Senin, 30 Agustus 2010

= TRADISI BERLEBARAN BETAWI DALAM KEHIDUPAN MODERN (Forum Kajian Budaya Betawi edisi 15)

TRADISI BERLEBARAN BETAWI DALAM KEHIDUPAN MODERN (Forum Kajian Budaya Betawi edisi 15)

by Mathar Moehammad on Wednesday, August 25, 2010 at 12:59am


PENGANTAR:

Topik ini diajukan karena keinginan saya untuk menjaga warisan tradisi kaum Betawi,walau ada juga pertanyaan "Untuk apa dilestarikan di era modern ini ? dan Untuk siapa kita bicarakan tradisi berlebaran Betawi ?". Tentu saja kajian ini tidak ada hubungannye dengan rencara Pemprov.DKI Jakarta dan Bamus Betawi yang akan mengadakan Lebaran Betawi untuk yang ketiga kali.

Melaksanakan tradisi berlebaran, kelihatan merepotkan dijaman yang serba praktis dan pragmatis sekarang ini. Bini, anak-anak dan keluarga kita sudah abai dalam menghadapi lebaran dengan ikuti tradisi masa lalu, karena menurut mereka pasti repot dan gak usah diadain lagi. Apalagi setelah cape sebulan penuh ngurusin puasa (buka-sahur). Tapi kalau kita ke daerah Kosambi, Cengkareng, kita ngiri,karena disana masih bertahan tradisi berlebaran Betawi. Sikap memahami lebaran sama dengan puasa yang harus dilakukan selama sebulan merupakan salah satualasan tradisi ini dilaksanakan.

Bagi saya semua ini merupakan warisan yang tetap harus dipertahankan ditengah gelombang budaya modern yang bahkan dalam bersilaturahmi sudah sangat praktis,menggunakan produk teknoloji modern, seperti SMS dan FB. Tapi substansi "kebertemuan dalam silaturahmi" gak bisa digantikan dengan metode apapun.Sebagai bagian dari budaya Betawi, tradisi berlebaran Betawi tak bisa dihilangkan begitu saja. Karena ini tetap terus kita wariskan kepada generasi berikut kaum Betawi. Jika tidak, maka sedikit demi sedikit budaya dan segala bentuk tradisi Betawi akan punah.

Dalamkesempatan ini, kita coba kilas balik mengenang cara berlebaran orang-orang tua kita terdahulu. Tradisi berlebaran Betawi sangat terasa dalam arti "marwah"Idul Fitri setelah sebulan puasa di bulan Ramadhan. Mempertahankan tradisi berlebaran Betawi bagi kita harus dijadikan tanggung jawab bersama, secara moral kite terpanggil untuk menjaga tradisi ini. Walaupun dalam forum kajiankali ini kita hanya mencoba "rewind" apa yang kita rasakan ketika kita masih kecil dulu.

Dalam perspektif kehidupan modern sekarang ini, melaksanakan tradisi berlebaran Betawi sungguh sangat merepotkan, apalagi jika dikaitkan dengan persiapan menghadapi lebaran mulai dari H-5. Persiapan-persiapan itu menyita waktu,tenaga dan dana, tapi hasilnya membuat kenangan indah yang sekarang sulit ditemukan secara menyeluruh di keluarga-keluarga Betawi. Orang Betawi menghadapi Lebaran mempersiapkan sejak H-5, dimana dimulai dengan bikin dodol, kue-kue kering dan puncaknya H-1dengan membuat kue basah dan persiapan ketupat lebaran. Jika dirinci, makin terlihat betapa kesibukan orang Betawi dengan tradisi berlebarannya merupakans ebuah upaya menghormati dan menghargai tetamu, sanak permili dalam silaturahmi lebaran (Idul Fitri). Jaman lalu, biarpun merepotkan, tetap menyenangkan dan tidak ada rasa lelah menyiapkannya. Yang paling menarik, apa yang dilakukan dengan persiapan berlebaran, bahkan bisa diartikan sebagai "perekat kekerabatandan budaya" yang diteruskan dengan silaturahmi lebaran pda hari H-nya.

Esens pelaksanaan tradisi berlebaran Betawi yang kita bahas hari ini adalah, penting dan tidaknya persiapan lebaran yang merupakan titik tolak dari tradisi berlebaran yang mau kitapertahankan ? Begitu juga, akankah kita biarkan tradisi berlebaran hilang dimakan waktu dan hanya menjadi kenangan belaka ? Dalam kesempatan ini, kita sharing, abang-abang dan mpok yang hadir, sekurang-kurangnya bercerita kenangan berlebaran gaya Betawi dan memberikan tanggapan serta mengajukan gagasan bagaimana caranya jika kita ingin mempertahankan tradisi berlebaran Betawi ?(matharmoehammadkamal)

RUDIALBADR

Dikampung saye, dulu kuat sekali tradisi berlebaran Betawi. Tapi dengan kawin campur dan berjalannya waktu, sudah mulai kurang dilakukan. Tapi keluarga saya masih mentradisikan kumpul ditempat yang dianggap paling tua setelah turun shalat Ied. Shalat Ied selalu diadakan dimesjid peninggalan engkong saye dari keturunan "Ki Mera" . Keluarga besar Ki Mera, dihari pertama biasanya langsung berziarah kubur. Setelah itu barulah kumpul ditempat yang ditentukan dan dianggap paling tua dari rumpun keluarga Ki Mera' dan ini dianggap paling efektif dan efisien. Selanjutnya barulah melebar datangi- bersilaturahmi dengan permili laen.

Menurut saya, kawin campur mengakibatkan tersebarnya tempat tinggal orang Betawi, sehingga di tentukan dengan cara memusatkan kumpul ditempat yang paling tua. Pola ini masih bagus dan tetap kami pertahankan, khususnya keluarga besar Ki Mera' walaupun, karena keadaan tradisi berlebaran tidak lagi sebulan penuh.

Mengenai"ngejot" atau antar-antaran, masih tetap berlangsung. Biasanya malam takbir kita saling tukar makanan, seperti ketupat sayur dan lauk-lauknye. Kite anak-anak, paling suka disuru antar makanan,karena pasti dapat uang dari saudara kita yang menerima antaran dari nyak/keluarga kita.

Menurut saya masih banyak yang bisa dirinci untuk bisa mempertahankan tradisi berlebaran Betawi. Saya berharap terus digali dan dipublikasikan agar tradisi berlebaran ini jangan punah.

SATIRI(Cipete)

Lebaran ditempat saya sudah berbeda seiring dengan perubahan lingkungan, dimana percampuran etnis dikampung saya sudah terjadi lama. Orang-orang Betawi mulai kurang di tempat saya. Sekarang malah tradisi kumpul dilakukan di tempat RT.Lingkungan disana sudah semakin kompleks. Namun demikian, bagi yang masih punya keluarga besar Betawi, masih ada yang melaksanakan tradisi berlebaran Betawi,walaupun sebagian lagi sudah tidak perduli.

Masalahnya,anak sekarang sudah tidak mau ikut keliling berlebaran seperti jaman saya kecil dulu. Saya merasakan waktu kecil dulu, saya diajak orang tua keliling silaturahmi kepada seluruh permili dari ibu dan bapak saya. Di hari pertama bisanya kerumah engkong dan nyai, baru kemudian kerumah ncang-ncing. Hari kedua baru kite ziarah kubur

Karena sering diajak orang tua, maka nama saya akan di hafal sebagai anak dari nyak-babe saya dilingkungan permili/keluarga besar. Disini sangat penting agar tidak kematian obor. Jika kite jarang ajak anak-anak kite silaturahmi yang setaon sekali dalam keluarga besar, pasti anak-anak kite akan mati obor.Sekarang ini arus deras pola dan budaya modern membentuk sikap anak-anak kita. Pergeseran tradisi ini juga terjadi karena orang tua cuek, gak mau ajak anak-anaknya silaturahmi lebaran.

Sedangkan dalam hal antar-antaran masih tetap dilakukan pada malam takbiran, dimana ketupat dan sayurnya serta lauk, ditukar dengan makanan lain dari orang yang kita kirim. Pada hari lebaran, juga masih ada tradisi bawa kue lebaran, baik kue kering dan basah. Ditempat saya masih juga dianggap kalo lebaran sebulan penuh, karena disamakan dengan puasayang juga sebulan penuh. Dengan begitu gak heran bila kita datang ke saudara jauh saat Syawal ampir abis.

Tradisi berlebaran bagi saya berdasarkan nilai-nilai agama Islam, jadi kita pertahankan sama dengan menjaga nilai-nilai agama Islam dalam kehidupan orang Betawi. Salah satu kritik saya adalah, anak-anak sekarang sudah tidak perduli tentang adab cium tangan pada orang yang lebih tua, khususnya pada sodara deket. Bahkan cara cium tangan anak sekarang dimodel-modelin, seperti memegang tangan orang yanglebih tua dan menempelkannya ke dahi atau pipi. Demikian juga tradisi mengucap salam "assalamualaikum" sudah gak diperdulikan. Apakah guru-guru ngaji sekarang juga tidak menekankan hal ini atau memang anak-anak kite sudah tidak perdulidengan pengajian. Untuk itu, saya berharap kita tetap harus menjaga tradisi in idan terus disebarkan kepada generasi Betawi agar jangan lupakan warisan nilai orang-orang tua dulu yang berkesuaian dengan ajaran agama Islam.

BACHTIAR(Rawabelong)

Lebarankan agenda tahunan silaturahmi keluarga besar kita untuk maaf-maafan.Sebelonnye orang Betawi sudah mulai dengan silaturahmi di mesjid dengan NisfuSya'ban, munggah puasa dan di saat tharaweh juga sudah ada tradisi silaturahmi.Ini luar biasa sebagai konsep Islam. Sekarang sudah ada pergeseran, khususnya dikampung yang sudah sedikit orang Betawi-nya. Lebaran sekarang "gak sedep"rasanya. Gak kita lihat orang ider-ideran, ngiterin seluruh rumah dikampung selama beberapa hari. Sekarang 3 hari saja dari Hari Raya Lebaran, sudah sepi dikampung kite. Padahal puasa sebulan, kudunya diikuti dengan silaturahmi lebaran selama sebulan. Masalahnya apa masih berlaku ? Ada sodara kite bingung kalo kite datangin padahal masih bulan Syawal tapi tidak diawal-awalnya.

Salah satu penghambat silaturahmi lebaran seperti dimaksud dalam tradisi lebaran Betawi adalah karena letak tempat tinggal keluarga, saudara-saudara kita yang jauh. Apalagi dengan kawin campur yang sering tinggal dipinggir-pinggirJakarta. Padahal kalo dianggap sebagai agenda tahunan gak usah dipersoalkan jauh dekatnya tempat tinggi dan sialturahmi yang dilakukan di akhir bulan Syawal. Kalo diteliti, justru dengan lebaran sebulan sangat berarti. Bisa jadi ada orang yang kite anggap temen,ternyata dalam silaturahmi lebaran ketemu garis silsilah pamili.

Kalo ditempat saya, turun shalat Ied, langsung ziarah kubur. Setelah itu datangi orang tua atau mertua yang masih tinggal se kampung, baru kemudian orang-orangtua dari keluarga besar kita, baru tetangga dan kerabat. Juga dibiasakan kita kumpul ditempat yang dituakan hingga semua datang dari mana-mana, baru kitabergerak ketempat saudara lain.

Yang menarik bagi saya adalah ketika kita dan orang tua kita merasa "wajib"menyiapkan uang untuk dibagi-bagikan pada anak-anak yang ikut silaturahmi karena diajak orang tuanya. Ini kita anggap sebagai penggirang lebaran dan cuma setahun sekali. Ini juga jangan dihilangkan dan jangan ditafsirkan seolah-olah membentuk sikap mengharap atau minta-minta. Saya juga heran jika tradisi berlebaran diformalkan tapi tidak dikuatkan dengan isi tradisi dan budaya Betawi. Misalnya dalam Lebaran Betawi, ada antar-antaran roti buaya yang menurut saya tidak tepat dengan situasi dan kondisi berkaitan dengan tradisi menggunakan roti buaya. Saya kuatir kalo kita tidak teliti, budaya Betawi akan simpang siur dan akan punah karena tidak dilakukan sebagaimana mestinya.

BangUWO (Kemang)

Pada dasarnya hampir sama tradisi berlebaran di Kemang, hanya saja sekarang sudah mengikis tradisi Betawi-nya,apalagi bila kampung kita sudah berubah fungsi penghunian dan orang-orang Betawi tinggal sedikit. Di tempat saya, antar-antaran masih ada, tapi dipusatkan di masjid saat malam takbiran yang dilakukan dengan tahlil dan takbir. Antar-antaran makanan juga bisa diartikan sebagai tukar-tukaran makanan yang dimasak dirumah kita.

Pada usai shalat Ied, kita juga masih ada tradisi antar-antaran keu-kue. Ditempat saya masih ada tahlilan dan takbiran dimesjid, baru setelah itu pulang kerumah masing-masing dan mengunjungi keluarga besar dan diutamakan yang dituakan.

Angpau bagi anak-anak yang datang silaturahmi masih dilaksanakan. Ini dimaksud sebagai perekat kekeluargaan dan mengenal anak keturunan sejak kecil. Biasanya orang-orang tua sebelon kasih duit selalu tanya ini namanya siapa dan anaksiapa. Jadi ada maksud juga untuk tidak kematian obor.

Sekarang orang sudah gak perduli lagi dengan tradisi lebaran Betawi. Bahkan karena Betawi-nya mulai kawin campur, yang terjadi adalah mengutamakan pulang kampung (istri-suaminya). Bagi saya sudah menjadi kewajiban moral untuk terus menjaga dan melestarikan tradisi berlebaran Betawi, sehingga anak-cucu kita tidak kehilangan asas kebudayaannnya.

MATHARMOEHAMMAD

Tradisi berlebaran yang dipusatkan ditempat orang yang paling tua dari keluarga besar Betawi, merupakan tradisi memberi penghormatan "ketuaan" dalam arti luas. Khususnya berdasarkan keilmuan, tokoh agama dan paling tua, tentu diprioritaskan. Sayangnya generasi sekarang sudah tidak perduli lagi. Budaya modern telah merubah sikap generasi sekarang begitu praktis dan pragmatis,sekaligus merubah sikap dan perilaku hidup dengan adab Betawi yang sarat dengan niilai-nilai agama.

Antar-antaran makanan yang dimaksudkan sebagai ikatan silaturahmi sebelum Idul Fitri,terkadang dijadikan "media menguji kemampuan masak". Orang Betawi yang lidahnya perasa, akan menilai sejauh mana enak tidaknya makanan yang diberikan kepadanya, walaupun tidak dibicarakan secara luas bila dirasakan makanan antarannya tidak enak.

Bagi-bagi uang pada anak-anak yang ikut orang tua silaturahmi lebaran, sekarang masih terjaga dan menjadi semacam "wajib". Benar juga bila didalam pemberian uang kita menanyakan nama dan anak siapa yang kita temui. Ini untuk menghafal anggota keluarga besar kita dan lebih mengenal dari dekat. Sebagai rasa syukur, biasanya walaupun kita belum menikah, tetap menyiapkan uang untuk kita berikan kepada anak-anak. Mereka sangat senang dan akan membicarakan hasil perolehan dan menyebut royal dan pelitnya saudara yang memberinya uang.

Tradisi berlebaran selama sebulan dapat kita terima, bahwa sebulan puasa juga harus dilakukan silaturahmi dengan masa sebulan di bulan Syawal. Jika kita lihat pragmatisme dan kehidupan praktis generasi sekarang, kita sulit berharap mereka mau meneruskan warisan tradisi berlebaran kaum Betawi ini. Mulai dengan kartu lebaran berganti dengan SMS dan sekarang ada FB & Twiter. Tapi kita jangan putus asa untuk menjaga warisan leluhur kita dalam tradisi lebaran Betawi. Dengan kajian dan publikasi, maka kita berharap masih ada ruang dan waktu untuk melestarikan tradisi lebaran Betawi.

H.YASIN(Condet)

Saya Betawi asli Condet, tapi gede dimana-mana, nganyeng-nganyengan kata Betawi.Karena saya ke-mane-mane cari pergaulan, pengalaman dan cari hidup. Dalam kaitan tradisi lebaran Betawi, saya jadi terkenang dan terkesan saat masih belum baligh dulu. Betapa indahnya masa berlebaran jaman dulu. Bahkan terasa seminggu sebelon Idul Fitri, sudah terasa aroma dan marwah lebaran. Tradisi masih begitu kuat. Saya jalan kaki keliling kampung dan kampung lain untuk berlebaran. Saya masih ingat bantu nyak bikin kue, ke pasar beli daging dan keperluan lebaran. Biar kate cuman setaon sekali beli daging rada banyakan, tapi sungguh indah saya rasakan. Sayang sekarang sudah hilang tradisi seperti dulu saya rasakan, puasa dan lebaran kurang sedep lagi.

Sekaranganak-anak Betawi emang sudah kawin campur, gak lagi pertahankan perkawinan antar Betawi, kecuali yang dijodohkan. Anak-anak sekarang juga males kalo diajak jalan kaki keliling kampung silaturahmi lebaran, mereka lebi suka kumpul sesame dan jalan-jalan dengan motor. Saya berharap orang tua mengajak dan mengajarkan tradisi Betawi dalam berbagai hal, termasuk menjaga kelestarian tradisi lebaran Betawi. Terima kasih pada abang-abang yang masih mau ngurusin tradisi Betawi dan mau jagain budaya Betawi. Semoga tradisi dan budaya Betawi jang sampe punah dikampungnye sendiri.

CHAIRILGIBRAN RAMADHAN (Pondok Pinang)

Saya baca buku bang Yahya Andi Saputra "Daur Hidup Adat Betawi", didalamnya ada ditulis tentang lebaran Betawi. Saya berharap jangan sekedar dibuku saja tradisi lebaran diberitahukan kepada publik Betawi, tapi harus terus diupayakan agar tradisi ini bisa dijalankan. Ditempat saya yang menarik adalah "andilan kerbau". Sekarang sudah tidak ada lagi.Saya juga berharap kita terus ajak anak-anak kita silaturahmi dalam keluarga besar, agar Betawi jangan mati obor.

Ketika masih anak-anak, saya terkenang waktu maen obor dan petasan. Tentu saja saat itu arealnya dikampung kita masih luas. Juga saya masih ingat senengnya dapat duitdari orang-orang tua ketika bersilaturahmi lebaran.

Dalam essay saya, tentang Betawi Comberan, saya maksudkan jangan sampe ada Betawi Gedongan yang dianggap aneh di Betawi, kalo ada Betawi intelektual kita justru harus bangga. Saya dikritik JJ Rizal yang nulis di FB saya "Ril, lu masih ngurus Betawi aje. Kalo gue sich udeh kapok". Bagi saya ke-Betawian saya tetap saya ekspresikan melalui karya-karya tulis. Begitu juga menurut saya, mulai mengikisnya tradisi Betawi, karena kita tidak biasa menulis. Misalnya saja kita mulai dengan menulis garissilsilah keluarga besar kita.

CICIA.ILYAS (Cikarang)

Sekarang di Cikarang sudah heterogen dan lebih banyak Sunda. Tapi di keluarga besar saya tetap masih menjaga tradisi berlebaran gaya Betawi. Hari pertama ratusan anggota keluarga besar saya kumpul dirumah yang dituakan. Setelah itu baru bergerak ke tujuan keluarga-keluarga yang akan dikunjungi.

Tradisi antar-antaran yang dilaksanakan sebelum Hari Raya masih berlangsung.Biasanya dimulai dari orang yang lebih muda kepada yang lebih tua. Mengantar makanan juga menyenangkan karena bisa dianggap sambil jalan-jalan, kerana keluarga yang dituju bisa bukan dikampung kita. Begitu juga tradisi cium tangan tetap dipertahankan. Sayangnya Cikarang sekarang sudah berubah jadi kawasan industri dan perumahan yang penghuninya tentu berbeda budayanya.

MATHARMOEHAMMAD

Kita kasat mata melihat pergeseran. Karena faktor keinginan hidup praktis. Urusan makanan sekarang dilakukan dengan katering, memesan paket ketupat lebaran sudah ada yang siapkan. Sulit ditemui orang tua yang masih mau masak ketupat dengan kayu bakar (kepercayaan bahwa dengan kayu bakar akan lebih enak). Begitu juga kue-kue kering dan basah. Kita sulit mencium aroma wewangian kue dibikin kalo kite liwat rumah-rumah orang Betawi.

Jaman makin modern, orang ogah repot dan anggap Hari Raya lebaran paling hanya 1-3 hari saja. Tradisi lebaran Betawi sudah mulai redup, jarang dilaksanakan, kecuali yang saya lihat di daerah Kosambi-Cengkareng. Begitu juga tradisi andilan yang patungan untuk dapat daging kerbau/sapi sudah gak ada lagi.Padahal ini pencerminan pemberian kepercayaan pada orang yang pegang duit kumpulan, merekat sikap guyub dan interaksi sosial yang tinggi. Waktu masih kecil di Tenabang, yang paling berkesan adalah "nyewa beca" keliling kota dan kita patungan dengan 4-5 orang teman. Kita saling bergantian ngenjot beca sambil teriak-teriak takbir gaya anak-anak. Sekarang gak bakal bisa lagi.

SUPRIADI

Tradisi lebaran Betawi adalah tradisi yang intinya rekatan silaturahmi yang tinggi. Dikampung saya sudah tidak bisa bertahan lama, paling hanya seminggu - 2 minggu, karena sudah sedikit orang Betawinya. Saya menilai andilan adalah suatu kegiatan yang harus dijaga, khususnya kita berikan kepercayaan yang pegang duit dalam keluarga besar kita. Sekarang ini kita dituntut untuk menjaga tradisi ini agar jangan sampe punah.

YAHYAANDI SAPUTRA (Tarogong)

Ditempat saya masih kental juga solidaritas sosial nya, dimana sebelum lebaran ada bersih-bersih kampung dan khususnya mesjid. Andilan masih tetap ada, hanya saja sekarang motong kerbaunya di RPH, karena areal dikampung sudah tidak ada lagi tanah lapang. Bikin kue kering dan kue basah masih jadi kebiasaan orang perempuan dikampung saya. Kecuali dodol yang rada sulit bikinnye, biasanye beli. Antar-antaran juga masih dilakukan. Dulu juga masih rame bakar petasan.

Dikampung saya ada tradisi "malam towong". Biasanya tempat-tempat gelap dipasang obor. Dasar pemikiran tradisi ini adalah, waktu bulan puasa setan kan dirante dan menjelang lebaran setan dilepas rantenya. Maka ditempat-tempat gelap harus diterangi agar gak ada setan nongkrong .

Pada saat lebaran, semuanya sama seperti kampung Betawi laen. Yang pertama dikunjungi adalah orang yang paling tua dalam keluarga besar, kemudian yang dibawahnya dan seterus begitu dari seluruh keluarga besar hingga merata. Ziarah kubur biasanya dilakukan pada hari kedua. Menarik disini adalah kita diajak keliling kuburan dan dikasih tahu makam ngkong-nyai, ncang-ncing dan saudara-saudara yang sudah lebi dulu wafat.

Selanjutnya kita bebas silaturahmi, tapi dikampung saya ada tradisi "tunggu kubur" dimana berdasarkan hasil rapat keluarga ada yang ditetapkan seminggu, dua minggu atau sebulan. Ini sudah tradisi sejak dulu dan turun menurun dan ada yang mengkoordinir tunggu kubur.

Kita juga ditentuin untuk silaturahmi kepada guru-guru kita. Rerod-rerodan kerumah guru-guru kita adalah pemandangan biasa dalam masa berlebaran. Orang laen yang ngendon juga akhirnya ngikut dengan tradisi dikampung saya. Alhamdulillah masih ada tradisi lebaran gaya Betawi yang dipertahankan oleh generasi saya. Kite masih ngajak orang mane-mane untuk membaur ngikutin tradisi yang ade dikampung kite waktu lebaran.

PENUTUP

Masih banyak yang belum kita ungkap dari bagian rinci tradisi lebaran Betawi. Tapi Forum Kajian Budaya Betawi LKB ini akan terus menggalinya dan mempublikasikannya sebagai upaya melestarikan tradisi dan budaya Betawi. Forum Kajian ini tetap berusaha mungutin yang orang buang dari tradisi dan budaya Betawi, juga apa-apa yang dirusak oleh informasi orang-orang pandai Betawi yang tanpa dasar literatur maupun data sejarah lainnya.

Semoga apa yang kita lakukan hari ini merupakan langkah lanjut untuk menapaki sejarah kebudayaan Betawi, sehingga tradisi demi tradisi yang masih harus kita gali akan terus kita lakukan. Semoga ini merupakan kerja bermanfaat dengan niat menjaga tradisi Betawi untuk kita wariskan pada generasi berikut dari kaum Betawi.Tentu saja, kita berharap ALlah Swt meridhoi usaha kita melestarikan Budaya Betawi. (Jakarta,20/08/2010-FKKB : matharmoehammadkamal)

= BUKU-BUKU LUAR BIASA DARI PENGALAMAN BIASA


BUKU-BUKU LUAR BIASA DARI PENGALAMAN BIASA



KOMUNITAS BAMBU, yang membawahi 5 penerbitan sekaligus: Masup Jakarta, Komunitas Bambu, Ruas, Ka Bandung, dan Mushaf, terlihat begitu pandai memanfaatkan ruang kosong yang selama ini mungkin tidak dilirik orang. Penerbit yang dikomandani JJ Rizal ini, seorang peneliti sejarah dan sastra, di samping menerbitkan buku-buku sejarah dan agama Islam, juga menerbitkan buku-buku, yang berisi pengalaman-pengalaman hidup seseorang yang bukan tokoh sejarah, terhadap hal-hal kecil yang terjadi pada tahun-tahun berdasarkan ingatan para penulis itu.

Meneliti isinya, sesungguhnya buku-buku itu biasa-biasa saja jika terbit pada tahun-tahun dimaksud. Namun ketika diterbitkan puluhan tahun kemudian, maka buku-buku itu pun menjadi begitu luar biasa dan menjadi sangat menarik dibaca terutama oleh mereka yang sama sekali tidak mengalaminya.Bagaimana rasanya berenang di kali di daerah Pasar Baru yang dialami Tio Tek Hong pada jaman Belanda, atau suasana Jakarta tahun 1950-an?

Simak buku-buku berikut: "Pasar Gambir, Komik Cina & Es Shanghai--Sisik Melik Jakarta 1970-an" (Zeffry J. Alkatiri); "Menjadi Tjamboek Berdoeri" (Kwee Thiam Tjing); "Kenang-Kenangan Orang Bandel" (Misbach Jusa Biran); "Keadaan Jakarta Tempo Doeloe 1882-1959" (Tio Tek Hong); "Jalan-Jalan di Bandung Tempo Doeloe" (Syarief Amin); "Jakarta 1950-an--Kenangan Semasa Remaja", "Jakarta 1960-an--Kenangan Semasa Mahasiswa", "Jakarta 1950-an--Kenangan Sebagai Dosen" (ketiganya karya Firman Lubis); "Braga--Jantung Parijs Van Java" (Ridwan Hutagalung&Taufanny Nugraha); dan "Batavia Awal Abad 20" (HCC Clockener Brousson).

Buku karya Zeffry Alkatiri terbilang paling baru (Juni 2010), dan merupakan kumpulan kisah yang menjadi dokumen sosial tentang Jakarta tahun 1970-an yang memikat. ZJA tidak hanya siap dengan pelbagai sumber tertulis, tetapi juga banyak sekali memanfaatkan memori kolektif yang hidup di tengah masyarakat Jakarta. Gaya penulisan populer membuat pengalaman empiris antropologis ZJA sebagai orangyang dilahirkan dan dibesarkan di Jakarta, terasa dekat sekali dan akrab bagi siapapun yang membaca buku ini. Bukan saja orang-orang yang pernah mengalami periode 1970-an, tetapi juga yang hidup di masa kemudiannya.

= Essay: BETAWI COMBERAN oleh CHAIRIL GIBRAN RAMADHAN

Essay: BETAWI COMBERAN oleh CHAIRIL GIBRAN RAMADHAN






by Chairil Gibran Ramadhan on Sunday, August 29, 2010 at 3:27pm


Betawi Comberan


oleh Chairil Gibran Ramadhan

Judul di atas saya gunakan sehubungan "pemisahan" atas orang Betawi yang dengan sangat diskriminatif memakai istilah Betawi Gedongan.

Bagi saya istilah tersebut sangat mengada-ada dan tidak berdasar. Jika ada dasarnya, maka dasarnya itu sangat dangkal dan tidak masuk akal. Memangnya apa yang aneh dengan orang Betawi yang menjadi pintar, elite,dan berkelas? Apa yang aneh dengan misalnya orang Betawi yang lebih mengandalkan otaknya untuk bekerja dan berkiprah di wilayah-wilayah pekerjaan yang "serius", macam menjadi polisi, tentara, dokter, dosen,politikus, bahkan peneliti. Apa orang Betawi hanya pantas tinggal di kampung-kampung, pegang cangkul, ngangon kambing, dan jadi tukang ojek?

Dan logikanya, jika ada istilah Betawi Gedongan, tentunya ada pula istilah Betawi Comberan—karena di dunia ini selalu berpasangan-pasangan: Malam, siang, lelaki, perempuan, bulan, matahari, baik, buruk, kaya, miskin. Jika orang Betawi kaya dan pintar disebut Betawi Gedongan; maka orang Betawi miskin dan bodoh disebut... Betawi Comberan? Begitu?

Kalau pemakaian istilah Betawi Comberan suatu waktu mendapat tanggapan berupa pembantahan, kenapa pula tidak ada pembantahan atas istilah Betawi Gedongan? Apa karena kita terbiasa menerima yang baik dan menolak yang buruk? Apa karena kita terbiasa menyukai yang indah daripada yang jelek?

Memang tidak dapat dipungkiri keberadaan orang Betawi yang terbelakang pendidikan, ekonomi dan status sosialnya. Tapi bukankah hal ini biasa dalam hidup—karena begitulah aturan Tuhan—dan tak hanya terjadi pada suku Betawi. Kenapa takada istilah Batak Gedongan untuk mereka yang sukses sebagai politikus atau pengusaha, lalu diciptakan pula istilah pula Batak Comberan untuk mereka yang menjadi pelaku kriminal di bis dan preman di terminal? Kenapa tak ada istilah Jawa Gedongan untuk mereka yang sukses sebagai politikus atau pengusaha, lalu diciptakan pula istilah pula Jawa Comberan untuk mereka yang menjadi pembantu di rumah-rumah dan tukang becak di pasar-pasar?

Jadi sungguh mengada-ada bahkan terkesan bodoh jika kita tetap saja menggunakan istilah Betawi Gedongan untuk orang-orang Betawi yang meniti kehidupannya di jalur-jalur yang memang jarang dimiliki orang Betawi umumnya. Karena sesungguhnya tak ada yang istimewa dengan orang Betawi yang menjadi pintar, elite dan berkelas.Tak ada yang istimewa juga bila ada orang Betawi yang tetap hidup tanpa pendidikan di tengah mahalnya biaya hidup dan pendidikan saat ini dan pemerintah serta swasta berlepas tangan daripadanya.

Pemakaian istilah Betawi Gedongan ini tak lepas dari kenyataan bahwa selama ini terutama hingga tahun-tahun 1980-an, orang Betawi terhitung langka yang berkiprah di lapangan-lapangan pekerjaan "serius" seperti yang disebutkan di atas.

Namun alangkah baiknya jika kita memahami dulu akar permasalahannya kenapa (dahulu) banyak orang Betawi yang enggan bersekolah formil dan itu akhirnya berakibat pada tidak dapatnya mereka menembus lapangan-lapangan pekerjaan formil semacam di pemerintahan, institusi kesehatan, kampus, dan kantor-kantor.

Pada jaman pendudukan Belanda ketika Indonesia ini masih bernama Hindia Belanda, institusi pendidikan-pendidikan formil yang ada mau tidak mau dipegang oleh Belanda sebagai pemegang kekuasaannya, termasuk dalam hal pelajaran dan sistem pendidikannya. Lantaran orang Belanda beragama Nasrani dan orang Betawi kental dengan Islam sebagai agamanya, maka orang-orang tua Betawi, melarang anak-anaknya bersekolah dengan kekhawatiran bahwa nanti akan dipengaruhi oleh pemikiran-pemikiran tentang agama nasrani dan memang ada fakta yang menyebutkan bahwa di sekolah-sekolah milik Belanda itu mereka giat benar memasukkan nilai-nilai agama kepada para pelajarnya—seperti yang memang diperintahkan dalam agama Nasrani.

Melihat kenyataan inilah maka orang Betawi lebih memilih menyekolahkan anaknya di pesantren, madrasah, atau mengirim mereka ke rumah-rumah ustadz untuk belajar agama. Akibatnya mereka hanya faham ilmu-ilmu agama, namun buta di pengetahuan-pengetahuan lain semisal bidang kesehatan, ekomoni, dan kenegaraan. Lantas fakta di masa puluhan tahun lalu inilah yang kemudian diadopsi ke dalam sebuah lagu moder berlirik "kerjaannye sembayang-mengaji." atau "anak Betawi ketinggalan jaman, katenye."

Dan jika hingga millennium ketiga ini kita masih mempercayai benar dengan image orang Betawi yang malas sekolah, bodoh dan terbelakang, lebih-lebih meyakininya image tersebut lantaran pernah "dipatenkan" dengan lirik lagu "anak Betawi ketinggalan jaman, katenye.", bukankahitu artinya justru kita sendirilah yang telah ketinggalan.

Anak Betawi ketinggalan jaman, katenye. Kata siapa? Apa kata orang yang miskin wawasannya?

Celakanya hingga kini masih banyak orang yang mengernyitkan dahi bila mendengar ada orang Betawi yang serius. Karena bagi mereka, yang mereka tahu orang Betawi itu lucu dan tak pantas maju. Bahkan orang Betawi yang kaya dan berpendidikan saja dianggap istimewa, aneh dan makhluk langka hingga melahirkan istilah Betawi Gedongan.

Image orang Betawi yang hanya pantas berada di garis belakang ini, tidak dapat dipungkiri, salah satu penyebab utamanya adalah lewat tontonan seperti film dan terlebih-lebih sinetron, dan juga bacaan-bacaan dengan tokoh Betawi yang ditampilkan secara konyol, bodoh dan karikatural--sepert tokoh Boim dan Gusur dalam serial Lupus, dan tokoh Somad dalam serial Olga (keduanya merupakan karya Hilman Hariwijaya). Lihat saja di TV-TV kita, betapa orang Betawi menjadi bahan bulan-bulanan penulis cerita sampah. Mereka, orang Betawi itu—entah yang diperankan oleh Betawi tulen atau Betawi Palsu—selalu memerankan tokoh-tokoh karikatural yang bila di dalam kehidupan nyata sama sekali tidak ada orang seperti itu. Padahal orang Betawi, seperti kata Sarnadi Adam di Harian Kompas sekitar tahun 1996, "Nggak begitu-begitu amat."

Nah, karya-karya buruk inilah yang turut memporak-porandakan image terhadap orang Betawi.

*sastrawan betawi dan mantan wartawan

Selasa, 17 Agustus 2010

= TAKBIR NASIONAL MAJLIS AKBAR NURUL MUSTHOFA DI MASJID ISTIQLAL (JAKARTA)

TAKBIR NASIONAL MAJLIS AKBAR NURUL MUSTHOFA DI MASJID ISTIQLAL (JAKARTA)

Time
September 9 at 7:30pm - September 10 at 2:00am
Location DI MASJID ISTIQLAL
Jl.Masjid Istiqlal
Jakarta, Indonesia
Created By
Majlis Ta'lim Shalawat & Dzikir Akbar Nurul Musthofa ' (Malam Minggu)
More Info http://www.nurulmusthofa.org/

= SILATURAHMI & BUKA BERSAMA

SILATURAHMI & BUKA BERSAMA


Time
August 16 at 4:00pm - August 24 at 4:00pm
Location BAMUS BETAWI dan Tokoh2 Betawi
Created By
Bamus Betawi
More Info UNDANGAN BUKA PUASA BERSAMA BAMUS BETAWI :

1.Senin 16 -08-2010 , pk. 16.00 Padepokan Pencak Silat Taman Mini , Jakarta Timur, Tuan Rumah: Bpk . H. Edi Marzuki Nalapraya (Ketua Dewan Kehormatan Bamus Betawi)

2.Minggu, 22-08-2010, pk: 16.00, Jl. Bangunan Timur No.10 , Kayu Putih Pulo Mas , Jakarta timur, TuanRumah Bpk . H. Effendi Yusuf , SH (Ketua Dewan Penasehat Bamus Betaw).

3. Rabu, 01-09- 2010, pk: 16.00, Kantor Gubernur Prov. DKI Jakarta Balai Agung , Jl. Merdeka Selatan, Jakpus, Tuan Rumah : Bpk . Dr.Ing H. Fauzi Bowo (Ketua Dewan Pembina Bamus Betawi / Gubernur Prov. DKI Jakarta).

4. Selasa, 07-09-2010 , pk: 16.00, Kantor Sekret Bamus Betawi Gd. Parasada Sasana Karya , Lt. 6, Jl. Suryo Pranoto No. 8 , Jakarta Pusat , Badan pengurus Bamus Betawi (Ketua Umum Bamus Betawi)

= EKSISTENSI SENI PERTUNJUKAN BETAWI DIKAMPUNGNYE SENDIRI ( Forum Kajian Budaya Betawi, Jumat, 06 Agustus 2010)

EKSISTENSI SENI PERTUNJUKAN BETAWI DIKAMPUNGNYE SENDIRI ( Forum Kajian Budaya Betawi, Jumat, 06 Agustus 2010)

by Mathar Moehammad on Wednesday, August 18, 2010 at 2:12am

PENGANTAR

Kajian kali ini sudah ke 14 kali,dan akan lebih dispesifikasikan pada problem kebudayaan atau kesenian Betawi yang menjadi tanggung jawab moral bagi kite generasi penerus Betawi. Karena kite berkeinginan setiap orang Betawi kudu tau ke-Betawian-nye, walaupun kite lebi mengedepankan kajian akan seni budaye Betawi, lain kali kite akanbahasmasalah sosial-politik Betawi.

Berkaitan dengan realitas seni budaya Betawi & sanggar-sanggar seni Betawi yang terlihat makin tenggelam diamuk gelombang samudra budaya asing dan daerah yang lebi kuat di Jakarta, makas aya mengajukan topik kajian kita adalah tentang nasib seni pertunjukan Betawi dikampungnye sendiri. Apalagi sekarang ini LKB lebi perduli pada sanggar-sanggar binaannya. Sekarang ini LKB telah menata menejemen sanggar melalui pembuatan Akte Notaris dan kelengkapan administrasi yang dibutuhkan untuk berhubungan dengan pihak lain. Hal ini bagi LKB merupakan kerja nyata dan berkaitan dengan terbukanya peluang akan mementaskan seniBetawi dalam ruang danwaktu tertentu dengan pihak-pihak yang perduli pada senibudaya Betawi. Kita akan pertanyakan, mau dibawa kemana sanggar-sanggar seni Betawi atau bagaimana seharusnya seni pertunjukan Betawi bisa terus dipertahankan dalam dinamika pergulatan kesenian di era modern ini.

Alhamdulillah kali ini mulai adapenyadaran akan realitas,bahwa seni budaya Betawi harus siap tampil dengan segala kemampuan dan perlengkapan serta persyaratan yang dibutuhkan. Sanggar seni Betawi yang perduli akan ikut bersama memperbaiki dan melakukan perubahan baik disegi menejemen, kualitas seni dan kemampuan mengadaptasi tuntutan jaman.

Saya merasa terpanggil ketikateman-teman dari Batak (Sumut)bilang bahwa setiap suku bangsa harusdipertahankan dengan rasa cinta kepada kebudayaan yang hidup dan menjadi warisanyang akan memperkaya kebudayaan nasional. Mereka eksis dan kompak karena mereka mencintai suku-nya, merasa memiliki kebudayaannya. Bertahan tidaknya seni budaya disebabkan rasa cinta tersebut, begitu kata mereka. Lihat saja Festival DanauToba yang sudah meluas menjadi even internasional selain didukung masyarakat lokal dan domestik. Ini menjadi inspirasi dan motivasi saya untuk mengajak semua orang Betawi mencintai ke-Betawi-an dalam berbagai aspek kehidupan yang telah diwarisi oleh pendahulu kita.

Harapan saya, semua penggiat seni, seniman dan budayawan Betawi begitu mencintai Betawi dan mengajak semua orang Betawi juga mencintai Ke-Betawiannya, sehingga kita merasa wajib menjaga kelestarian budaya Betawi dan akan terus hidup serta berjaya dikampungnyasendiri (DKI Jakarta), Semoga harapan ini terwujud.=matharMoehammadkamal

SAPARUDIN UWO (Sanggar ManggarKelapa-Kemang)

Kesempatan bagi sanggar-sanggaruntuk bisa jadikan seni pertunjukkan sebagai jajanan/makanan bagi masyarakat Betawi dan Jakarta umumnya, harus menjadi niat bersama. Kita harus tampilkan kebolehan karya seni Betawi agar di Jakarta kita tetap dikenal.Ruang publik yang tersedia harus jadi tempat menampilkan seni budaya Betawi. Sebagai kesenian tradisional, Betawi harus mampu mencari peluang tampil di kampungnya sendiri. Dengan seringnya ditampilkan, seni Betawi akan membuat orang makin mengenal dan mencintai. Kita sekarang berhadapan dengan seni modern yang menjadi tantangan agar kita terus berkreasi.

Dengan kepedulian,maka peranan seni Betawi akan nyata terangkat dan kita akan menjadikan seni budaya modern sebagai saingan yang harus diimbangi dengan karya nyata. Dengan begitu kita bisa menghambat arus deras seni modern dari barat untuk tidak menguasai ruang kebudayaan di Jakarta. Dengan seringnya tampil, kesenian Betawi di khalayak ramai,sedikit demi sedikit akan menghambat budaya barat, karena biar gimana juga seni budaya barat bertentangan dengan sikap & budaya kita. Jadi kita lawan seni budaya barat-modern dengan budaya lokal yang terus menerus ditampilkan.

Sanggar Manggar Kelapa di Kemangterus mengkampanyekan seni Betawi dengan membikin 5 x Festival Palang Pintu.Tujuannya selain untuk mengangkat seni Betawi juga memperkenalkan pada turis mancanegara di Kemang yang dikenal tempat kumpul turis asing. Dari pertunjukan ini kita terus berharap peningkatan kesenian Betawi secara kualitas dari sisi pertunjukannnya. Kita juga harus berani mengadakan perbaikan dan perubahan dari segi busana, tampilan, koreografi dan pernik-perniklain agar menarik dan bisa mencapai nilai jual tinggi. Saya bangga pada teman-teman sanggar yang mau tampil bersama walau harga "tanggapan"nya tidak mahal. Itu artinya ada kesamaan semangat juang dalam menjaga kelestarian dan peningkatan kesenian Betawi. Saya berharap,marilah kita sama-sama membuat rumusan untukbisa menjadikan seni pertunjukan Betawi lebih eksis selamanya. Terutama pada generasi penerus agar jangan berfikir komersialnya saja. Harus ada sikapmencintai kesenian Betawi. Kitalihat Tanjidor, Lenong,Gambang Ranca,Rebana Biang dan Samrah, yang sulit meregenerasi.

Saya teringat kata Alm.H.Bokir padaM'ah : "Ma'ah, kalo ada orang Betawi ga punya duit atawa kurang duitnyemao nanggap lu, jangan ampe lu tulak, kudu lu terima. Karena kalo sampedie mati gak sempet liat kesenian Betawi, itu berarti lu punya dosa"
Jadi jangan sampe ada orang Betawi ga bisa nikmatin dan nonton kesenian Betawi dan die ampe mati gak ngerasain.Kite bisa berdosa semuanya. Untuk itu harus selalu dibuat even tertentu,seperti festival, walau sekarang harus ditata secara professional, sehingga merubah pakem tampilan. Dalam lenong, diupayakan supaya bikin cerita lucu dan gebuk-gebukan aja agar penonton terhibur. Dalam gambang kromong dipaksa nyanyikan dangdut agar orang yang gak suka gambang akhirnya jadi suka. Ironis memang nasib seniBetawi kita.

BACHTIAR (Sanggar Si Pitung)

Yang paling urgent dalam melestarikan seni budaya Betawiadalah keterpanggilan & kecintaan atau pertanggungjawaban moral terhadap warisan kesenian Betawi. Tanpa itu omongkosong kita bisa eksis dikampung sendiri. Termasuk juga keperdulian pemerentahdan tokoh-tokoh Betawi pada seni budaya Betawi. Kita gak ngiri pada Wayang Orang Bharata dan Miss Tjitjih yang punya gedong pertunjukan sendiri dan dibantu pemerentah. Bertahun-tahun kite berteriak baru sekarang ada rencanabikin gedong kesenian Betawi.

Belum lagi kita bicara media. Di era otonomi daerah, kita kudunya bisa ditampilkan jadi bagian dalam isi kegiatan diTV. Kite gak pernah kebagian dan ditampilkan secara utuh. Ini juga salah satu yang lambat laun akan membuat seni Betawi punah. Untuk bisa tetap eksis, sanggar saya gak kudu nunggu bantuan pemerentah yang kalo ditelusuri nyakitin ati. Kite juga gak bisa nunggu bantuan dari lembaga-lembaga laen, karena untuk kesitu sulit, judulnye harus dengan proposal. Lha ... kite kecebur sumur mau minte tulung kudu ajuin proposal, bakalan kelelep terus. Saya di sanggar Si Pitungharus berjuang terus dan ingin mengajak semua ikhlas memperjuangkan seni budaya Betawi. Misalnya,kalo latian kite tekenin masalah bayaran, kasihan orang yang gak punya duit pas bayaran pasti gak datang latian. Di sanggar saya yangpenting kudu ngaji dan orangnya harus waras.

Dengan ikhlas, saya bisa kembangkan sanggar saya menjadi lebih manfaat dengan banyaknya tanggapan dalam palang pintu, baik hajatan atau even tertentu. Saya juga kembangkan seni Lenong dan Samrah yang Alhamdulillah sampe gini ari gak pernah dibantu pemerentah. Saya menilai, pada dasarnya yang menghancurkan seni budaya Betawi bukan orang luar, tapi orang dalem Betawi sendiri. Orang luar bisa gak peduli, tap orang Betawi malah masa bodo. Saya berharap pakem seni Betawi tetep dipertahankan tapi juga harus ada yang dikembangkan lebih atraktif dan kreatif sehingga menarik orang yang menonton. Kita usahakan menggunakan media televisi dalam melestarikan seni Betawi, karena sangat efektif dan ditonton banyak orang. Kite harus tuntut seni Betawi harus sering ditayangin di TV-TVswasta yang banyak dan berdomisili diJakarta (Betawi).

Sebenarnya seni Betawi gak kurangpanggung kalo Ormas-OrmasBetawi yang banyak jumlahnya juga ikut melestarikanseni Betawi dengan memberikan kesempatan. Setiap acara Ormas Betawi, kite liatlebih dominan pada dangdut, ogah pada seni Betawi, ini fakta. Ini kan artinyeorang Betawi tidak memberi tempat terhormat pada seni Betawi. Seni Betawicuma diperhatikan setaon sekali pada HUT Jakarta, dan cuma beberapa hari saja koq. Dinas-dinas Pemerentah dalam HUT Jakarta juga gak pake sanggar-sanggar seni Betawi, die pake orang luar Betawi. Apalagi sanggar-sanggar atau EO-nya punya orang dalem Dinas sendiri !!! Sudah waktunye tokoh Betawi dobrak kebiasaan Dinas Kebudayaan dan Sudin-Sudin di 5 wilayah kota yang gak kasih peran pada sanggar seni Betawi. Ini sama dengan KKN dan kudu dilaporin ke pihak berwajib.

Sambil menunggu ada tokoh Betawi yang mau dukung secara ikhlas moril materil, kite harus terus berusaha menjaga kelesatrian seni budaya Betawi sekemampuan kite. Kite gak bole lemah terus, kite bangkitin ke-Betawian kite dan rebut peluang dan ruang di kota Jakarta untuk terus tampilkan seni Betawi.

AMSAR A.DULMANAN (pengamatKe-Betawian)

Betawi agak terpinggirkan karena hanya diperalat oleh satu kepentingan. Saat lalu kita bikin gerakan Kongres Rakyat Betawi. Kita harus rebut Provinsi DKI Jakarta menjadi tempat tampilnya pemimpin Betawi. Kita usung harus Betawi Gubernurnya (saat itu 2003) dan akhirnya terwujud, tapi gak keliatan bukti perdulinye ame Betawi. Kegelisahan sanggar seni Betawi sudah jadi hal biasa karena sudah merata dan gak ditanggapi. Saya tangani sanggar anak-anak "Si Jabrik". Saya juga merasa penting untuk dilakukannya kemasan baru dan bagus dari seni Betawi.Butuh kreatifitas tentang problematika yang ada dan kita melihatnya sebagai tantangan. Harus ada juga perubahan dalam sanggar seni Betawi dalam isi seni Betawi. Selama ini klasik atau usang yang itu-itu saja.Dibutuhkan pemahaman kreatifitas dan mengolah isi seni budaya lebih luas agar bisa ditampilkan lebih baik lagi. Harus ada kemampuan mengolah isi seni budaya yang diaktualkan.Harus ada kewajiban merubahnya.
Selama ini kita juga melihat aspek menejerial belum rapih.Hal ini diabaikan oleh penggiat seni atau pemilik sanggar. Apresiasi ini harus diselaraskan dengan perubahan kota Jakarta yang makin pragmatis. Sikap dan perilaku kita terhadap keadaan dan produk budaya luar akan melupakan kita pada seni tradisional Betawi. Budaya Betawi sekarang cuma menjadi ingatan selintas-selintas saja. Contoh, dalam hal kuliner. Waktu saya selametan rumah,saya sediakan nasi uduk dan semur jengkol. Orang-orang protes dan saya diketawain.
Dalam menjaga keutuhan pelestarian seni budaya Betawi yang sangat penting adalah sikap profesionalisme. Disamping kemandirian sanggar yang tidak tergantung pada bantuan semata, tapi berpacu dengan waktu untuk berkreasi dan mencari tempat pementasan. Tapi kita juga harus tanya dan minta Pemprov.DKI Jakarta dalam pendanaan pelestarian seni budaya Betawi. Kalu gak ditanggapi,bila perlu kita mobilisasi massa menuntut hak kebudayaan Betawi. Kenapa tidak?
Yang tak kalah penting adalahkemampuan kualitas kompetetif dan rivalitas dari seni budaya daerah yang sudaheksis di Jakarta dan secara professional telah menjadi budayanusantara/nasional. Bagaimana dengan Betawi ? Kita juga harus mampumengembangkan perilaku kemandirian sebagai tuntunan sosial dalam pembentukan karakter pejuang. Di Betawi terlihat solidaritas sangatlemah, sehingga kita sulit membangun kekuatan berkesenian yang bisa teruseksis di Jakarta ini. Semua ini perlu study lebih mendalam sehingga kita siapmelakukan perubahan yang dimulai dari perubahan menejerial. Ke depan akan bisamenjadi potensi massif ke-Betawian dengan membawa pendidikan sosial bahkanmenjadi pendidikan ahlak sosial bersama.

IMRON TAUFIK (Rebana Biang )

Kondisi makin payah. Rebana biang hanya tampil sesekali saja. Memprihatinkan, apalagi seni ini hanya warisan turun temurun. Engkong saya nurunin ke babe dan terus ke saya. Sebenernye masih pengen terus bergerak tapi apa daya. Seharusnya seniman Betawi punya jiwa seni tinggi, jangan ngeliat duit melulu. Selama ini orang keluar masuk seni rebana biang karena duit. Sanggar saya bisa bertahan karena juga produksi alat-alat rebana dan marawis, tapi saya tetep perjuangkan agar Rebana Biang bisa eksis sebagai seni Betawi. Mudah-mudahan banyak orang Betawi termotivasi.

HAMDANI

Inginnya semua sanggar bisamanggung. Jangan seperti di Setu Babakan, yang manggung itu-itu aja. Banyak grup yang ditampilin keliatan gak kuasain kesenian Betawi tapi dipaksain. Kayaknya Sudin Kebudayaan punya kerjaan. Ada juga walaupun grup yang tampil lain-lain, tapi orangnya itu-itu juga. Ini perlu ditanya ke Dinas Kebudayaan, kenapa begini ???

BANG YASIN (Sanggar Ondel-ondel)

Seni pertunjukan ondel-ondel hanya seni Betawi yang diabaikan. Seni ini bertahan karena turun temurun, kesempatan maen sulit banget apalagi dines, gak peduli banget. Belum ada bantuan selama ini. Kalo ada yang bertahan karena jiwa seni dan cinta Betawi. Untuk jagain seni ondel-ondel, saya bikin alat sendiri, sederhana tentunya, karena gak ada bantuan sama sekali. Saya cinte seni Betawi.

Mpo TATI (Gambang Kromong)

Saya sering kecewa, pada LKB dan Pemda yang belon peratiin grup gambang kromong. Kite cinte seni Betawi, tapi kudu dikasi peluang tampil. Kapan ? Semua orang Betawi kudu peratiin,jangan dilupain.

YAMIN AZHARI (Teater Pangkeng)

Masalah kita dari dalam adalah jiwa seni dan cinte Betawi. Kalau teater sumbernye dari barat, tapi kite harus pelajarin. Jadi tampilan cerite Betawi bisa dibikin modern, biar lenong mungkin yang agak tradisional. Kalo dalemnye bagus, keluarnya pasti bagus. Kita harus kembangkan kreatifitas teater rakyat menjadi teater modern dengan mengkombinasi pakem tradisional dengan teori teater barat.

ADAMIRI (Samrah)

Masalah utama adalah dana. Kita juga kurang tanggapan/panggilan.Untuk mempertahankan warisan seni Betawi ini harus terobos media TV. Dengan begitu akan disosialisasikan kesenian Betawi lebih luas. Samrah sulit berkembang karena terbatasnya orang mau gabung main samrah.Juga karena lagu-lagu klasik (ketuaan) dan sedikit sekali. Diharapkan banyak diadakan festival agar samrah bisa terus tampil dan seni Betawi akan terjaga selalu.

ZARKASY (PPS Putra Betawi)

Kita gak pernah kompak dan solidaritas kita lemah. Saya jaga seni silat Betawi dengan masuk IPSI dan sebagai pengurus IPSI saya terus perjuangkan silat Betawi bisa terus eksis.Selanjutnya kita tumbuhkan semangat jagain warisan budaya kita. Selain itu kekompakan dan solidaritas harus terus ditingkatkan agar kita semakin kuat dikampung sendiri.

SATIRI (Sanggar Busana Betawi)

Kita prihatin cara berbusana Betawi tak lagi diperhatikan dengan serius. Abang & None Jakarta jarang sekalia jak sanggar-sanggar. Ada imej ga modern dengan busana Betawi, jadi jarang orang Betawi mau kembangin sanggar busana Betawi. Memang busana Betawi ada pakem ada aturannya. Usaha busana Betawi sebenarnya selain menjaga budaya tradisional, juga gak bakal merugikan. Dari segi bisnis oke-oke saja kok. Kita harus berjuang dan menciptakan kreasi yang bagus sesuai dengan pakem asli agar busana Betawi bisa diterima lebih luas.

H.TATANG HIDAYAT, SH. (Ketua UmumLKB)

Alhamdulillah baru periode ini LKB ada kajian budaya Betawi dan sangat serius mengulik serta menjaga budaya Betawi. Kalo tengok masa lalu, sanggar seni Betawi hanya bisa mengeluh. Hari ini kita ajak mereka untuk bangkit merebut masa depan lebih baik,Seni Betawi lenyap jika sudah tidak ada yang tanggap lagi dan tidak ditonton lagi. Maka kita harus upayakan pementasan seni Betawi. Kita berhadapan dengan derasnya budaya luar dan kalau kita tidak berbenah diri maka kita akan punah.

