Minggu, 04 Juli 2010

= Mathar Moehammad: DRAMA TARI "SANG SYAHBANDAR PALANG DADA PELABUHAN KALAPA"

Mathar Moehammad: DRAMA TARI "SANG SYAHBANDAR PALANG DADA PELABUHAN KALAPA"

DRAMA TARI "SANG SYAHBANDAR PALANG DADA PELABUHAN KALAPA"

(Sang Syahbandar,tontonan bingungkan sejarah Betawi)
Sabtu 3 Juli saya nonton Drama Trari berjudul Sang Syahbandar Palang Dada Pelabuhan Kelapa di Anjungan DKI Jakarta TMII. Dengan 2 layar lebar disisi panggung,diterangkan dalam synopsisnya sejarah sang Syahbandar. Sayang dalam pagelaran yang didukung puluhan orang tersebut, saya KECELE, gak dapatkan hikmah tentang kesejarahan sang Syahbandar.
Dalam synopsis disebutkan bahwa tahun 1333 Ratu Kiranawati pimpin krajan Tanjungjaya yang kemudian diperistri Surawisesa putra Prabu Siliwangi. Menurut H.Ridwan Saidi, Surawisesa berkuasa tahun 1521-1535,sedangkan Kiranawati wafat 1579. Tanjungjaya sendiri adalah krajan bawahan. Juga dalam synopsis tersebut diterangkan bahwa Ratu Kiranawati mengangkat adipati Yasa Mura (kayaknya nama Jepang) sebagai Syahbandar Kalapa, karena kehebatannya yang mumpuni. Tugasnya cuma jagain keamanan Palabuhan Kalapa?. (beda dengan Wak Item Xabandar Kalapa, dengan penguasaan bahasa Cina dan Portugis mampu mengadakan Pakta Perdagangan dengan Portugis yang dituangkan dalam Prasati Padrao/RS)
Yasamura adalah nama baru yang saya tahu,karena selama ini banyak literature menyebut penguasa Labuhan Kalapa adalah Wak Item dengan jabatan Xabandar Kalapa. Dalam pentas tersebut Yasa Mura pake piso raut,tapi kalo Wak Item gunakan golok dengan rante emas. Jika benar Yasa Mura adalah Wak Item,tentu ada pengetahuan/info baru dalam sejarah Bandar Kalapa. Maka perlu kiranya penulis cerita,sutradara dan produsernya menjelaskan keraguan saya ini. Karena (se-olah2) tontonan ini mau ungkap sejarah Bandar Kalapa dan kota Jakarta. Sejatinya tontonan ini cuma sekedar tontonan belaka. Sebagai kreasi seniman teater dan tari, bolehlah, tapi jika dikaitkan dengan kesejarahan sangat membingungkan. Kalaupun dipaksakan bisa kita sebut karya fiksi ilmiah2an.
Kalau kita gak koreksi berarti kita gak peduli terhadap upaya pelurusan sejarah Betawi dan Jakarta. Setiap pengungkapan cerita sejarah dengan media apapun harus sejalan dengan catatan sejarah bila pementasan bermaksud mengungkap tokoh sejarah dan kesejarahan.
Dalam cerita tersebut,diakhiri munculnya sekelompok orang yang menghancurkan Yasa Mura dan pasukannya tanpa penjelasan rinci sebenarnya ada peristiwa apa ?
Sekarang ini ungkapan sejarah Betawi kerap dimanipulasi demi uang. Ungkapan sejarah Betawi ga peduli lagi dengan fakta dan data sejarah sebenarnya,apalagi untuk mensukseskan sebuah tontonan. Bila terus dibiarkan,maka pada akhirnya sejarah Betawi akan dianggap sebagai dongeng belaka dan bebas dipentaskan lewat media apapun karena dianggap sebagai tontotan yang menghibur saja. Ooooh…Betawi.. Nasibmu akan malang nantinya….(TMII,3 Juli 2010/MMK)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar