yang aku alami
Jangan sampai kau kembali
Tak sanggup ku menahan
Beban kasih asmara…. 2x

Demi ketenangan jiwa
Yang haus kan ketentraman
Hentikanlah bujukmu
Hati menjadi gelisah
Kerna pikiran tercurah
Selalu kepadanya

Janganlah aku dirayu
janganlah aku kau goda
tak sanggup ku menahan
beban kasih asmara….2x


Sulit rasanya kita dapati jaman sekarang syair lagu yang sangat indah seperti BEBAN ASMARA, apalagi jika dibandingkan dengan msuik dangdut yang hanya mengedepankan penyanyi cantik,bahenol, seksi dan mau mengumbar gerakan-gerakan a-moral.

Pada awalnya musik melayu didominasi oleh irama Melayu Deli,yang nyanyiannya dijadikan pengiring tari-tarian.Begitu dominannya pengaruh Melayu Deli, jika orang menyebut melayu,tentunya dimaksud adalah "Melayu Deli". pada tahun 1955,Orkes Melayu Chandralela pimpinan husin Bawafi dengan penyanyi M.Mashabi, Ellya,Said Effendi, Juhanna Satar dan Elvy.S, mulai popules. Tapi masah ada lagi OM Bukit Siguntang pimpinan A.Chalik dan Sinar KEmala pimpinan A.Kadir.Tapi Tenabang,tempatnya Husin Bawafi,M.Mashabi,Munif Bahaswan dan Lutfi Mashabi serta Juhanna Satar, lebih dikenal sebagai pionir perkembangan musik melayu Indonesia. Maestro musik melayu seperti M.Mashabi dan Husin Bawafi sangat terkenal. Lagu-lagu seperti Ratapan anak Tiri (M.Mashabi), Seroja(Husin Bawafi) adalah lagu yang melegenda dan masih tetap bertahan sampai saat ini. Namun masih ada lagu-lagu ciptaan mereka yang sangat populer dan masih dinyanyikan oleh penyanyi masa kini, seperti : Harapan Hampa,Kesunyian Jiwa,Jangan Menggoda,Renungkanlah,Pantun Nasehat (M.Mashabi), Belas Kasih,Beban Asmara (Munif Bahasawan), Bunga Hati,Patah Setangkai,Dosa & Siksa, Fajar harapan,Melati disanggul Jelita (Husin Bawafie), Merana,Pergi Tanpa Pesan,Janji (Ellya), Rintihan Sukma (Juhanna Satar).

Sebagai anak Tenabang,saya ingin terus mempertahankan dan mengingatkan bahwa di Tenabang ada tokoh musisi legendaris yang menajdi pionir bagi tumbuhkembangnya sejarah musik melayu kita. Karya besar mereka sudah memasuki tahun ke 50 dan akan terus bertahan karena kekayaaan karya mereka berasal dari nyanyian jiwa,dicipta untuk memberikan kebahagiaan orang lain yang menikmatinya dan isi syairnya senantiasa menyertakan Tuhan.

Pengamat sejarah Jakarta, Ridwan Saidi, menyatakan bahwa Husein Bawafie yang lahir tahun 1919 itu sebagai penggagas musik Melayu Jakarta dan tokoh yang memegang peranan penting sehingga Jakarta pada tahun 1950-an membukukan kedudukannya sebagai kiblat musik Melayu.Saat itu memang ada beberapa orkes Melayu (OM) besar yang berdiri di Jakarta, seperti OM Sinar Medan di bawah pimpinan Umar Fauzi Asseran dengan penyanyi A Haris dengan lagu hit Kudaku Lari, Hasnah Thahar yang mendendangkan hit Chayal Penyair, Munif Bahaswan dengan lagu pertama Ditinggal Kekasih. Ada juga OM Kenangan pimpinan Hussein Aidit dengan lagu yang terkenal Aiga, OM Bukit Siguntang pimpinan A Khalik dengan vokalis Suhaimi yang mencetak hit Burung Nuri, Halimun Malam, dan Cinta Sekejap, dan akhirnya adalah OM Irama Agung pimpinan Said Effendi yang memopulerkan lagu Khayalan Suci.