Untuk itu LKB tampil menata sanggar seni Betawi agar fungsi pelestarian budaya Betawi akan terus berjalan. Selain itu dalam peningkatan kualitas dan asas profesionalitas, LKB akan mengadakan pelatihan baik menejemen dan keseniannya. Dengan begitu LKB akan mampu mengembangkan budaya Betawi secara total, siap berkompetisi dan selalu tampil berkualitas. LKB sekarang tidak mengandalkan Pemerintah, karena mereka seharusnya WAJIB-NGERTI KEWAJIBANNYA, untuk itu LKB terus kerjasama dengan perusahaan-perusahaan besardengan memanfaatkan CSR- CSR mereka yang bisa kita gunakan untuk meningkatkan kualitas seni budaya Betawi.

Saya berharap kajian ini bisa jadi masukan untuk tujuan meningkatkan kualitas seni budaya Bedtawi dan sanggar-sanggar seni Betawi dapat tampil lebih baik sehingga kita jadikan Jakarta sebagai tempat kita, sebagai tuan rumah bukan sebagai tamu saja. Untuk itu harus ada niat dan kerja keras dan rasa bangga menjaga kelestarian seni budaya Betawi.

PENUTUP

Saya tidak membuat kesimpulan,karena diskusi ini akan dikembangklan lebih jauh untuk direkomendasikan kepada LKB agar karya nyata pemikiran sebagai konsep dasar pengembangan sanggar seni Betawi dalam binaan LKB akan bisa dijadikan pedoman (matharMoehammadkamal,17/8-2010)

Rabu, 04 Agustus 2010

= Bang Fauzi Jamin Kenyamanan Warga Berpuasa

http://www.fauzibowo.com/berita.php?id=2273

Bang Fauzi Jamin Kenyamanan Warga Berpuasa

Agar aturan jam operasional hiburan malam selama Ramadhan berjalan optimal, Pemprov DKI akan menggandeng elemen masyarakat untuk ikut membantu mengawasi.

Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo berharap seluruh umat Islam mau ikut memantau pelaksanaan tempat hiburan malam agar berjalan dengan baik.

Sesuai dengan Dalam Perda DKI Jakarta Nomor 10 tahun 2004 tentang Kepariwisataan, yang mengatur bahwa jam operasional tempat hiburan seperti karaoke, hanya dapat beroperasi sejak pukul 20.30 hingga 01.30 WIB.

Sedangkan klub malam, diskotek, tempat pijat, dan permainan ketangkasan sudah harus tutup sehari sebelum dan selama bulan Ramadhan.

"Pemerintah yang mengontrol Perda tersebut dan umat Islam keseluruhan membantu pelaksanaan. Saya jamin pelaksanaan ibadah Ramadhan tahun ini berlangsung aman," ujar Bang Fauzi, Selasa (4/8).

Imbauan Fauzi Bowo mendapat respon dari Ketua Umum FPI, Habib Rizieq. FPI, kata Habib Rizieq, memiliki komitmen untuk membantu melakukan pengawasan

"Kami akan mendorong polisi dan Satpol PP untuk mengawasi. Kalau mereka diganggu, maka kami siap membantu," tegas Habib Rizieq.

Gubernur Fauzi Bowo juga telah meminta Kasatpol PP Effendi Anas bersama Habib Salim (Ketua DPP DKI FPI) untuk membicarakan tetang pengawasan bersama secara efektif.

Pemerintah DKI juga sudah mengundang Kepolisian dan berbagai pemangku kepentingan lain untuk bersama-sama memantau pelaksanaan perda ini.

"Pengawasan ini Insya Allah akan berjalan lancar dan baik, sehingga tidak ada disrtorsi dari berbagai unsur yang bisa mengalihkan umat Islam dari fokus beribadah di bulan Ramadhan ini," tukas Bang Fauzi.||bim/b8

= Forum Kajian Jumatan

= Mathar Moehammad: PEMULUNG Part-2 oleh : Salsabila Qurrata a'yun



PEMULUNG Part-2 oleh : Salsabila Qurrata a'yun

Monday, July 26, 2010 at 10:10am

tiada kata lelah ia keluarkan.
tiada kata cape ia tunjukan .
ia hanya sedang berjuang melawan nasibnya.

ia hanya mencari sesuap nasi untuk ia makan.
ia hanya ingin bisa hidup di dunia ini.
sejujurnya ia TIDAK mau melakukan pekerja ini
tapi hanya dengan ini ia dapat bertahan hidup sampai sekarang .

ia tidak peduli berapa kuman yang nempel di badannya
ia tidak peduli bau yang ia cium
ia pun tidak peduli kalau ia sakit .
ia tidak peduli kesehatan.
ia tidak peduli harus makan di tumpukan SAMPAH .
yang ia pikirkan hanya bekerja untuk makan .

bersyukurlah kau yang masih bisa bertahan hidup dengan kekayaan kalian dan harta kalian .
Jangan kau lupakan orang* disekitar kalian yang sangat memerlukan sedikit dari harta kalian .

tetaplah kau tersenyum wahaii bapak pemulung ..

(Salsabila Qurrata A’yun, ini anaknya Mathar Moehammad)

= PESAN PENDEK BANG H.RIDUAN SAIDI (REVISI-2)



PESAN PENDEK BANG H.RIDUAN SAIDI (REVISI-2)
Sunday, July 25, 2010 at 11:00pm

Tentang ETNOLOGI BETAWI

Ada 3 kemungkinan asal nama Betawi, yang pasti bukan dari Batavia. Betawi sudah disebut dalam Babad Tanah Jawa.
1, Berasal dari kata PITAWI dalam bahasa Melayu Polynesia Purba yang artinya larangan. Mengacu pada kompleks bangunan Ramane leluhur Batujaya.
2. Berasal dari bahasa Melayu Brunei yang artinya GIWANG. Dalam eksavasi Babelan banyak ditemukan giwang.
3. Berasal dari flora cassia glauca familie papillonaceae, yang banyak tumbuh di P.Jawa dan Borneo. Flora jenis lamtoro (cassia) ini disebut GULING BATAWI. DIsebut guling karena kayunya bulat dan mudah diraut. Setidaknya penamaan ini pada masa Bronze III SM-I SM.
Asal Betawi mungkin sekali dari yang ketiga. (RS : 08/06/2010 : 07.34.38)

Dari teori linguistic, vocal akhir “ia” dalam bahasa Betawi tetap diucapkan “ia”. Metafisis konsonan (P,V,F) tetap menjadi (P,V,F). “b” tak pernah menjadi “w”. Maka tak mungkin Batavia menjadi Betawi. Ini terjadi karena kedunguan yang bersangatan pakar generasi Muhajir, Abdurrahman Suryomiharjo, R.Moh.Ali. SEKARANG SEGALA KERUSAKAN PEMAHAMAN TENTANG BETAWI YANG MEREKA BUAT HARUS DIBENAHI.
(RS : 08/06/2010 : 09.01.38)

Metafisis perubahan kata dalam ucapan Bates=> Wates. B jadi W. Cobek jadi Cowek. Tapi (P,V,F) gak pernah jadi W. Paku bukan Waku. Mustahil Batavie jadi Betawia=>Betawi. Berdasarkan teori linguistic BATAVIA ga bisa jadi BETAWI. Arab gundulnya dalam naskah lama => BA-TA-FA-ALIF-YA. Sedangkan dalam arab gundulnya Betawi terdiri dari : BA-TA-WAW-ALIF-YA. Semua naskah kuno Betawi dalam Arab gundul. Tidak dalam palawa. Arab Gundul baru dipake awal abad XVI (tanda tangan Wak Item). Bukti lain belum ditemukan. Naskah-naskah Sunda tentang Betawi dari Abad XIX mereka sebut ini negeri Kalapa. Naskah tua (abad XV – XVI) yang sebut negeri Betawi cuma Babad Tanah Jawa. Rupanya sebutan Betawi meluas jelang VOC-1619, mulai dipake oleh orang-orang belah timur baru ke tengah.
(RS : 08/06/2010 : 19.13.16)

Suku bangsa soal etnologis. Biologis bicara dulu baru tradisi. DNA mutlak suku bangsa Betawi adalah melayu. Bukan Melayu bukan Betawi. Ini Etnologi. Kalo untuk gaul, Putin, Hugo Chavez, Bang Ki Moon, Kim Jo Il, Monalahonda, Heuken,Lance Castle, Alwi Shahab, David Kwo, bole-bole aje dibilang Betawi. KALO BICARA ETNOLOGI BETAWI ITU MELAYU.
(RS : 09/06/2010 : 21.54.59)

Betawi urus diri sendiri bereskan makna Betawi dalam konteks etnologi. Haplotype Betawi jelas mengandung lebi banyak migrasi melayu walau terdapat juga migrasi Sunda. DNA Betawi mengandung chromosom2 yang tendensinya dapat diformula. Cina, Arab, Jerman, Aussie, yang disini mo ngaku apa, bukan urusan Betawi dan suku-suku bangsa Indonesia, itu urusan mereka. Ngaku apa saja dalam arti gaul find-find lah. Dalam arti etnologis op dulu. Ada metodologinya. Bukan ehwal setuju off niet. Ini urusan elmu. (RS : 09/06/2010 : 22.06.05)

Kalo demi pergaulan mo bilang Yasmine, Alwi & Ali Shahab Betawi oke2 aja. Idem David Kwo, Monalahonda, juga Lance Castle, oke, Betawikan-lah, tapi demi gaul. Bukan etnologi. Osama bin Laden, Baader Meinhoff dibilang Betawi, bilang aja, tapi bukan etnologi.
(RS : 10/06/2010 : 08.40.30)

TENTANG MELAYU BETAWI

Siapa pernah dengan Ayun Ambing Nyi Mas Saodah, Figurku Tutty Daulay, Cente Manis oleh Iroh. Ini semua RINTIH Egypt. Rintih (bahasa Egypt) bukan Hymn atau Psalm, tapi nyambat. Ini tak dikenal dalam tradisi Arabian Desert. Orang Malayalam sebut Ghazal, tembang Jawanya Nyi Condrolukito, Minang saluang. Pribumi Indon ashlei sudah punya nyanyi ribuan taon sebelum kedatangan Cina,Portugis, Gujarat, Belanda, Inggris, Arab Yaman. Indon dulu bertamadun. (RS : 08/06/2010 : 22.16.35)

Lagu Melayu bukan dari Arab. Arab dan kita ngambil dari music reliji Mesopotamia & Egypt. Rabab pesisir Sumbar 100 % Egypt. Lagu-lagu dalem Gambang Kromong, tembang Cianjuran, Melayu klasik berasal dari RINTIH (Egypt). Sunda sasambatan, Betawi nyambat. Rebab ajeng 100 % Mesopotamia, juga medouan Campa. Perkusi TAR, Rebana dan Dur (Bengkulu dol) : Gendang dari sono. Ini terjadi dalam silang budaya 2300 taon silan. Routenya : Egypt=>Maladewa=>Cocos Island=>Malabar=>Christmas Island=>Campa=>Sumatera & Malaysia-Jawa bagian barat.
Lagu-lagu Arab Yaman malah baru masup taon 1920an. Egypt kesini cari rempah2 untuk balsam Pharao dan belajar tattoo dari Mentawai. Arab dan Cina jaman kemariin. Tak ikut nge-ASAS peradaban Melayu Betawi. Secara lengkap dibahas dalam buku Ridwan Saidi :”Sejarah Jakarta dan Peradaban Melayu Betawi” (RS : 08/06/2010 : 22.55.11)

The Time of Table History Rockefeller Center : 2500 SM-2000 SM bangsa2 Melayu (include Betawi) dah kenal teknik agrarian modern. Pada masa itu diperkirakan terjadi silang layaran. Melayu-Polynesia vice versa (Reff catatan Gereja di Inggris bangsa Melayu sudah menclok di Peru). Bangsa Polynesia (Maori dan Samoa) telah hinggap di Nusantara dan Campa. Abad VI SM – II SM kedatangan bangsa Egypt di Sumatera dan Jawa (Geographia). Abada III SM kedatangan Yahudi Egypt (Tambo Minang). Strukturisasi ethnographic Betawi berlangsung 27 Abad sampe berdiri Syalakanagara. Susunan Chromosom dalam haplotype Betawi in optima forma. Gak bisa terima migrasi sperma yang ubah geneologi Betawi. Gak terdapat bukti genetic Arab or Cina dalam haplotype Betawi. Secara etnologis, Cina dan Arab gak bias di-Betawi-kan. (RS : 10/06/2010 : 07.55.27)

Dalam era exile from Egypt, Moses pisah dari Jew. Jew kembangkan sendiri agamanya & mitosnya termasuk Ten Commandements. Musa Egypt dipake merek dagang, padahal Judaisme telah menyimpang dari monotheisme Musa yang bukan saja larang gambarkan figure Tuhan, tapi juga kasih nama pada Tuhan. Judaisme lanjut dan buat testament Schema Joesril Adonai Elanahu Adonai Ekhod, tak ada adonai-adonai lain jadi Tuhan kita selain adonai yang satu itu. Itu Jahveh Deotoronomy. Moses jadi Moses Midian dan bertremu pendeta Jethro (Islam Syuaib) dan jadi menantunya. Deotoro Moses dan mertuanya ajarkan terus faham monotheismenya sampai Jew bunuh Musa. Tak jelas nasib Jethro Torah 100 % bikin rabbi-rabbi dan ditulis pada abad 10 SM. Monotheisme Musa jadi “Agama Leluhur” yang kelak sebarannya sampe Indon dan berakar kuat. (RS : 23/06/2010 : 12.19.48)

Maat (baca : Ma’at) bahas Egypt, artinya “thruth of justice”, Kanon, 1358 BC, was an Egyptian Father of Monotheisme, mengaku dirinya Maat. Dalam masa kuasa 17 tahun saja dia bikin sekole igame yang sala satu muridnya Musa. Banyak orang Betawi namanya Ma’at. Ini bukan dari ngomong lebih “amat” tegen (lawan) kata ma’at=> pa’at (curang). Madi pa’at bener. Kajian bahasa Betawi gak akan pernah prima jika tak pelajari Egypt, Hebrew, Maori, dan Samoa. Morfologi berulang zig-zag : srantal-sruntul, lenggak-lenggok, pengaruh Ibrani. Kata lain misalnya nignus, morfologi linear : Nyap-nyap, tete, pepe, pengaruh bahasa Egypt. Te (maori)= yang dimuliakan, tete=yang kasih kesuburan. Pe (Egypt) => mulut. Turun ke bawah pepe (mulut yang lain)
(RS : 23/06/2010 : 14.45.16)

Jago psyicho analisis Sigmund Freud di bukunya MOSES & MONOTHEISME, 1937, bantah Musa adalah Jew. Dalam etomology Hebrew Mosche (ejaan Hebrew)=> si Pembuang apapun. Freud ragukan Ratu Mesir tau etimology. Kata Freud, Moses bahasa Egypt adalah anak. Ra Moses (Rameses) anak ra. Freud kata Moses dibuang ke air bukan berari Nil tapi Wadi. Tradisi Raja buang anak era Mesopotamian. Raja Zargon 2800 SM juga dibuang. Why ? Raja percaya omong dukun, tu anak akelak bahayakan dirinya. Moses anak Pharao, kelak dapat Aman Hotep IV pelopor monotheisme XIV SM dari Dinasti XVIII. Era dinasti XIX agama Egypt balik ke Polytheisme, Jew dihajar, Moses tarik Jew yang agamanya ga jelas ke monotheisme. Era ini Moses yang dibantu Aaron (brother incredo) sering debat Pharao=>exile.
(RS : 26/06/2010 : 11.22.11)

CATETAN SAYE :
Bagi saye keikhlasan bang aji Riduan kirim pesan singkat (SMS) pada saye merupakan anugerah dari Allah Swt. Rasanye kayak belajar jarak jau. Ampir ga ade yang mau ngajarin seperti bang aji Riduan Saidi. Biar kate die gak mau,saye tetep ngerase bang aji Riduan adalah guru saye.
Penguasaan ilmu, khususnye sejare ame budaye Betawi dan Melayu boleh dibilang ampir ga ade tandingannye. Apelagi setelah bang aji Riduan Saidi dijadiin Sejarahwan & Budayawan Betawi dari Universiti Kebangsaan Malaysia.
Gayanye nyang ceplas-ceplos, terbuka dan segar kalo lontarin pemikiran, supaye kite gampang ngerti. Bang aji Riduan tetep begitu dalam gaye pemikiran dan tulisannye. Al Haq, die gak utak-atik logika dan perasaan untuk nyenangin orang atawa dikaitin cumin ame urusan perut doank.
Ma kasi bang aji Riduan, saye tunggu terus SMS-SMS nye….(matharmoehammadkamal/Juli 2010)

= Mathar Moehammad: PESAN PENDEK BANG H.RIDUAN SAIDI (REVISI-1)


PESAN PENDEK BANG H.RIDUAN SAIDI (REVISI-1)
Sunday, July 25, 2010 at 9:44pm

PENGANTER SAYE

Gak ade orang Betawi yang bisa nyaingin bang haji Riduan Saidi dalem urusan pesan singkat (sma). Kalo ngirim sms ke saye,kayak dosen kasih 1 paket kuliah,panjng dan berisi. Apelagi kalo atinye lagi jembar, mangkinan kentara sumanget beramal kasi ilmu pengetahuan kepada saye. Keliatan banget die ikhlas. Pan,bang aji Riduan dikenal sebage sejarahwan ame budayawan betawi ame melayu. Beruntung banget saye dikirimin sms nyang isinye kayak nyimpulin 2-3 buku pelajaran tiap sms
Ibarat belajar jarak jau, saye merase sangat beruntiung banget. Hatte tu pesen pas nyampe bikin hape saye bebunyi kayak rentetan petasan, tetep saye demen. Pokoknye,gaye serius,ngocak,nyindir,marah, semua campur aduk dari semue sms-nye. Luar biasa.

Bekenaan saye lagi ngulik sejare sual Fatahillah,Labuhan Kalapa, Wak Item dan koreksi tanggal 22 Juni nyang jadi HUT Jakarta, sebagai perjalanan sejare orang-orang Betawi. Maklum aje,saye yang rada tolol kudu wajib nyari tambahan literature buat ngelengkapi argumentasi dalam rangka pembuktian sejarah yang salah. Kalo saye yang lagi TELMI,bang aji nyindir dan bahkan nyemprot ame kate-kate gaya khasnye. Khususnye kalu saye ngebalikin jawaban sms-nye gak pas menurut bang aji.

Biar kate die gak ngakuin,saye tetep aje merase sebagai murid beliau. Buktinye die tetep dan selalu,ampir tiap malem ngirim sms nyang isinye informasi pengetahuan sejarah. Bang aji juga ngelayanin sms-sms saye yang rada naïf,selaen masih terus ngelayanin pertanyaan atawa sanggahan saye. Saye tulis semue sms bang haji supaye ade nyang mau ngambil hikmah tentang sosok & pemikiran bang aji Riduan Saidi sebage sejarahwan dan budaawan Betawi ame Melayu. Mangkenye saye mulain dari sms pertamenye nyang bikin saye tambah sumanget :

SMS Nyang Pertame :
Ilmu kayak cewe, kudu dikejar untuk mendapatkannya. Siape nyang kuat dan tekun mengejar pasti dapati ajaib. Selama ini argument depan mata ga terlihat. Mak saya bilang kalo cuman goyang lontar (diem aje) biar bulu kethek cine, lu gak dapet. Ilmu kayak rejeki, dapet satu laen-laen nyusul. Nyang susah dapetin yang pertame (RS : 16/05/2010 : 20.59.59)

SMS Nyang Kedua :
Kate orang Betawi, orang mati ga same ame kedebongan pisang. Kalo kite mencari kebenaran sejarah, fadhilahnye sejuta kali lebi hebat dari khaul memulihkan nama tokoh yang selama ratusan taon jadi korban sejarah. Misal : wak Item, Jenar.
Niscaya amalan yang jadi washilah yang akan menolong kita segala urusan atas ijin Tuhan. Jayakarta=>Jacatra (1619)=>Batavia(1620)=>Jakarta yang diresmiin Jepang 1943. Tanggal bole suka-suka. Ide bagus kalo ade nyang mau tetapin HUT Jakarta baru. (RS : 17/5/2010 : 20.09.12)
Catetan saye : Ini berkaitan dengan tulisan saye tentang 22 Juni Bukan HUT Jakarta.

SMS Nyang Ketige :
Saya dapat koreksi kawan saya yang faham bahasa Sunda Kawi, katanya palatehan itu percikan api. Saya terima pendapat ini sebage sikap sekarang saya anut. Artinya dijuluki Fatahillah “pemercik api” karena bakan Betawi. Porto tulis fatahillah sebage palatehan, patut diduga dengan kesadaran palatehan bukan tokoh yang disukai di Betawi (RS :17/5/2010 : 23.37.26)

SMS Nyang Keempat :
Wawasan aji Mantari diperkirakan ditulis setelah penyerbuan Labuhan Kalapa sebelum VOC, menyebut ni negeri Betawi. Sang penulis saking marahnya karena negeri Betawi dirampas dan dirusak, katakana negeri Betawi sudah jadi “kota tai”. Julukan ini terkenal oleh mahluq Mimin Saleh diplintir jadi Betawi = bau tai…bukan !!
Ini kota jadi “kota tai” ditangan palatehan. Ribuan rumah yang die baker puluan taon gak diurus. Ahkmad Djaketra, pengganti Tubagus Angke, rendahin mualim-mualim Betawi (hikayat Tumenggung Al Wazir). Banten marah, Jakatra di-re call pas serangan VOC. Jayakarta langsung dibawah Banten. Mereka ngacir ngulonin. Betawi lengkong megatin mereka, ratusan mereka mati. Yang restan jadi kang minta minta bawa-bawa batok… persaben. (RS :17/5/2010 : 23.37.27)