Ungkapan sejarah melayu Tenabang akan sirna bila tidak ada yang peduli menjelaskan kepada generasi berikut. Bahkan saya sendiri awalnya tidak begitu tahu dan tidak peduli bahwa Tenabang memiliki sohor karena musisi melayunya menjadi pionir bagi perkembangan musik nasional.
Saya yang bertetangga kampung dengan Husin Bawafi, tidak begitu ngerti kalau orang yang hampir setiap pagi saya lihat karea meliwati depan rumahnya bila bersekolah adalah Husin Bawafi. Seperti biasa dari rumah jam 06.00 saya lewat Jalan Lontar menuju Terminal Tenabang kalau mau ke sekolah. Didepan rumahnya Husin Bawafi yang sepuh selalu senyum dan saya anggukan kepala bila melewatinya. Berbilang puluhan tahun,dan tentu Husin bawafi sudah wafat, saya tersadar dalam lamunan ketika ingat kembali sosok beliau. Namun, dari sekian banyak orkes Melayu itu, Husein Bawafie yang sejak tahun 1930-an telah menciptakan ratusan lagu melalui kelompok musiknya, OM Chandra Lela, dengan penyanyi M Mashabi dan Munif Bahaswan, telah membuat irama Melayu merajai dunia hiburan Jakarta dan memicu berdirinya orkes Melayu hampir di setiap kelurahan. (JJ.Rizal,Sejarahwan Betawi). Faktanya, musik melayu yang mudah ditemui di Malaysia ,tetap saja tidak diperhatikan oleh Pemerintah kita juga Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, sehingga tidak dapat ajeg bertahan dan lestari.

Dalam mimpi saya sempat berdialog secara imajiner dengan almarhum Husin Bawafi. Beliau bertanya,apakah saya sali Tenabang dan saya anggukan kepala. Kemudian dia berkata bahwa sesungguhnya di Tenabang ada karya besar yang harus dipertahankan. Dia meneruskan dan bertanya apakah saya mau meneruskan pesan wasiatnya, lagi-lagi saya spontan menjawab ya. Beliau menyebutkan bait lagu yang menjadi pesannya untuk saya seperti tertuang dalam lagunya yang berjudul “PESANKU”.

Ternyata saya tahu kemudian,inilah lagu Husin Bawafi yang bagi saya menjadi wasiatnya utuk meneruskan cita-citanya menjaga "arus murni indah" yaitu irama melayu Tenabang yang merupakan alas lahir melayu Indonesia.
Menjadi ciri khas lagu-lagu Husin Bawafi yang mentamsilkan bunga dalam untaian syairanya. Wajar saja,karena sepanjang jalan Sawah Melati,bila dia pulang dari Jl. Kampung Tiga (sekarang HI/Grand Indonesia) dia akan temui rumpun pohon melati.Husin Bawafi mengisyaratkan waktu akan membatasi daya mampu sang pujuaan menyirami bunga pilihannya. Ketika layu hanya berharap turun hujan sebagai karunia Tuhan,sebagaimana pula dinantinya embun turun. Biula bunga menjadi layu,kumbangpun akan pergi. Apa daya hatipun menjadi gundah dan linangan airmata-lah yang menyirami nasib sang bunga. Husin Bawafi ungkapkan perasaan hati akan kesusahan mengharap sang bunga bisa mekar berkembang dengan indah tapi akhirnya menjadi layu.BUNGA HATI karya besar Husin Bawafi merupakan lagu yag sangat enak untuk kita nikmati. Sulit rasanya kita dapatkan lagu sejenis karya orang sekarang. Cobalah simak syair penuh makna dari lagu BUNGA HATI ini :


BUNGA HATI ( Husin Bawafie)

Bunga baru kutanam
Pucat terkulai layu
Kumbang tak sabar diam
Sudah datang merayu

Bunga belum kusiram
Tanganku sudh letih
Kuntum belum berputik
Air tinggal sedikit

Oooo..Bunga pujaanku
Sabarlah menanti hujan turun lagi
Atau nantikan nanti embun diwaktu pagi
ooh Bunga..ooh bunga..oh bunga hati

Apa hendak dikata
Bungaku menderita
Berlinang airmata
Menyiramkan sang bunga

Bungaku layu sudah
Hatiku tambah gundah
Kumbang terebang sudah
Kerna bunga tak indah

Selain Husin Bawafi yang sudah menciptakan lebih dari 200 lagu,masih ada nama M.Mashabi sebagai pencipta,musisi dan penyanyi lagu melayu dijaman itu yang sangat terkenal dan dapat kita sebut maestro musik melayu Indonesia. Kehebatannya mengurai cerita cinta yang mengena dalam ingatan dan bisa termemori hingga puluhan tahun. Penguasaan sastra yang dpengaruhi oleh masa Pujangga Baru menghasilkan karya lagu yang tertutur sebagai karya yang bernilai prosa yang sangat tinggi.

M.Mashabi mengungkapkan bahwa cinta akan menembus batasa kehidupan manusia bila kita memaknainya. Tak ada batasan sosial,suku,agama,golongan dan kepentingan bila cinta menjadi pegangan pergaulan antar manusia. Kerna Cinta adalah taqdir Tuhan yang membawa kesenangan dan kebahagiaan,dimana setiap kita ingin menyinta dan dicinta bukan mengobarkan hawa nafsu atau amarah yang dapat menumbuhkan kebencian,gesekan,konflik bahkan perang. Betapa agung nilai cinta,bagi M.Mashabi adalah perenungan dalam perjalanan kehidupan dan pergaulan antar sesama. M.Mashabi menuliskan cerita cinta dengan judul RENUNGKANLAH. Andai kita mau merenungkan harapan M.Mashabi agar cinta tegak utuh sebagai penuntun kehidupan sesama.

RENUNGKANLAH (M.Mashabi)

Rasa cinta pasti ada
Pada mahluk yang bernyawa
Sejak lama sampai kini
Tetap suci dan abadi

Takkan hilang selamanya
sampai datang akhirmasa
Takkan hilang selamanya
Sampai datang akhir masa
Renungkanlah

Perasaan insan sama
Ingin nyinya dan dicinta
Bukan ciptaan manusia
Tapi takdir yang kuasa

Janganlah engkau pungkiri
Segala yang Tuhan Beri

Rasa cinta pasti ada
Pada mahluk yang bernyawa
Sejak lama sampai kini
Tetap suci dan abadi

Selain M.Mashabi,nama Lutfi Mashabi juga dikenal sebagai pencipta dan penyanyi lagu Melayu pada jaman itu. Berbeda dengan yang lain, Lutfi Mashabi selalu menulis lagu-lagu dalam nuansa reliji. Jadi booming lagu-agu reliji tahun 2000an sesungguhnya tidak perlu dibanggakan karena 50 tahun lalu banyak musisi kita yang menulis syair reliji dalam lagu-lagunya.
Lutfi Mashabi mengingatkan kita bahwa tidak semua keinginan manusia mendapatkan kebahagaiaan dunia akan tercapai. Namun hendaknya kita jangan melupakan bahwa pada saa tnanti akan menghadap Al-Kholiq Ilaahi Robbi. Seemu kemilau dunia akan sirna dan ini akan menyadarkan kita bahwa tidak ada yang abadi di dunia ini. Jangan terlena fana-nya dunia,karena kita akan temui masa abadi dan kekal tuk selamanya di akhirat nanti. Untuk itu semua manusia hendaknya menyiapkan bekal untuk alam keabadian sebelum datangnya ajal. Lutfi Mashabi menuangkan sentuhan reiliji dalam lagu yang diberi judul BEKAL NAN KEKAL, dapat kita simak syairnya :

BEKAL NAN KEKAL (Lutfi Mashabi)


Walau tiada dikau ucapkan
Tetapi aku sudahlah mengerti
Sinar matamu nan berceritra
Mengisahkan hasrat rahasia

Tetapi ada yang dikau lupa
Takdir ini terus berkuasa
Semua tiada kekal selamanya
Yang baru pastu berobah tua

Usia bunga tiada lama
Tiada sampai setahun jagung
Pagi berkembang indah bergaya
Senjapun layu tunduk berkabung

Sadarlah wahai adikku sayang
Yang indah kemilau pasti kan usang
Kejarlah bekal kekal abadi
Untuk menghadap pada Ilaahi