SMS Nyang Kelima :
Sosok Wak Item, sumber out of space dan Babad Cirebon :
1. Dari photo salah satu sudutr Musium Bahari, ia kepotret badan dedek bermahkota emas (pas babad Cirebon). Tingi 162, kulit bersih, sarung golok mas beroda, telanjang dada, besebret batik.
2. Istri 3 : Betawi, Cina dan Porto. Karenanya dia bias bahasa Porto, dia penterjemah negoisasi ama Porto. Saat wafat kira-kira 34 – 40 taon.
3. Wak Item julukan (Wak Jago) aliran pencak silat Xabandar mengacu ke dia.
4. Asli Mandi Rancan (pasar ikan)
5. Sehari-hari dengan 20 staf pengawal pimpin pabeyaan (museum Bahari)
Saat serbuan palatehan baker dulu Mandi Rancan malam, tur Pabeyaan, sampe bangkrut tempat yang angus dibiarkan. Mandi rancan dibeli ameVOC (Jl.Kakap) Jayakarta lokasinya di Hotel Omni Batavia (RS:18/5/2010 : 07.42.09)

SMS Nyang Keenem:
Guru Marsan salah satu tokoh masyarakat Betawi dari Tangerang nyimpan golok panjang yang pernah dipake gorok leher tentara Palatehan. Die bilang Cuma haji Riduan nyang bisa nyimpen. Di rumah nginep 10 taon. Sekarang saya titip di museum Pitung Marunda. Yang dibilang bendera Jayakarta itu wafaq orang jatinegara kaum yang mengaku keturunan Pangeran Jayakarta. Padahal mereka eks kuli tebang puun abad XVIII di Cinanegara /Jatinegara. (RS : 18/6/2010 : 08.00.23)

SMS SeorangSahabat buat Riduan Saidi.
Cam, ente kan Betawi tenga, Mentengan pan. Ane water. Umpama DNA ente dikeker haplotype ente ngandung unsur-unsur kedekatan ame gen Yesus. Ana juga sih. Pereksa gen ambil garis emak. Internasional gituh. IPB ude test Betawi DKI ama Bekasi sample 52 kantong pemukiman. Hasilnye kite-kite geneaologis terdekat ke Melayu, dekat ke Sunda, cam (harap jantung ente kagak coplok)
Kalo melayu garis gen Egyptio-Hebrew->Ceylon->Champa->Sumatera->BETOKAW-> Tasik Malaya(Kampung Melayu). Garis ini namanya Yudea-Malayalam.Dalam daghregister 2/7/1541 ada laporan Da Silva,orang Porto. Dia kata di Karawang dekat Tanjung Pura ada Tasik Malaya (Kampung Melayu Betawi) dibawah kerajaan Yudea Carti, Rajenye Ki Agas Kintal. Ini Batujaya. Ana sering kesini. Ini dare kite (RS :18/5/2010 : 10.15.46)

SMS Laennye-1 :
Kompleks agama Batujaya abad II SM ada kata PITAWI=kota larangan/forbidden city. Ada kerajaan terdekat, Syalakanegara yang berdiri taon 130 M. Dalam Mandala Judeo-Malayalam, nama suku, kerajaan mengacu pada agryppa (bunga), seperti : Champa, Perak (Malaysia), Syalaka. Ada yang bermakna leluhur sepeti Sabak (Jambi), Sabah (Malaysia), keduanya dibaca Saba’. Judeo-Malayalam, peradaban pra-Hindu Budha dikawasan tersebut. Peradaban ini mempertemukan entitasa Asia Barat, Egypt, Brahmansme, Melayu dan Polynesia. Migrasi Judeo-Egypt akibat kampanye militer Alexander The Great (IIISM). Migrasi sebelumnya dimasa Exiled Babylon (V SM). Peradaban ini bertahan sampai IV SM. Jejaknya dikawasab adalah dialek lokal.
Sumbangan peradaban tokoh spiritual besar (lahir IV SM) sebutannya OWLOH (Champa, Pesisir utara DKI, Jabar, Jateng, Binthuan/Bintuhan-Vietnam/Bengkul, dibata raja (Tapanuli). Babad Tanah Jawa ditulis pasca jatuhny Majapahit (1476) : “Para sayyid akeh kang tumeka ing tanah Jawa, manggon ing tandes, gede kramate, nganti lumebering Bali, Banten, Betawi, Cirebon, Benang lan liya liayanne”.

VOC ganti nama Jacatra dengan Batavie 1628 at least 128 taon setelah Babad sebut Betawi. Jadi Betawi bukan dari Batavie. Kata Babad Tanjung Jaya, sebelum Sunan Gunung Jati dating ke Cirebon, di wilayah Pajajaran sudah banyak yang masuk Islam. Jadi TIDAK BENAR alasan Gunung Jati perintahkan Fatahillah SERBU Kalapa dengan alasan Islamisasi.
Tagaril dianggap nama laen dari Fatahillah versi Porto, sebenarnya ejeken orang2 Melayu Betawi pada dia. Orang Sunda mengejeknya Palatehan=pemercik api. Betawi ledek “TAKARIRI” dari Melayu Polynesia Purba artinya Pembawa Amarah. Porto mengeja Tagaril
(RS : 18/05/2010 : 11.00.05)

SMS Laennye-2 :
Orang kayak Heuken langsung godek ama sumber-sumber local. Metode perekamandata wawacan (sumber local sunda) sama ama PerjanjianLama yang baru ditulis 19 abad kemudian setelah selama ini peristiwa dipelihara sebagai data relevata. Ia heran, Ziu Sudra jadi Noah, tapipokok peristiwa sama Wawacan Aji Mantra yang paling banyak berkisah tentang peristiwa 22 Juni 1527 yang ditulis menjelang keambrukan Jakarta. Ada tenggat sekitar 50 taon. Ini didustakan Heuken. Akhir kerajan Syalakanagara IV M, Wangsakerta XVII M,terpaut 13 abad. Bandingkan dengan Perjanjian Lama yang terpaut 19 abad terhitung kejadian 2908 SM. Sulit saya bisa respek ke peminat2 sejarah kayak Heuken atau arkeolog kayak Sedyowati. Paling2 kalo diadu ama mereka,yang udah-udah saya gebukin (RS :19/5/2010 : 14.58.31)

Mbah Priok meninggal taunye taon belasan abad 20, Tiga pulu taon setelah haven Priok dibuka. Unur Gesang 10 taon. Dayung ditancep jadi puun tanjung dan si Mbah Priok suka bawa-bawa priuk kesana kemari, jadi kisah kosong. Paling-paling juru da’wah. Melayu-melayu udah Islam setidaknya 4 abad sebelon si Mbah dilahirkan. Si mbah dilupain orang, padalah peristiwanya belon dua bulan. Persoalan sejarah dan budaya selesai. Tinggal hukum yang menyangkut soal tanah. (RS : 22/05/2010 : 22.18.34)

Kasus mbah Priok beri pelajaran penting. Pejuang-pejuang “mbah” crossed batas-batas sensitifitas penduduk asli. To some what so called aspirasi Islam belum mampu. Pejuang-pejuang mbah hadapi ini sual ke-Indonesiaan fungsi sigma local genus. Dalam ruang ini pula Palatehan digugat kewenangannye sebage orang asing yang campuri kebijakan kerajaan Sunda Pajajaran. Atas nama apapun itu dilakukan, Palatehan ga bisa dibenarkan.
(RS : 22/05/2010 : 22.51.13)

Membenam Betawi sebage suku yang gak perne ada lalu munculkan mereka pada abad XVIII sebage keturunan budak merupakan KEJAHATAN AKADEMIK yang dilakukan oleh orang asing/Lance castle (Aussie) dan didukung ahli2 lokal WNI keturunan : Heuken, SJ,ML,YS,J. dalam sensus penduduk 2010 orang-orang ini kesulitan mengindentifikasi diri sebage suku ape. DIantara mereka tentu tanpa malu ada yang sebut dirinya BETAWI. Mo kata suku Jakarta ga ada. Kata orang Betawi, lu makan deh pencarian lu…!!!
(RS : 23/05/2010 : 19.54.00)

Pemimpin formal,mereka ada jabatan tertentu, atau eksistensinye diakui penguasa. Betawi Abad II M, Aki Tirem, 14 abad kemudian Wak Item, Xabandar Kalapa. Jaman Deandels, Bapak Slamat Betawi diangkat Pangeran di arak2. “Sekneg”. Gunseikanbu Jepang 1943 Cuma catet 3 orang Betawi terkemuka dari 300 di Jawa. A.Manaf, Dahlan Sapii dan Muhtar Tamjid, ini tokoh formal. Kalo yang non formal rame, Cuma sejarah secara resmi ga catet. Anak Betawi kudu masup strata formal. Jadi jago ga ada yang bisa liwatin Pitung. Jadi ustad ga bisa liwatin Syekh Juned Betawi. Ilmu…3x, itu koncinya. Kalo cari uang konci uda sukses. Kos2an banyak. (RS :30/5/2010 : 21.39.44)

Ulama Betawi yang hebat Ki Alang, era Achmad Djaketra, jadi raja kali Besar (sekarang Omni Hotel). Ki Alang bisa ajar monyet baca kitab. Satu-satunya ulama Indon yang diangkat jadi Imam Masjid Al Haram, syekh Juned dari Kp.Jembatan 5. Tu orang bedua ga ada lawanlah sampe sekarang. “Sekneg” era Deandels, orang Betawi, Bapa Slama. Gila !! Belande bisa, Perancis oke. Hebat. Pitung oke. Tapi masa “Pitung2an” terus. Aki Tirem bikin kerajaan. Abad II M Kitab Yunani Geographia 161 M catet karya dia. Wak Item 1521 udah diplomat, sebab bisa Porto. Ke Malaka dah dia. Sekarang ngapain kite ?
(RS : 30/5/2010 : 21.59.53)

M. Tahir, 1909, ketua Budi Utomo Veltevreden. Ni Betawi pidato di Kongres BU pake pepata2 Betawi, orang bingung. Tapi dia No.1 ngejerit Betawi sulit ditrima sekola Belanda. Ni Uyut benar, kalo elmu laduni gak ngalain gurunya Naipin. Pitung jadinya cucu murid ke dia. Naipin bisa keluar dari dimensi waktu. Jem ga beroba kalo dia pegi2an. Tapi ni elmu buat apa sekarang ? Anak2nya aja jadi pengarang. (RS : 30/5/2010 : 22.13.29)

Tulisan tentang Cina Benteng kemaren Saptu di KOMPAS hambar. Benteng bukan kastil. Nama puun. Di Ciampea juga ada kampung Benteng. Malaka puun, Koja salam koja, Makasar dulu Bugis. Kp.Makasar di Jaktim sama rumputan. Ambon juga puun segede sengon. Di Parung masing ada, pas di pasar. Kp. Jawa bener ade. Pondok Cina ade. Kampung Melayu 3 : Teluk Naga Mester, Batujaya. Ada Bendungan Melayu ada tanah Melayu. (RS : 31/5/2010 : 19.54.03)

Petojo itu pituju, direction. Kerna ada kali kawin dekat RS Tarakan. Arus aer nyagak. Kp. Bali tempat orang2 Bali? Nehii !! Bali=melingkar. Dari Tenabang Bukit keliatan kayak spiral. Kp.Serani emang bekas orang kresten. Sebelon Belande datang tu Kp. udeh begitu namanye. Nyang ngeri Kp.Gusti. Ini sama juga Kranggan dan Pademangan. Kp.orang pangkat2. Bukan kp.Tuhan . Kp.Tomang? Ini Susah. Sunter ? idem. Rawa Sabung, ? ngeri, dimane ? (RS : 31/5/2010 : 20.10.39)