Masuknya Ellya "Boneka dari India" mempengaruhi perubahan dalam ketukan gendang dan dianggap mengubah irama melayu dalam pengaruh India sehingga menjadi sebutan dangdut. Walaupun hingga akhir hayatnya Said Effendi menolak kata dangdut. Juga dikenal penyanyi lebih awal (1950an) seperti Nuraini,Komariah,Haznah Tahar,juga generasi antara melayu dan dangdut seperti Nayo Maimunah dan Elvy Sukaesih.Tidak dapat disangkal, betapa kekayaan karya sastra dituangkan dalam syair lagu melayu tahun 1960an, yang hinghgi masih bertahan dan masih dikenang, tersimpan rapi di memori orang-orang Jakarta usia diatas 40 tahun. Diantara karya mereka,kita bisa lihgat dibawah ini. Menulis lagu,syair dan irama dengan penjiwaan yang sangat dalam. Misalnya lagu berikut ini. Tak akan resah gelisah hati ini bila sang kekasih hadir & berdekatan. Alangkah malang jiwa tatkala janji menggelorakan cinta, pupus dan kita sendiri dalam kehampaan jiwa. Pautan hati yang berjanji setia hati pergi mengingkari cinta yang tulus. Janji yang merasuk sukma jiwa sirna karena dusta.Belum mereguk Cinta kasih bersama, hati menjadi sepi. Kerinduan tinggal angan, kasih mesra tinggal kenangan. Sedih & kecewa hati ini menjadikan jiwapun semakin sunyi.Derita cinta & hati kecewa karena janji diingkari sang kekasih dituangkan oleh M.Mashabi dalam bait syair lagu dengan tutur kata indah, yang berjudul : KESUNYIAN JIWA.


KESUNYIAN JIWA (M.Mashabi)

Masih ku terkenang malam purnama terang
Kala kau berjanji tuk setia hati
Bersama bulan dan bintang
Yang menjadi saksi

Apa yang kau kata
Sungguh manis kurasa
Baik kau ulangi untuk pegangan nanti
Semoga takkan berpisah
Itu yang kupinta

Reff. Tapi tak kusangka kau hanya berdusta
Untuk hidup bersama baru kini terasa
Kalau kau tak sudi janganlah berjanji
Coba kau bayangkan nan sakit hatiku

Masa bahagia Tinggal kenangan saja
Cita-cita yang mulia
Hanya hayalan belaka
Kini hampa yang kurasa
Kesunyian jiwa


Berbeda dengan M.Mashabi, orang gang Lontar Tenabang, Husin Bawafie sangat suka akan pesona bunga. Keindahan bunga melati menginspirasikan lagu yang ditulisnya. Susunan melati yang meroja di sanggul sang jelita sungguh indah baginya. Sebagai hiasan, melati yang meroja tersusun indah disanggul sang jelita tetap merasa tersiksa. Ketika harum hilang & layu,sang gadis akan gundah gulana. Husin Bawafie berpesan jangan mudah gundah karena akan ada yang menyuntingnya. Pesona bunga melati melahirkan ide menulis lagu yang diberi judul : MELATI DISANGGUL JELITA

MELATI DISANGGUL JELITA (Husin Bawafie)

Melati disanggul jelita
Sungguh indah dipandang mata
Dijalin sebagai seroja
Mengguncangkan hati remaja

Tapi malang nasibnya bunga
Disanggul merasa tersiksa
Sehari saja belum lama
Sudah nampak hilang cahaya

Reff :
Oh melati indah jangan engkau gundah
Walau engkau berdahan rendah
Banyak orang lalu yang pandang tak jemu
Menyunting setangkai bungamu

Sungguh malang nasibnya bunga
Sesudah layu tak berguna
Hilang harum dan hilang warna
Begitulah nasibnya bunga

Ego individualis manusia pada saatnya akan menjadi kenangan buruk sepanjang masa generasi berikut. Saat hidup pun akan ditinggal kawan2 manakala sikap, perilaku kita tiada memberi makna kehidupan kita. Budi jualah yang menjadi rekatan panjang meski kita tiada. Jangan biarkan dunia yang fana ini membelenggu,hisai hidup ini dengan budi. MUNIF BAHASWAN menulis syair lagu ini untuk mengingatkan kawan kawannya untuk segera insyaf atas semua sikap hidup tanpa amal & budi. Lagu ini ditulis dengan maksud jelas agar kita segera insyaf. UNTUKMU KAWAN adalah lagu penuh pesan moral yg dicipta MUNIF BAHASWAN

UNTUKMU KAWAN (Munif Bahaswan)

Insyaflaaaah ..……. Wahai kawan
Tempuhlah dunia ini dengan budi

Insyaflahkanlah dirimu
Insyaflah wahai kawan
Dunia ini berputar dari jaman ke jaman
Janganlah engkau tenggelam
didalam khayalan
Akhirnya kan sirna hanyut ditelan lautan

Hiasilah hidupmu dengan budi yang mulia
jauhkanlah semua rasa syak dan sangka
kau kan sepi hidup sendiri
ditinggalkan kawan tak berperi

Insyaflahkanlah dirimu
Insyaflah wahai kawan
Segala…nya di dunia ini fana semua
Tiada seorangpun yang kan dapat menahan
budi yang baik akhirnya kan terkenang jua

Insyaflah…. Insyaflah…. Insyaflah
Sosok wajah yang selalu diharapkan dating dalam setiap mimpi, membuat dara jelita makin merindu. Siang dan malam penuh penantian yang tak berujung, karena sang kekasih tiada datang. Sungguh kejam hatimu wahai kekasih yang meninggalkan. Hati ini merana setiap hari bersama airmata kesedihan sebagai saksi.Puluhan tahun lalu, lagu yang ditulis dan dinyanyikan ELLYA sangat popular dikalangan pencinta musik melayu. Lagu yang oleh Ellya diberi judul MENGHARAP bias membangkitkan kenangan masa silam kita.


MENGHARAP (Ellya)

Kalau kau dengar laguku
Suara ratapan jiwaku
Berlinanglah airmataku
Tanda kasihku padamu..wahai kasih

Berilah daku harapan
Belaian kasih dan sayang
Tak kuasa ku menahan
Derita yang kurasakan
Hingga kini kumenanti
Datangmu untuk kembali

Kenanglah masa nan lalu
Kala aku disampingmu
Bagi pedoman untukmu
Untuk kermbali padaku... jangan ragu

Betapa sulitnya melepaskan diri dari jeratan asmara. Bahkan jiwa yang mulai teracuni cinta akan membuat ketidakberdayaan. Hanyalah kepada Ilaahi Robbi, Tuhan Yang Maha Kuasa, tempat berharap agar jiwa tersadarkan dari godaan asmara. Ketidakberdayaan sang gadis menderita karena pengkhiatan cinta, mendesahkan pilot hati saat jejaka pilihannya yang pergi berharap kembali. Dengarlah pintaku. Bukan bulan atau bintang, tapi jangan kau tambahkan beban derita di hati. Biarlah berlalu masa lalu, jangan berharap terulang kembali mengharap cinta. Pintaku yang akhir ini terajut dalam untaian lagu dan syair, biarlah Takdir Ilaahi jadi tempat akhir berserah diri tuk dapat ketenangan jiwa ini berfikir. Bukan bulan atau bintang pintaku,cukup tenang jiwa ini bila sang kekasih tiada menambah beban derita. Dalam pasrah kepada takdir kujalin lagu dan syair agar jiwa tenang berfikir. Seluruh tubuh kan jadi saksi betapa berat menanggung derita. Dengarlah pintaku yang akhir dari jiwa yang menanggung derita, jangan harapkan lagi cinta terulang, jangan tambahkan derita hidup ini. JOHANNA SATTAR terinspirasi oleh gelisah hati sang gadis menjadi untuk menjadikan lagu yang berjudul RINTIHAN SUKMA sebagai hit dalam salah satu albumnya tahun 1960an.


RINTIHAN SUKMA (Johanna Satar)

Dengarlah dengarlah apa yang kupinta
Bukanlah bulan ‘tau bintang nan tinggi

Dengarlah dengarlah apa yang kupinta
Bukanlah bulan ‘tau bintang nan tinggi
Cukuplah rasanya kalau ku berkata
Jangan kau tambahkan deritaku lagi

Sekerat tubuhku bagai saksi nyata
Dari penanggung segala derita
Usah kau ulangi mengharap cinta
Dari diriku yang tiada berdaya …..2 x

Dengarlah dengarlah apa yang kupinta
Bukanlah bulan ‘tau bintang nan tinggi
Cukuplah rasanya kalau ku berkata
Jangan kau tambahkan deritaku lagi

Dengarlah.. 2x pintaku yang akhir
Kujalinkan dalam lagu dan syair
Beri ketenangan jiwaku berfikir
Kuserahkan diri kepada takdir…2 x

Dengarlah dengarlah apa yang kupinta
Bukanlah bulan ‘tau bintang nan tinggi
Cukuplah rasanya kalau ku berkata
Jangan kau tambahkan deritaku lagi
Dengarlah………………………………………


Beberapa lagu yang popular dijaman itu,jelas sekali memang dibuat dengan pengembaraan pikiran dan perasaan sehingga tuturan syair yangd itorehkan menjadi legu memiliki daya keabadian. Sudah lima puluh tahun,lagu-lagu melayu Jakarta bertahan dan masih digemari,khususnya didaerah rumpun melayu dan bahkan di Malaysia lagu-lagu ini lebih sering didengar disbanding dengan karya musisi & komponis Malaysia sendiri.

Keabadian karya musisi kita jaman itu dan gerakan pelestarian dari seniman musik (yang mempertahankan jiwa musik melayunya, bukan sekedar mengikuti kemauan industri) sayangnya tidak diperhatian oleh pemerintah kita,terlebih Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang sebenarnya memiliki kewajiban sebagaimana disebut dalam Pasa 26 ayat(6) UU No.29/2007. berikut ini lagu-lagu abadi yang masih sering kita dengar dan sangat memperngaruhi sikap pandang kita terhadap kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.


Beberapa lagu yang sangat mempengaruhi kejiwaan kita manakala kite nikmati dengan segenap perasaan dan menarik hikmah dari lagu-lagu tersebut, maka setidaknya dapat membentuk atau mempengaruhi sikap dan perilaku kita. Diantaranya dalah lagu PANTUN NASIHAT (M.Mashabi)

Kalaulah kail panjang sejengkal …. 2X
Jangan lautan hendak diduga ………2X
Kalaulah pandai gunakan akal ………2X
(Budi pekerti….3x) gunakan juga..…2X

Sepandai-pandai tupai melompat .…2X
Ada kalanya jatuh ketanah ……… 2X
Siapa pandai jujur dan tepat .………2X
(Orangpun kasih..3x) walau dimana…2X

Kalau tiada ada berada …………2X
Masa tempua bersarang rendah…2X
Kalau turuti ayah dan bunda………2X
(Selamat badan..3x) hidup didunia…2X


UNTUK BUNGAMU (M.Mashabi)

Jika bungamu kembang didalam taman
Ambilkan air lalu kau siramkan
Jangan biarkan bungamu merana
Merambat tanah sejadi-jadinya
Dipijak orang tanda tak guna

Jika bungamu mewangi restu
Suntinglah ia dengan rasa mesra
Jangan tunggu hingga bungamu layu
Nanti disunting si orang lalu
Kecewa kalbu penuh cemburu


R E F F : Oooh … insan yang tiada merasa
Betapa nikmat harumnya
Tiada menghiraukan bunga
Oooh… insan yang pandai menilai
Akan keindahan bunga … aneka bunga

Sungguh beruntung bunga yang dijaga
Dipupuk dan disiramilah jua
Oleh orang yang bijak dan mengerti
Dijaga bunga sepenuh hati
Dari godaan si kumbang jati



TIMANG – TIMANG (Said Effendi)

Timang timang anakku sayang
Buah hati permata ayanda
Jangan mengangis dan jangan merajuk sayang
Tenanglah tenang dalam buaian

Betapakah hati takkan riang
Bila kau bedrgurau dan tertawa
Semogalah jauh dari marabahaya
Riang gembira sepanjang masa

Reff : Setiap waktu ku berdoa
Pada Tuhan Yang Maha Kuasa
Bila kau sudah dewasa
Hidupmu bahagia sentosa

Timang-timang anakku sayang
Buah hati ayanda seorang
Tidurlah tidur pejamkan mata sayang
Esok hari bermain kembali


SEMALAM DI MALAYSIA (Said Effendi)


Aku pulang dari rantau
Bertahun-tahun di negeri orang
Oh Malaysia
Oh dimana kawan dulu
Kawan dulu yang sama berjuang
Oh Malaysia

Kekasih hatiku pun telah hilang
Hilang tiada pesan
Aduhai nasib apakah daya
Cinta hampa hatiku merana
Mana dinda

Ini kisahku
semalam di Malaysia
Kini rasa sedih
aduhai nasib apakah daya
Aku hanya seorang pengembara
yang hilang

(Jakarta, 27 Mei 2010/Mathar Moehammad Kamal/OM.Nyanyian Jiwa Tenabang)